Taiwan Bersumpah Merespons Serbuan Jet Tempur China

Rabu, 05 Oktober 2022 - 23:20 WIB
loading...
A A A
Invasi Rusia ke Ukraina juga membawa fokus baru pada janji China untuk membawa Taiwan di bawah kendalinya, dengan kekerasan jika perlu.

Sebagian besar orang Taiwan menolak gagasan untuk berada di bawah kendali sistem satu partai Komunis yang otoriter di China. Kegagalan Rusia untuk mencapai tujuan militernya di Ukraina telah menjadi pukulan bagi mereka yang mengadvokasi serangan balik Taiwan terhadap upaya China dalam isolasi diplomatik, budaya dan ekonomi.

Sebuah bekas jajahan Jepang, Taiwan terpisah dari daratan China pada tahun 1949 ketika Komunis Mao Zedong memaksa Nasionalis Chiang Kai-shek untuk pindah melintasi Selat Taiwan selebar 180 kilometer.



China tidak pernah meninggalkan ancamannya untuk menyerang dan memutuskan semua hubungan dengan pemerintah Taiwan setelah pemilihan Presiden pro-kemerdekaan Tsai Ing-wen pada 2016.

Sementara itu, Wakil Menteri Ekonomi Taiwan Chen Chern-chyi mengatakan pemerintah siap untuk memastikan pasokan makanan, energi dan barang-barang penting lainnya yang memadai, termasuk yang penting untuk industri manufaktur berteknologi tinggi, jika terjadi agresi China.

Latihan militer China pada Agustus sebagian besar dilihat sebagai latihan untuk potensi blokade pulau itu, sebuah langkah yang akan memicu krisis keuangan global dan secara hukum memicu tanggapan dari AS, sekutu utama Taiwan.

“Kami punya sistem. Kami melakukan inventarisasi setiap bulan," kata Chen kepada anggota parlemen.

"Kami akan memastikan kami memiliki periode persediaan tertentu di Taiwan, termasuk makanan, termasuk pasokan penting, mineral, bahan kimia, dan energi tentu saja," imbuhnya.

Chen juga mengatakan Taiwan tegas dalam menjaga rahasia dagang dan teknologi nasional utama dan memastikan bakat ilmiah utamanya tidak diburu oleh China.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1199 seconds (0.1#10.140)