Ngeri! Rudal Rusia Ini Masih Bisa Tepat Sasaran Meski Dihantam Anti-Rudal
loading...
A
A
A
MOSKOW - Rudal RS-28 Sarmat milik Rusia adalah rudal balistik antarbenua (ICBM) generasi berikutnya yang sangat berat, berkemampuan nuklir, dan multiple independent reentry vehicle (MIRV). Rudal ini diharapkan menjadi tulang punggung pencegah strategis Rusia dalam beberapa dekade mendatang setelah pengirimannya ke gudang senjata dimulai akhir tahun ini.
Menurut perancangnya, kepala perancang di Biro Desain Roket Makeyev Vladimir Degtyar, sistem kontrol rudal Sarmat dirancang untuk memungkinkan rudal untuk melanjutkan perjalanannya bahkan jika terkena proyektil anti-rudal
“Sistem kontrol penerbangan onboard Sarmat memiliki kemampuan untuk mengoreksi lintasannya menggunakan GLONASS, yang memungkinkan untuk memastikan akurasi penargetan yang tinggi, termasuk setelah terkena dampak rudal pertahanan udara,” ungkap Degtyar dalam sebuah wawancara dengan Sputnik.
Sekedar informasi, GLONASS adalah sistem navigasi global berbasis satelit GPS, Galileo, dan BeiDou Rusia.
Dengan jangkauan 18.000 km, kata Degtyar, Sarmat dapat mencapai hampir semua titik di planet ini.
“Akselerasinya yang cepat ke kecepatan yang dibutuhkan memberikan kemungkinan besar untuk mengalahkan sistem pertahanan rudal musuh selama fase aktif penerbangan,” kata akademisi tersebut.
“Peralatan Sarmat mencakup beberapa lusin jenis muatan yang berbeda, yang memungkinkannya melakukan tugasnya secara praktis di mana saja di dunia,” tambahnya seperti dikutip dari kantor berita Rusia itu, Jumat (23/9/2022).
Selain itu, dikatakan oleh Degtyar, tidak mungkin bagi musuh untuk secara tepat menghitung lintasan hulu ledak rudal, dan sulit untuk mendeteksinya karena Sarmat dilengkapi dengan peralatan khusus yang dirancang untuk menyembunyikannya dalam penerbangan, baik di dalam atmosfer bumi maupun di luarnya.
Degtyar, yang memiliki lebih dari 50 tahun pengalaman mendesain roket, menyatakan keyakinannya bahwa Sarmat akan menghapuskan semua perkembangan NATO dengan kinerja penerbangan yang tak tertandingi, tetapi juga solusi ilmiah dan teknis yang digunakan dalam pengembangannya dan teknologi modern yang digunakan dalam pembuatannya.
Menurut perancangnya, kepala perancang di Biro Desain Roket Makeyev Vladimir Degtyar, sistem kontrol rudal Sarmat dirancang untuk memungkinkan rudal untuk melanjutkan perjalanannya bahkan jika terkena proyektil anti-rudal
“Sistem kontrol penerbangan onboard Sarmat memiliki kemampuan untuk mengoreksi lintasannya menggunakan GLONASS, yang memungkinkan untuk memastikan akurasi penargetan yang tinggi, termasuk setelah terkena dampak rudal pertahanan udara,” ungkap Degtyar dalam sebuah wawancara dengan Sputnik.
Sekedar informasi, GLONASS adalah sistem navigasi global berbasis satelit GPS, Galileo, dan BeiDou Rusia.
Dengan jangkauan 18.000 km, kata Degtyar, Sarmat dapat mencapai hampir semua titik di planet ini.
“Akselerasinya yang cepat ke kecepatan yang dibutuhkan memberikan kemungkinan besar untuk mengalahkan sistem pertahanan rudal musuh selama fase aktif penerbangan,” kata akademisi tersebut.
“Peralatan Sarmat mencakup beberapa lusin jenis muatan yang berbeda, yang memungkinkannya melakukan tugasnya secara praktis di mana saja di dunia,” tambahnya seperti dikutip dari kantor berita Rusia itu, Jumat (23/9/2022).
Selain itu, dikatakan oleh Degtyar, tidak mungkin bagi musuh untuk secara tepat menghitung lintasan hulu ledak rudal, dan sulit untuk mendeteksinya karena Sarmat dilengkapi dengan peralatan khusus yang dirancang untuk menyembunyikannya dalam penerbangan, baik di dalam atmosfer bumi maupun di luarnya.
Degtyar, yang memiliki lebih dari 50 tahun pengalaman mendesain roket, menyatakan keyakinannya bahwa Sarmat akan menghapuskan semua perkembangan NATO dengan kinerja penerbangan yang tak tertandingi, tetapi juga solusi ilmiah dan teknis yang digunakan dalam pengembangannya dan teknologi modern yang digunakan dalam pembuatannya.