3 Prediksi Kejadian yang Akan Terjadi Ketika Raja Salman Meninggal Dunia
loading...
A
A
A
Sebagian orang memperkirakan ketika MBS naik tahta, Arab Saudi akan memiliki wajah dan tampilan yang baru. Dikutip dari laman France24, anak Raja Salman ini memang dikenal dengan ambisinya yang besar.
Beberapa kebijakan yang pernah dibuatnya selama menjadi Putra Mahkota diantaranya adalah membuka kembali bioskop, penyambutan turis asing, festival film di Arab Saudi, pertandingan tinju dan gulat kelas berat, gelaran F1, serta berbagai proyek besar yang tengah direncanakan.
Salah satu proyeknya yang paling ambisius adalah NEOM, sebuah rencana megacity dengan konsep futuristik yang diperkirakan bisa menelan biaya mencapai $500 miliar.
Selain itu, MBS juga telah melonggarkan pembatasan terhadap hak-hak perempuan di Arab Saudi. Kini mereka bisa berkendara, menonton pertandingan olahraga, dan mendapat paspor tanpa persetujuan wali laki-laki.
Dari sekian kebijakan tersebut jelas terlihat bagaimana dominasi yang telah dilakukan MBS di Arab Saudi. Padahal statusnya masih Putra Mahkota. Bisa dibayangkan akan lebih banyak perubahan ketika dirinya naik tahta kelak.
3. Kerja Sama dengan Amerika Serikat
Beberapa waktu yang lalu, Presiden AS Joe Biden mengirim Brett McGurk ke Timur Tengah untuk menyampaikan pesan kepada Putra Mahkota Mohammad bin Salman.
Dikutip dari laman Politico, McGurk sebelumnya mengatakan bahwa hubungan dekat antara AS dan Arab Saudi tengah goyah pasca pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi.
Akan tetapi, Biden juga membawa pesan terkait kepentingan AS dan Saudi yang tetap terjalin. Dalam hal ini, McGurk menyebut bahwa Presiden berharap kedua negara melangkah maju dengan landasan baru, sekaligus menjalin kemitraan hingga 80 tahun ke depan.
Sebagai balasannya, MBS mengatakan bahwa Amerika Serikat maupun Arab Saudi sebagai mitra haruslah melandasi dirinya dengan kejujuran dan transparansi. Lebih lanjut, Mohammad bin Salman juga mengatakan dirinya tengah berfokus mengubah negaranya, sehingga membutuhkan komitmen AS terhadap aspek pertahanan Saudi.
Beberapa kebijakan yang pernah dibuatnya selama menjadi Putra Mahkota diantaranya adalah membuka kembali bioskop, penyambutan turis asing, festival film di Arab Saudi, pertandingan tinju dan gulat kelas berat, gelaran F1, serta berbagai proyek besar yang tengah direncanakan.
Salah satu proyeknya yang paling ambisius adalah NEOM, sebuah rencana megacity dengan konsep futuristik yang diperkirakan bisa menelan biaya mencapai $500 miliar.
Selain itu, MBS juga telah melonggarkan pembatasan terhadap hak-hak perempuan di Arab Saudi. Kini mereka bisa berkendara, menonton pertandingan olahraga, dan mendapat paspor tanpa persetujuan wali laki-laki.
Dari sekian kebijakan tersebut jelas terlihat bagaimana dominasi yang telah dilakukan MBS di Arab Saudi. Padahal statusnya masih Putra Mahkota. Bisa dibayangkan akan lebih banyak perubahan ketika dirinya naik tahta kelak.
3. Kerja Sama dengan Amerika Serikat
Beberapa waktu yang lalu, Presiden AS Joe Biden mengirim Brett McGurk ke Timur Tengah untuk menyampaikan pesan kepada Putra Mahkota Mohammad bin Salman.
Dikutip dari laman Politico, McGurk sebelumnya mengatakan bahwa hubungan dekat antara AS dan Arab Saudi tengah goyah pasca pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi.
Akan tetapi, Biden juga membawa pesan terkait kepentingan AS dan Saudi yang tetap terjalin. Dalam hal ini, McGurk menyebut bahwa Presiden berharap kedua negara melangkah maju dengan landasan baru, sekaligus menjalin kemitraan hingga 80 tahun ke depan.
Sebagai balasannya, MBS mengatakan bahwa Amerika Serikat maupun Arab Saudi sebagai mitra haruslah melandasi dirinya dengan kejujuran dan transparansi. Lebih lanjut, Mohammad bin Salman juga mengatakan dirinya tengah berfokus mengubah negaranya, sehingga membutuhkan komitmen AS terhadap aspek pertahanan Saudi.