Minta Cabut Sanksi, Taipan Rusia Imingi Ukraina Rp14,8 Triliun
loading...
A
A
A
LONDON - Seorang taipan Rusia meminta Inggris untuk mencabut sanksi terhadapnya. Sebagai imbalannya, dia menawarkan USD1 miliar atau lebih dari Rp14,8 triliun dari kekayaan pribadinya untuk membangun kembali Ukraina .
Taipan yang berupaya membujuk London itu adalah Mikhail Fridman, salah satu pendiri Alfa Bank Rusia.
Menurut laporan Wall Street Journal (WSJ), jika Inggris mencabut sanksi terhadapnya, Fridman akan mentransfer USD1 miliar dari kekayaan pribadinya—yang saat ini dibekukan di bawah sanksi Inggris—kepada anak perusahaan Alfa di Ukraina.
Dari anak perusahaan itulah, uang itu akan digunakan untuk membantu membangun kembali Ukraina.
“Bank ingin, sebagai salah satu bank swasta terbesar di Ukraina, menjadi pemain aktif dalam memulihkan ekonomi Ukraina setelah perang,” kata ketua dewan pengawas cabang Alfa di Ukraina, Roman Shpek, kepada media Amerika Serikat tersebut, Jumat (9/9/2022).
Dia menjelaskan dana tersebut dapat digunakan untuk membantu Kiev membangun kembali berbagai bidang-bidang seperti infrastruktur, perawatan kesehatan, serta ketahanan pangan dan energi.
Perusahaan awalnya mengusulkan transfer pada bulan Juni ke Bank Nasional Ukraina, yang persetujuannya akan diperlukan sebelum masalah tersebut dapat diteruskan ke Uni Eropa.
Uni Eropa pada akhirnya akan bertanggung jawab untuk membiarkan dana tersebut meninggalkan Eropa, dan anak perusahaan Alfa Ukraina mengajukan petisi kepada Dewan Eropa atas nama Fridman minggu lalu.
Fridman, yang lahir di kota Lviv di Ukraina barat, mengundurkan diri sebagai direktur perusahaan induk Alfa pada Maret, beberapa hari setelah sanksi dijatuhkan oleh Uni Eropa dan Inggris.
Meskipun dia belum secara pribadi dikenai sanksi oleh Amerika Serikat (AS), Alfa Bank masuk daftar hitam oleh Departemen Keuangan Amerika, yang berarti perusahaan lain harus memutuskan hubungan dengannya atau berisiko terkena sanksi.
Sedangkan entitas Inggris telah menjauhkan diri darinya karena sanksi pribadi di sana.
Orang-orang yang tidak disebutkan namanya yang mengetahui masalah tersebut mengatakan kepada WSJ bahwa proposal Alfa adalah upaya untuk meyakinkan London agar mencabut sanksi terhadap aset Fridman, meskipun dia telah membantah membuat tawaran "quid pro quo" semacam itu.
Kantor Luar Negeri Inggris menegaskan bahwa London “tidak memaafkan penghindaran sanksi apa pun.”
Shpek bersikeras bahwa sumbangan Fridman itu adalah "proyek ekonomi yang sangat penting", menekankan bahwa prospek dampak sanksi di masa depan tidak ada hubungannya dengan itu.
Taipan yang berupaya membujuk London itu adalah Mikhail Fridman, salah satu pendiri Alfa Bank Rusia.
Menurut laporan Wall Street Journal (WSJ), jika Inggris mencabut sanksi terhadapnya, Fridman akan mentransfer USD1 miliar dari kekayaan pribadinya—yang saat ini dibekukan di bawah sanksi Inggris—kepada anak perusahaan Alfa di Ukraina.
Dari anak perusahaan itulah, uang itu akan digunakan untuk membantu membangun kembali Ukraina.
“Bank ingin, sebagai salah satu bank swasta terbesar di Ukraina, menjadi pemain aktif dalam memulihkan ekonomi Ukraina setelah perang,” kata ketua dewan pengawas cabang Alfa di Ukraina, Roman Shpek, kepada media Amerika Serikat tersebut, Jumat (9/9/2022).
Dia menjelaskan dana tersebut dapat digunakan untuk membantu Kiev membangun kembali berbagai bidang-bidang seperti infrastruktur, perawatan kesehatan, serta ketahanan pangan dan energi.
Perusahaan awalnya mengusulkan transfer pada bulan Juni ke Bank Nasional Ukraina, yang persetujuannya akan diperlukan sebelum masalah tersebut dapat diteruskan ke Uni Eropa.
Uni Eropa pada akhirnya akan bertanggung jawab untuk membiarkan dana tersebut meninggalkan Eropa, dan anak perusahaan Alfa Ukraina mengajukan petisi kepada Dewan Eropa atas nama Fridman minggu lalu.
Fridman, yang lahir di kota Lviv di Ukraina barat, mengundurkan diri sebagai direktur perusahaan induk Alfa pada Maret, beberapa hari setelah sanksi dijatuhkan oleh Uni Eropa dan Inggris.
Meskipun dia belum secara pribadi dikenai sanksi oleh Amerika Serikat (AS), Alfa Bank masuk daftar hitam oleh Departemen Keuangan Amerika, yang berarti perusahaan lain harus memutuskan hubungan dengannya atau berisiko terkena sanksi.
Sedangkan entitas Inggris telah menjauhkan diri darinya karena sanksi pribadi di sana.
Orang-orang yang tidak disebutkan namanya yang mengetahui masalah tersebut mengatakan kepada WSJ bahwa proposal Alfa adalah upaya untuk meyakinkan London agar mencabut sanksi terhadap aset Fridman, meskipun dia telah membantah membuat tawaran "quid pro quo" semacam itu.
Kantor Luar Negeri Inggris menegaskan bahwa London “tidak memaafkan penghindaran sanksi apa pun.”
Shpek bersikeras bahwa sumbangan Fridman itu adalah "proyek ekonomi yang sangat penting", menekankan bahwa prospek dampak sanksi di masa depan tidak ada hubungannya dengan itu.
(min)