Biden: AS Tidak Akan Pernah Mengakui Klaim Rusia di Ukraina
loading...
A
A
A
NEW YORK - Presiden Joe Biden menyatakan pada Kamis (29/9/2022), bahwa Amerika Serikat (AS) tidak akan pernah mengakui klaim Rusia atas wilayah kedaulatan Ukraina. Hal ini disampaikan Biden ketika AS mempersiapkan sanksi baru untuk dijatuhkan, begitu Moskow mencaplok wilayah baru Ukraina.
Berbicara kepada para pemimpin pulau Pasifik, Biden mengecam referendum yang dilakukan pasukan pro-Rusia di wilayah Ukraina sebagai "kepalsuan mutlak", dengan mengatakan bahwa hasilnya "dibuat di Moskow."
AS bekerja dengan sekutunya untuk menjatuhkan sanksi, setelah Rusia mencaplok wilayah baru Ukraina. Presiden Rusia Vladimir Putin akan mulai mencaplok empat wilayah Ukraina ke Rusia pada Jumat (30/9/2022), dan tanggapan AS diperkirakan akan segera menyusul.
“Amerika Serikat, saya ingin memperjelas tentang ini, Amerika Serikat tidak akan pernah, tidak akan pernah, tidak pernah mengakui klaim Rusia atas wilayah kedaulatan Ukraina,” kata Biden, seperti dikutip dari Reuters.
"Serangan Rusia ke Ukraina dalam mengejar ambisi kekaisaran adalah pelanggaran mencolok terhadap Piagam PBB, dan prinsip dasar kedaulatan dan integritas teritorial," kata Biden.
Kecaman atas pencaplokan wilayah Ukraina oleh Rusia juga dilayangkan Sekjen PBB, Antonio Guterres. "Setiap keputusan untuk melanjutkan pencaplokan wilayah Donetsk, Luhansk, Kherson dan Zaporizhzhia di Ukraina tidak akan memiliki nilai hukum dan pantas untuk dikutuk," kata Guterres.
"Setiap keputusan Rusia untuk maju akan semakin membahayakan prospek perdamaian," kata Guterres. "Ini akan memperpanjang dampak dramatis pada ekonomi global, terutama di negara-negara berkembang, dan menghambat kemampuan kami untuk memberikan bantuan penyelamatan jiwa di seluruh Ukraina dan sekitarnya," lanjutnya.
Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov mengkonfirmasi beberapa rincian upacara. “Perjanjian tentang aksesi wilayah baru ke dalam Federasi Rusia akan ditandatangani dengan keempat wilayah yang mengadakan referendum dan membuat permintaan yang sesuai ke pihak Rusia," kata Peskov, seperti dikutip dari Reuters.
Berbicara kepada para pemimpin pulau Pasifik, Biden mengecam referendum yang dilakukan pasukan pro-Rusia di wilayah Ukraina sebagai "kepalsuan mutlak", dengan mengatakan bahwa hasilnya "dibuat di Moskow."
AS bekerja dengan sekutunya untuk menjatuhkan sanksi, setelah Rusia mencaplok wilayah baru Ukraina. Presiden Rusia Vladimir Putin akan mulai mencaplok empat wilayah Ukraina ke Rusia pada Jumat (30/9/2022), dan tanggapan AS diperkirakan akan segera menyusul.
“Amerika Serikat, saya ingin memperjelas tentang ini, Amerika Serikat tidak akan pernah, tidak akan pernah, tidak pernah mengakui klaim Rusia atas wilayah kedaulatan Ukraina,” kata Biden, seperti dikutip dari Reuters.
"Serangan Rusia ke Ukraina dalam mengejar ambisi kekaisaran adalah pelanggaran mencolok terhadap Piagam PBB, dan prinsip dasar kedaulatan dan integritas teritorial," kata Biden.
Kecaman atas pencaplokan wilayah Ukraina oleh Rusia juga dilayangkan Sekjen PBB, Antonio Guterres. "Setiap keputusan untuk melanjutkan pencaplokan wilayah Donetsk, Luhansk, Kherson dan Zaporizhzhia di Ukraina tidak akan memiliki nilai hukum dan pantas untuk dikutuk," kata Guterres.
"Setiap keputusan Rusia untuk maju akan semakin membahayakan prospek perdamaian," kata Guterres. "Ini akan memperpanjang dampak dramatis pada ekonomi global, terutama di negara-negara berkembang, dan menghambat kemampuan kami untuk memberikan bantuan penyelamatan jiwa di seluruh Ukraina dan sekitarnya," lanjutnya.
Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov mengkonfirmasi beberapa rincian upacara. “Perjanjian tentang aksesi wilayah baru ke dalam Federasi Rusia akan ditandatangani dengan keempat wilayah yang mengadakan referendum dan membuat permintaan yang sesuai ke pihak Rusia," kata Peskov, seperti dikutip dari Reuters.