Menhan AS Yakin Putin Tidak Bakal Gunakan Senjata Nuklir

Minggu, 02 Oktober 2022 - 14:07 WIB
loading...
Menhan AS Yakin Putin Tidak Bakal Gunakan Senjata Nuklir
Menhan AS yakin Presiden Rusia Vladimir Putin tidak akan menggunakan senjata nuklir di Ukraina. Foto/Kolase/Sindonews
A A A
WASHINGTON - Rusia tidak akan menggunakan senjata nuklir di Ukraina, meskipun ada ancaman untuk melakukannya jika diserang. Hal itu diungkapkan Menteri Pertahanan (Menhan) Amerika Serikat (AS) Lloyd Austin kepada Fareed Zakaria dari CNN dalam sebuah wawancara.

Sementara mengklaim bahwa tidak ada pengecekan terhadap Presiden Rusia Vladimir Putin, Austin menolak pernyataan presiden Rusia baru-baru ini – termasuk peringatan bahwa dia tidak “menggertak” tentang kesediaannya untuk menggunakan nuklir guna membela Rusia dan rakyat. Menurutnya sama sekali tidak cocok untuk negara adidaya global.

“Pergolakan pedang nuklir ini bukanlah hal yang kami harapkan dari para pemimpin negara-negara besar yang memiliki kemampuan,” kata Austin.

“Sama seperti (Putin) membuat keputusan yang tidak bertanggung jawab untuk menyerang Ukraina, Anda tahu, dia bisa membuat keputusan lain untuk menggunakan senjata nuklir di sana," imbuhnya.



“Tetapi saya tidak melihat apa pun sekarang yang akan membuat saya percaya bahwa dia telah membuat keputusan seperti itu,” alasan menteri pertahanan AS itu seperti dikutip dari Russia Today, Minggu (2/10/2022).

Austin mengungkapkan bahwa meskipun dia tidak berhubungan dengan rekannya dari Rusia Sergey Shoigu dalam beberapa hari terakhir, dia sebelumnya telah memperingatkan menteri pertahanan Rusia itu untuk tidak mengambil jalan ini dan melakukan perilaku tidak bertanggung jawab semacam ini.

Shoigu telah berulang kali menyatakan bahwa doktrin nuklir Rusia hanya mengizinkan penggunaan senjata semacam itu ketika keberadaan negara terancam dan bulan lalu menolak gagasan penggunaan nuklir di Ukraina sebagai “tidak masuk akal.”

Kepala Pentagon juga menolak “klaim pencaplokan” Putin atas Kherson, Zaporozhye atau Zaporizhzhia, Donetsk dan Lugansk dengan menyebutnya sebagai “ilegal.”

Ini sekaligus menegaskan posisi resmi pemerintahan Presiden Joe Biden dan NATO terhadap hasil referendum pekan lalu di wilayah yang sebelumnya merupakan wilayah Ukraina.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1459 seconds (0.1#10.140)