Minimalisir Dampak Covid-19, RI-Kanada Rumuskan Strategi Baru

Jum'at, 03 Juli 2020 - 10:45 WIB
loading...
Minimalisir Dampak Covid-19, RI-Kanada Rumuskan Strategi Baru
Dubes RI untuk Kanada Abdul Kadir Jailani dan Dubes Kanada untuk Indonesia Cameron MacKay. Foto: dok/Kemlu
A A A
JAKARTA - Wabah virus corona (Covid-19) menyebar luas ke seluruh dunia sejak enam bulan terakhir. Dampaknya sangat besar, terutama di bidang ekonomi. Sebagai langkah antisipasi, Indonesia dan Kanada mencoba merumuskan strategi baru agar dapat meminimalkan kerusakan ekonomi di kedua negara.

Sampai berita ini diturunkan, jumlah pasien positif Covid-19 di Kanada mencapai 104.271 orang, sedangkan di Indonesia 59.394 orang. Kedua negara juga sama-sama memberlakukan lockdown selama berbulan-bulan. Alhasil roda bisnis dan investasi kedua negara lumpuh dan mengancam kesejahteraan warganya.

Duta Besar (Dubes) Kanada untuk Indonesia Cameron MacKay menegaskan Kanada dan Indonesia perlu merumuskan strategi baru untuk menghindari skenario terburuk. "Kanada dan Indonesia merupakan negara middle power, kita butuh sebuah sistem yang dapat membawa kita untuk bertahan," ujarnya. (Baca: AS Bakal Sanksi Bank yang Berhubungan dengan China)

Sejauh ini rumusan itu masih tidak diketahui. Namun Indonesia dan Kanada diyakini perlu membuat kebijakan baru mengenai kerja sama perdagangan, bisnis, investasi hingga pariwisata. Selain menjadikan ekonomi kedua negara bangkit kembali, kebijakan juga perlu menimbang keamanan dan keselamatan warganya.

Duta Besar (Dubes) RI untuk Kanada Abdul Kadir Jailani mengatakan Kanada merupakan mitra penting Indonesia, baik dalam bidang investasi ataupun perdagangan. Berdasarkan Kementerian Luar Negeri (Kemlu), Kanada menempati peringkat ke-14 dari 126 negara dalam daftar peringkat investor asing tertinggi di Tanah Air.

“Indonesia merupakan negara tujuan investasi langsung Kanada terbesar kedua di kawasan Asia Tenggara dengan total investasi mencapai CAD3,2 miliar pada 2018,” ungkap Kemlu. Sektor tujuan investasi itu meliputi pertambangan, perhotelan-restoran, infrastruktur-telekomunikasi, dan jasa keuangan.

Sebaliknya investasi Indonesia di Kanada juga cukup besar. Berdasarkan data Global Affairs Canada yang diolah dari Statistics Canada, total investasi langsung Indonesia di Kanada mencapai hingga CAD84 juta pada 2018. Investasi langsung Indonesia di Kanada terdapat pada sektor pertambangan, industri kertas, dan jasa.

Hubungan perdagangan Indonesia dan Kanada juga baik dan menjanjikan. Pada tahun lalu total impor Indonesia dari Kanada mencapai USD1,4 miliar, sedangkan ekspor Indonesia ke Kanada mencapai USD1,3 miliar. Indonesia juga berhasil mencetak surplus USD122 juta pada 2016 dan USD1 juta pada 2017. (Baca: Penanganan Covid-19 Tak Maksimal, Wajar Presiden Marah)

Produk-produk ekspor tertinggi Indonesia ke Kanada didominasi produk karet, apparel, suku cadang peralatan elektronika dan mesin, nikel, alas kaki, furnitur, kakao, dan kopi. Adapun impor tertinggi Indonesia dari Kanada meliputi produk-produk sereal, pupuk, peralatan elektronik, aluminium, dan bijih besi.

Kedutaan Besar RI (KBRI) Ottawa tidak hanya berupaya meningkatkan nilai investasi dan perdagangan, tetapi juga memperkenalkan pendidikan sosial budaya dan mempromosikan pariwisata. KBRI Ottawa bahkan memfasilitasi kerja sama pendidikan tinggi antara kedua negara dalam berbagai program beasiswa.

Indonesia juga menawarkan program beasiswa Darmasiswa kepada mahasiswa asal Kanada. Beasiswa itu fokus pada pengenalan seni budaya dan bahasa Indonesia. Sampai 2018, jumlah penerimanya mencapai 81 orang. Selain Darmasiswa, Indonesia menawarkan Beasiswa Seni dan Budaya Indonesia (BSBI).

KBRI Ottawa secara aktif berpartisipasi dalam berbagai kegiatan budaya dan festival di Kota dan Provinsi Quebec untuk memperkenalkan budaya Tanah Air. Beberapa partisipasi yang pernah dihadiri ialah Asian Heritage Month, parade budaya Canada Day di Montreal setiap 1 Juli, dan festival multikultural lainnya di Quebec. (Lihat videonya: Diduga gunakan ilmu Kebal, Pencuri jadi Bulan-bulanan Warga)

“Indonesia memiliki keyakinan Kanada adalah negara sahabat yang akan menjadi mitra kami di masa lalu, sekarang, dan masa depan,” ujar Jailani. “Kami sadar hubungan kedua negara ke depannya akan mendapat tantangan baru. Namun kami meyakini tantangan itu akan berubah menjadi peluang,” tambahnya.

Pesona Indonesia sebagai destinasi wisata juga tidak berubah. Selama lima tahun terakhir, jumlah wisatawan asal Kanada diestimasi meningkat rata-rata sebesar 10% per tahun. Perinciannya, 68.432 orang pada 2014, 74.212 pada 2015, 86.804 pada 2016, 96.193 pada 2017, dan 97.908 pada 2018. (Muh Shamil)
(ysw)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1516 seconds (0.1#10.140)