Bisa Picu Perang Jalanan, Serbia Larang Pawai LGBTQ EuroPride
loading...
A
A
A
BELGRADE - Otoritas berwenang Serbia pada Selasa (13/9/2022) melarang pawai EuroPride, pawai untuk komunitas lesbian, gay, biseksual, transgender, dan queer ( LGBTQ ), yang sedianya digelar Sabtu nanti di Belgrad.
Larangan dikeluarkan setelah pemerintah khawatir pawai akan berubah menjadi perang antara komunitas LGBTQ dan kubu penentang di jalan-jalan Belgrad, yang akan membahayakan para peserta pawai.
EuroPride diadakan di negara yang berbeda setiap tahun, dan ini akan menjadi pertama kalinya Serbia menjadi tuan rumah acara tersebut.
"Polisi Serbia melarang pawai EuroPride tahun ini, dengan menyerahkan pemberitahuan resmi kepada penyelenggara," kata Belgrade Pride, penyelenggara EuroPride, dalam sebuah pernyataan di media sosial.
"Belgrade Pride akan menggunakan semua cara hukum yang tersedia untuk membatalkan keputusan ini," lanjut mereka, seperti dikutip AFP.
Kementerian Dalam Negeri kemudian mengonfirmasi bahwa pawai EuroPride pada hari Sabtu nanti telah dilarang, seperti halnya pawai tandingan pada hari yang sama.
"Konflik yang tidak masuk akal di jalan-jalan Belgrad akan...membahayakan keselamatan para peserta pawai, serta warga negara lainnya," kata Menteri Dalam Negeri Aleksandar Vulin.
Ketegangan meningkat di Belgrad sejak Presiden Serbia Aleksandar Vucic menyerukan pembatalan acara tersebut akhir bulan lalu, yang memicu protes dari komunitas LGBTQ di negara itu yang telah berjanji untuk melanjutkan pawai yang dijadwalkan pada hari Sabtu.
Pemimpin Serbia itu mengutip sejumlah alasan mengapa dia ingin membatalkan acara tersebut, termasuk ketegangan baru-baru ini dengan bekas provinsi Kosovo yang memisahkan diri dan kekhawatiran akan krisis energi dan makanan.
Goran Miletic, salah satu penyelenggara acara, mengatakan pawai akan tetap berjalan meskipun ada larangan.
"Kami pasti akan berkumpul dan berjalan sesuai rencana," kata Miletic kepada AFP setelah pengumuman hari Selasa.
Pernikahan gay tidak diakui secara hukum di Serbia, di mana homofobia tetap mengakar meskipun ada langkah-langkah tambahan selama bertahun-tahun dalam mengurangi diskriminasi.
Pawai Belgrade Pride pada tahun 2001 dan sekali lagi pada tahun 2010 dirusak oleh kekerasan dan kerusuhan setelah kelompok sayap kanan menargetkan acara tersebut.
Sejak 2014, pawai telah diselenggarakan secara teratur tetapi dilindungi dengan kehadiran penegak hukum yang besar.
Larangan resmi datang hanya beberapa hari setelah ribuan orang ambil bagian dalam demonstrasi anti-EuroPride di Belgrad, di mana geng-geng pengendara motor, pendeta Ortodoks, dan kelompok nasionalis sayap kanan menuntut agar pawai EuroPride dilarang.
Larangan dikeluarkan setelah pemerintah khawatir pawai akan berubah menjadi perang antara komunitas LGBTQ dan kubu penentang di jalan-jalan Belgrad, yang akan membahayakan para peserta pawai.
EuroPride diadakan di negara yang berbeda setiap tahun, dan ini akan menjadi pertama kalinya Serbia menjadi tuan rumah acara tersebut.
"Polisi Serbia melarang pawai EuroPride tahun ini, dengan menyerahkan pemberitahuan resmi kepada penyelenggara," kata Belgrade Pride, penyelenggara EuroPride, dalam sebuah pernyataan di media sosial.
"Belgrade Pride akan menggunakan semua cara hukum yang tersedia untuk membatalkan keputusan ini," lanjut mereka, seperti dikutip AFP.
Kementerian Dalam Negeri kemudian mengonfirmasi bahwa pawai EuroPride pada hari Sabtu nanti telah dilarang, seperti halnya pawai tandingan pada hari yang sama.
"Konflik yang tidak masuk akal di jalan-jalan Belgrad akan...membahayakan keselamatan para peserta pawai, serta warga negara lainnya," kata Menteri Dalam Negeri Aleksandar Vulin.
Ketegangan meningkat di Belgrad sejak Presiden Serbia Aleksandar Vucic menyerukan pembatalan acara tersebut akhir bulan lalu, yang memicu protes dari komunitas LGBTQ di negara itu yang telah berjanji untuk melanjutkan pawai yang dijadwalkan pada hari Sabtu.
Pemimpin Serbia itu mengutip sejumlah alasan mengapa dia ingin membatalkan acara tersebut, termasuk ketegangan baru-baru ini dengan bekas provinsi Kosovo yang memisahkan diri dan kekhawatiran akan krisis energi dan makanan.
Goran Miletic, salah satu penyelenggara acara, mengatakan pawai akan tetap berjalan meskipun ada larangan.
"Kami pasti akan berkumpul dan berjalan sesuai rencana," kata Miletic kepada AFP setelah pengumuman hari Selasa.
Pernikahan gay tidak diakui secara hukum di Serbia, di mana homofobia tetap mengakar meskipun ada langkah-langkah tambahan selama bertahun-tahun dalam mengurangi diskriminasi.
Pawai Belgrade Pride pada tahun 2001 dan sekali lagi pada tahun 2010 dirusak oleh kekerasan dan kerusuhan setelah kelompok sayap kanan menargetkan acara tersebut.
Sejak 2014, pawai telah diselenggarakan secara teratur tetapi dilindungi dengan kehadiran penegak hukum yang besar.
Larangan resmi datang hanya beberapa hari setelah ribuan orang ambil bagian dalam demonstrasi anti-EuroPride di Belgrad, di mana geng-geng pengendara motor, pendeta Ortodoks, dan kelompok nasionalis sayap kanan menuntut agar pawai EuroPride dilarang.
(min)