Ayatollah Khamenei Akhirnya Angkat Bicara soal Kematian Mahsa Amini

Selasa, 04 Oktober 2022 - 10:03 WIB
loading...
Ayatollah Khamenei Akhirnya...
Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei akhirnya angkat bicara terkait kematian Mahsa Amini. Foto/Office of the Iranian Supreme Leader
A A A
TEHERAN - Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei angkat bicara terkait Mahsa Amini (22), perempuan muda yang tewas setelah ditangkap polisi moral atas tuduhan berjilbab secara tidak pantas.

Khamenei telah bungkam selama beberapa minggu setelah kematian Amini. Pada hari Senin, dia mengatakan "sangat sedih" atas meninggalnya perempuan muda Kurdi Iran tersebut.

Namun, pemimpin teokrasi Iran itu menyalahkan Amerika atas kerusuhan dalam demo memprotes kematian Amini di Iran.

"Kerusuhan ini sudah direncanakan," kata Khamenei saat berbicara di depan para taruna polisi di Teheran.

"Kerusuhan dan ketidakamanan ini dirancang oleh Amerika dan rezim Zionis [Israel], dan karyawan mereka."



Khamenei juga mengutuk pengunjuk rasa karena merobek jilbab mereka dan membakar masjid, bank, dan mobil polisi.

Pemimpin Iran melanjutkan dengan mengatakan, "Tindakan itu tidak normal, itu tidak wajar."

"Mereka yang mengobarkan kerusuhan untuk menyabotase Republik Islam pantas mendapatkan tuntutan dan hukuman yang keras," paparnya.

Pasukan keamana Iran mulai menindak universitas dan para mahasiswa secara nasional, di mana ratusan anak muda dan mahasiswa ditangkap pada hari Senin di universitas teknologi top negara itu menyusul kebuntuan selama berjam-jam dengan polisi.

Universitas Teknologi Sharif di Teheran juga mengumumkan bahwa hanya mahasiswa doktoral yang diizinkan berada di kampus setelah bentrokan hari Minggu antara pengunjuk rasa antipemerintah dan mahasiswa pro-kemapanan.

Kebijakan baru kampus akan diterapkan hingga pemberitahuan lebih lanjut.

Saksi anonim mengatakan kepada Associated Press, Selasa (4/10/2022), bahwa polisi telah menahan ratusan mahasiswa di kampus selama protes. Pasukan polisi juga menembakkan gas air mata untuk membubarkan demonstrasi.

Petugas berpakaian preman, kata saksi tersebut, telah mengepung universitas saat protes berlangsung hingga larut malam, yang akhirnya menahan setidaknya 300 mahasiswa. Data mahasiswa yang ditangkap itu juga dikonfirmasi asosiasi mahasiswa universitas setempat.

Kerusuhan telah pecah di seluruh negeri setelah kematian Mahsa Amini pada 16 September, tiga hari setelah dia ditangkap polisi moral di Teheran. Sebelum meninggal, dia terbaring koma di rumah sakit.

Para aktivis menuduh polisi moral memukuli Mahsa Amini hingga koma. Namun, polisi membantah tuduhan itu dan mengeklaim perempuan muda tersebut mengalami serangan jantung.
(min)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0792 seconds (0.1#10.140)