Tagihan Energi Menggila, 120 Ribu Perusahaan Italia Terancam Tutup
loading...
A
A
A
ROMA - Lebih dari 100.000 perusahaan di Italia terancam tutup karena tagihan energi yang melonjak drastic. Portal berita Corriere della Sera melaporkan hal itu pada Sabtu (24/9/2022), mengutip Carlo Sangalli, kepala asosiasi bisnis Italia Confcommercio.
“Sudah hari ini banyak perusahaan mereorganisasi atau mengurangi layanan… Antara sekarang dan paruh pertama tahun 2023, sekitar 120.000 usaha kecil di sektor jasa berada dalam risiko… Ini adalah perkiraan hati-hati yang tidak memperhitungkan perusahaan terbesar,” ungkap Sangalli kepada outlet berita itu.
Menurut pejabat tersebut, situasi tersebut dapat menyebabkan hilangnya lebih dari 370.000 pekerjaan.
Sangalli mencatat harga energi di Italia jauh lebih tinggi daripada di negara lain, sehingga membebani usaha kecil dan menengah.
“Dalam hal biaya energi, hotel, bar, restoran, dan toko kami akan membayar 40-60% lebih banyak untuk tagihan mereka tahun ini daripada di Jerman, dan tiga kali lipat dari di Prancis,” papar Sangalli.
Dia mencatat krisis energi dapat memberikan pukulan terakhir bagi banyak bisnis yang telah dibuat rentan oleh pandemi Covid-19.
Pejabat itu mengatakan, “Negara membutuhkan reformasi yang baik dan investasi yang baik yang akan membuat negara kita bekerja lebih baik dan dengan cara yang lebih sederhana.”
Dia menyerukan beberapa langkah dukungan yang diperkenalkan selama pandemi untuk dipulihkan.
Italia, bersama dengan negara-negara UE lainnya, telah berjuang melawan inflasi yang mencapai rekor tertinggi.
Inflasi tahunan di negara tersebut mencapai 8,4% pada Agustus, sebagian besar didorong biaya energi. Italia bergantung pada impor untuk hampir 75% dari energinya.
Pada awal tahun ini, Italia mengimpor 40% gasnya dari Rusia, tetapi pada Juli pembeliannya di Rusia turun menjadi 25% karena sanksi.
Awal bulan ini, Italia kehilangan banyak pasokannya dari Rusia ketika Gazprom menghentikan aliran melalui pipa Nord Stream 1 karena masalah teknis.
Menurut survei baru-baru ini, lebih dari 70% orang Italia mengalami kesulitan atau tidak mampu membayar tagihan energi mereka.
Sembilan dari sepuluh berencana memotong pengeluaran untuk membayar energi, yang ingin mereka lakukan dengan membatasi pergi ke restoran, bar, pada hari libur dan mengurangi membeli pakaian.
“Sudah hari ini banyak perusahaan mereorganisasi atau mengurangi layanan… Antara sekarang dan paruh pertama tahun 2023, sekitar 120.000 usaha kecil di sektor jasa berada dalam risiko… Ini adalah perkiraan hati-hati yang tidak memperhitungkan perusahaan terbesar,” ungkap Sangalli kepada outlet berita itu.
Menurut pejabat tersebut, situasi tersebut dapat menyebabkan hilangnya lebih dari 370.000 pekerjaan.
Sangalli mencatat harga energi di Italia jauh lebih tinggi daripada di negara lain, sehingga membebani usaha kecil dan menengah.
“Dalam hal biaya energi, hotel, bar, restoran, dan toko kami akan membayar 40-60% lebih banyak untuk tagihan mereka tahun ini daripada di Jerman, dan tiga kali lipat dari di Prancis,” papar Sangalli.
Dia mencatat krisis energi dapat memberikan pukulan terakhir bagi banyak bisnis yang telah dibuat rentan oleh pandemi Covid-19.
Pejabat itu mengatakan, “Negara membutuhkan reformasi yang baik dan investasi yang baik yang akan membuat negara kita bekerja lebih baik dan dengan cara yang lebih sederhana.”
Dia menyerukan beberapa langkah dukungan yang diperkenalkan selama pandemi untuk dipulihkan.
Italia, bersama dengan negara-negara UE lainnya, telah berjuang melawan inflasi yang mencapai rekor tertinggi.
Inflasi tahunan di negara tersebut mencapai 8,4% pada Agustus, sebagian besar didorong biaya energi. Italia bergantung pada impor untuk hampir 75% dari energinya.
Pada awal tahun ini, Italia mengimpor 40% gasnya dari Rusia, tetapi pada Juli pembeliannya di Rusia turun menjadi 25% karena sanksi.
Awal bulan ini, Italia kehilangan banyak pasokannya dari Rusia ketika Gazprom menghentikan aliran melalui pipa Nord Stream 1 karena masalah teknis.
Menurut survei baru-baru ini, lebih dari 70% orang Italia mengalami kesulitan atau tidak mampu membayar tagihan energi mereka.
Sembilan dari sepuluh berencana memotong pengeluaran untuk membayar energi, yang ingin mereka lakukan dengan membatasi pergi ke restoran, bar, pada hari libur dan mengurangi membeli pakaian.
(sya)