Acara TV Swedia Menghina Erdogan Habis-habisan, Turki Marah
loading...
A
A
A
STOCKHOLM - Sebuah stasiun televisi Swedia telah membuat pemerintah Turki marah karena menampilkan acara satire yang menghina Presiden Recep Tayyip Erdogan habis-habisan.
Acara itu menampilkan Kadir Meral, seorang satiris Swedia-Kurdi, yang melontarkan penghinaan terhadap Erdogan dalam bahasa Kurdi selama sekitar dua menit.
Satiris itu menggambarkan sosok presiden Turki "bodoh" dan "botak". Dia juga menyindir kebocoran pipa gas bawah laut Nord Stream sebagai kentut Erogan karena kebanyakan makan kebab.
Acara satire mingguan di stasiun televisi SVT itu bernama "Svenska Nyheter". Tayangan yang mengejek Erdogan tersebut berlangsung Jumat pekan lalu.
Dalam acara itu, juga ditampilkan gambar tiruan dari Erdogan yang bertelanjang dada mengenakan celana renang dan terjerat dalam bendera Kurdi. Gambar lain menunjukkan sosok tiruan Erdogan mengenakan jilbab.
"Kementerian Luar Negeri Turki hari ini [Rabu, 5/10/2022] memanggil duta besar Swedia untuk Ankara, Staffan Herrstrom, karena siaran di televisi Swedia (SVT) yang berisi pernyataan dan gambar menghina terhadap Turki dan Presiden Recep Tayyip Erdogan,” tulis kantor berita Anadolu, mengutip Kementerian Luar Negeri Turki.
"Herrstrom diberi tahu bahwa ekspresi dan citra yang kurang ajar dan jelek tentang Erdogan dan Turki tidak dapat diterima," lanjut laporan media Turki tersebut.
Pembawa acara "Svenska Nyheter", Kristoffer Ahonen Appelquist, dalam tayangan tersebut mengejek Erdogan dengan menyebutnya "dåre", bahasa Swedia untuk “orang bodoh”.
Appelquist pada awalnya mengolok-olok Erdogan untuk lagu tema kampanyenya, kemudian meliput seorang wanita yang dipenjara karena menyebut Erdogan "pemarah" di Twitter, dan berbicara tentang 38.000 tahanan politik Turki, serta kurangnya kebebasan pers.
Dia kemudian menyinggung izin ekspor senjata Swedia ke Turki yang mungkin digunakan untuk berperang melawan Kurdi di Suriah utara, dan bagaimana Erdogan menuntut Swedia untuk memulangkan jurnalis Kurdi yang oleh Erdogan gambarkan sebagai “teroris”.
“Itu konyol,” kata Appelquist. “Dia bahkan tidak menyukai mereka [Kurdi], dan kami menyukainya! Dan kami menggunakan Kurdi untuk hal-hal, seperti budaya dan politik dan Sommarprat [siaran Musim Panas dari selebriti di radio Swedia] dan sebagainya.”
Acara itu menampilkan Kadir Meral, seorang satiris Swedia-Kurdi, yang melontarkan penghinaan terhadap Erdogan dalam bahasa Kurdi selama sekitar dua menit.
Satiris itu menggambarkan sosok presiden Turki "bodoh" dan "botak". Dia juga menyindir kebocoran pipa gas bawah laut Nord Stream sebagai kentut Erogan karena kebanyakan makan kebab.
Acara satire mingguan di stasiun televisi SVT itu bernama "Svenska Nyheter". Tayangan yang mengejek Erdogan tersebut berlangsung Jumat pekan lalu.
Dalam acara itu, juga ditampilkan gambar tiruan dari Erdogan yang bertelanjang dada mengenakan celana renang dan terjerat dalam bendera Kurdi. Gambar lain menunjukkan sosok tiruan Erdogan mengenakan jilbab.
"Kementerian Luar Negeri Turki hari ini [Rabu, 5/10/2022] memanggil duta besar Swedia untuk Ankara, Staffan Herrstrom, karena siaran di televisi Swedia (SVT) yang berisi pernyataan dan gambar menghina terhadap Turki dan Presiden Recep Tayyip Erdogan,” tulis kantor berita Anadolu, mengutip Kementerian Luar Negeri Turki.
"Herrstrom diberi tahu bahwa ekspresi dan citra yang kurang ajar dan jelek tentang Erdogan dan Turki tidak dapat diterima," lanjut laporan media Turki tersebut.
Pembawa acara "Svenska Nyheter", Kristoffer Ahonen Appelquist, dalam tayangan tersebut mengejek Erdogan dengan menyebutnya "dåre", bahasa Swedia untuk “orang bodoh”.
Appelquist pada awalnya mengolok-olok Erdogan untuk lagu tema kampanyenya, kemudian meliput seorang wanita yang dipenjara karena menyebut Erdogan "pemarah" di Twitter, dan berbicara tentang 38.000 tahanan politik Turki, serta kurangnya kebebasan pers.
Dia kemudian menyinggung izin ekspor senjata Swedia ke Turki yang mungkin digunakan untuk berperang melawan Kurdi di Suriah utara, dan bagaimana Erdogan menuntut Swedia untuk memulangkan jurnalis Kurdi yang oleh Erdogan gambarkan sebagai “teroris”.
“Itu konyol,” kata Appelquist. “Dia bahkan tidak menyukai mereka [Kurdi], dan kami menyukainya! Dan kami menggunakan Kurdi untuk hal-hal, seperti budaya dan politik dan Sommarprat [siaran Musim Panas dari selebriti di radio Swedia] dan sebagainya.”
(min)