Zelensky Mau Berdialog dengan Rusia Jika Presidennya Bukan Putin

Sabtu, 01 Oktober 2022 - 14:05 WIB
loading...
Zelensky Mau Berdialog dengan Rusia Jika Presidennya Bukan Putin
Zelensky Mau Berdialog dengan Rusia Jika Presidennya Bukan Putin. FOTO/Reuters
A A A
KIEV - Presiden Rusia Vladimir Putin pada Jumat (30/9/2022) meminta Kiev untuk segera menghentikan permusuhan dan kembali ke meja perundingan. Sebuah seruan yang bertepuk sebelah tangan.

"Kami menyerukan kepada rezim Kiev untuk segera menghentikan tembakan, semua permusuhan, untuk menghentikan perang yang dimulai oleh Kiev pada tahun 2014, dan untuk kembali ke meja perundingan," kata Putin, seperti dikutip dari kantor berita TASS.



Putin berbicara pada upacara penandatanganan perjanjian tentang aksesi empat wilayah baru. Menurut Putin, Rusia telah berulang kali menyatakan kesiapannya untuk negosiasi. Beberapa bulan lalu, delegasi Rusia dan Ukraina sempat beberapa kali mengadakan pertemuan, namun selalu berujung kegagalan.

Seruan Putin untuk bernegosiasi ditanggapi dingin oleh Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky. Ia mengatakan bahwa Kiev siap untuk pembicaraan penyelesaian dengan Moskow, tetapi dengan presiden Rusia selain Vladimir Putin.

"Kami siap untuk berdialog dengan Rusia, tetapi dengan presiden Rusia lainnya," katanya dalam pidato video yang diposting di saluran Telegram-nya.

Sementara itu, menurut Ketua Duma Negara Rusia (majelis rendah parlemen) Keamanan dan Anti- Komite Korupsi Vasily Piskaryov, penandatanganan perjanjian tentang aksesi Republik Rakyat Donetsk dan Lugansk dan wilayah Zaporozhye dan Kherson ke Rusia adalah bukti lain bahwa pemerintah Banderit Ukraina gagal.



“Perkembangan ini adalah bukti lain bahwa pemerintah Banderit Ukraina gagal. Selama tiga dekade, itu didasarkan pada nasionalisme yang biadab, diskriminasi terhadap Rusia dan kelompok etnis lainnya, serta pada penghapusan penduduknya sendiri dan penjarahan aset nasional yang merajalela," katanya.

"Hanya denazifikasi dan demiliterisasi wilayah ini yang dapat membawa perdamaian dan pembangunan bagi jutaan orang," tambahnya.

Piskaryov juga menunjukkan bahwa perjanjian di empat wilayah yang bergabung dengan Rusia sepenuhnya sejalan dengan hukum internasional. "Hasil referendum mereka dengan jelas menunjukkan bahwa penduduk tanah Rusia yang bersejarah ini melihat masa depannya bersama dengan Rusia dan sebagai bagian dari Rusia,” ujar Piskaryov.
(esn)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1688 seconds (0.1#10.140)