Profil Ahmed Aboutaleb, Wali Kota Rotterdam Muslim yang Baru Saja Berkunjung ke Jakarta
loading...
A
A
A
Setelah beralih ke politik nasional, banyak pihak yang mengkritik profilnya. Para politisi mencoba menarik perhatian negatif terhadap latar belakang imigrannya, agamanya, dan kewarganegaraan gandanya.
Selain itu, loyalitas Aboutaleb kepada Belanda juga dipertanyakan di parlemen nasional. Geert Wilders, ketua partai PVV yang anti-imigran, mengajukan mosi tidak percaya terhadapnya pada tahun 2007.
Wilders menuduh kesetiaan Aboutaleb masih kepada Raja Maroko daripada Belanda.
Aboutaleb cukup cerdas menanggapi kritik tersebut. Ia bereaksi tenang dan tersenyum sambil melambaikan paspor Belanda miliknya kepada wartawan.
Bukan hanya tenang dalam menghadapi kritik itu saja, Aboutaleb selalu dikenal sebagai sosok yang cerdas dan mampu tampil sangat baik di hadapan media.
Meskipun begitu, di lain sisi, ia juga tahu persis kapan harus bersikap keras dan pintar memilih nada berbicara seperti apa yang harus digunakan dalam masalah sensitif terkait integrasi.
Ahmed Aboutaleb diangkat sebagai Wali Kota Rotterdam pada 5 Januari 2009. Saat itu, Rotterdam menjadi salah satu kota besar Eropa pertama yang menunjuk seorang imigran Muslim sebagai wali kotanya.
Dalam pemilihannya, Dewan Kota Rotterdam menggambarkan Aboutaleb sebagai "inspirasi bagi semua penduduk Rotterdam".
Namun di lain sisi, Aboutaleb tetap mendapatkan kritikan dari banyak pihak, salah satunya dari Partai Leefbaar Rotterdam.
Pemimpin Partai Leefbaar Rotterdam, Ronald Sorenson, sangat menentang penunjukan Aboutaleb. "Dia berasal dari Amsterdam (kedua kota adalah rival tradisional) dan mendukung Ajax (klub sepak bola Amsterdam), tetapi yang lebih buruk adalah kenyataan bahwa dia memiliki dua paspor," ujar dia.
Selain itu, loyalitas Aboutaleb kepada Belanda juga dipertanyakan di parlemen nasional. Geert Wilders, ketua partai PVV yang anti-imigran, mengajukan mosi tidak percaya terhadapnya pada tahun 2007.
Wilders menuduh kesetiaan Aboutaleb masih kepada Raja Maroko daripada Belanda.
Aboutaleb cukup cerdas menanggapi kritik tersebut. Ia bereaksi tenang dan tersenyum sambil melambaikan paspor Belanda miliknya kepada wartawan.
Bukan hanya tenang dalam menghadapi kritik itu saja, Aboutaleb selalu dikenal sebagai sosok yang cerdas dan mampu tampil sangat baik di hadapan media.
Meskipun begitu, di lain sisi, ia juga tahu persis kapan harus bersikap keras dan pintar memilih nada berbicara seperti apa yang harus digunakan dalam masalah sensitif terkait integrasi.
Ahmed Aboutaleb diangkat sebagai Wali Kota Rotterdam pada 5 Januari 2009. Saat itu, Rotterdam menjadi salah satu kota besar Eropa pertama yang menunjuk seorang imigran Muslim sebagai wali kotanya.
Dalam pemilihannya, Dewan Kota Rotterdam menggambarkan Aboutaleb sebagai "inspirasi bagi semua penduduk Rotterdam".
Namun di lain sisi, Aboutaleb tetap mendapatkan kritikan dari banyak pihak, salah satunya dari Partai Leefbaar Rotterdam.
Pemimpin Partai Leefbaar Rotterdam, Ronald Sorenson, sangat menentang penunjukan Aboutaleb. "Dia berasal dari Amsterdam (kedua kota adalah rival tradisional) dan mendukung Ajax (klub sepak bola Amsterdam), tetapi yang lebih buruk adalah kenyataan bahwa dia memiliki dua paspor," ujar dia.