PM Yair Lapid Peringatkan Iran Tidak Menguji Israel
loading...
A
A
A
YERUSALEM - Perdana Menteri Israel Yair Lapid memperingatkan musuh bebuyutannya, Iran , untuk tidak menguji negaranya. Hal itu diungkapkan Lapid dalam sebuah video yang dirilis pada Selasa (6/9/2022), ketika ia berdiri di sebelah jet siluman F-35.
Iran telah terlibat dalam pembicaraan dengan negara-negara besar untuk memulihkan perjanjian 2015, yang memberikan keringanan sanksi sebagai imbalan atas jaminan bahwa mereka tidak akan memproduksi senjata nuklir, tujuan yang selalu dibantah Iran.
Israel, yang memandang kesepakatan itu sebagai sebuah kesepakatan cacat, telah bersumpah untuk melakukan apa pun untuk menghentikan musuh bebuyutannya itu dari mendapatkan persenjataan nuklir.
“Masih terlalu dini untuk mengetahui apakah kita memang berhasil menghentikan perjanjian nuklir, tetapi Israel siap untuk setiap ancaman dan setiap skenario,” kata Lapid, seperti dikutip dari AFP.
“Jika Iran terus menguji kami, itu akan menemukan kekuatan dan kemampuan panjang Israel,” kata Lapid. Ia juga bersumpah untuk terus bertindak di semua lini melawan terorisme dan terhadap mereka yang berusaha menyakiti kami.
“Sebagai Presiden, Joe Biden dan saya setuju, Israel memiliki kebebasan penuh untuk bertindak sesuai keinginan kami untuk mencegah kemungkinan Iran menjadi ancaman nuklir,” tandas Lapid.
Pernyataan Lapid dibuat selama kunjungan ke pangkalan udara Israel selatan, dalam sebuah video yang dikeluarkan kantornya tentang dia berbicara dengan F-35 buatan AS di latar belakang. F-35 adalah pesawat supersonik yang karakteristik silumannya yang canggih memungkinkan pilot menghindari deteksi radar, menurut Lockheed Martin.
Pekan lalu, Boeing mengumumkan kesepakatan untuk memasok Israel dengan 4 pesawat pengisian bahan bakar KC-46A di tahun-tahun mendatang yang akan digunakan dalam kasus serangan jarak jauh.
Pernyataan Lapid datang ketika kepala agen mata-mata Israel Mossad, David Barnea, mengunjungi AS sebagai bagian dari "kampanye diplomatik melawan Iran," kata kantor perdana menteri dalam sebuah pernyataan.
Barnea telah berangkat ke AS pada awal pekan ini untuk pertemuan dengan pejabat di badan keamanan Amerika. AS secara sepihak menarik diri dari kesepakatan nuklir Iran pada 2018 di bawah presiden saat itu Donald Trump.
Iran telah terlibat dalam pembicaraan dengan negara-negara besar untuk memulihkan perjanjian 2015, yang memberikan keringanan sanksi sebagai imbalan atas jaminan bahwa mereka tidak akan memproduksi senjata nuklir, tujuan yang selalu dibantah Iran.
Israel, yang memandang kesepakatan itu sebagai sebuah kesepakatan cacat, telah bersumpah untuk melakukan apa pun untuk menghentikan musuh bebuyutannya itu dari mendapatkan persenjataan nuklir.
“Masih terlalu dini untuk mengetahui apakah kita memang berhasil menghentikan perjanjian nuklir, tetapi Israel siap untuk setiap ancaman dan setiap skenario,” kata Lapid, seperti dikutip dari AFP.
“Jika Iran terus menguji kami, itu akan menemukan kekuatan dan kemampuan panjang Israel,” kata Lapid. Ia juga bersumpah untuk terus bertindak di semua lini melawan terorisme dan terhadap mereka yang berusaha menyakiti kami.
“Sebagai Presiden, Joe Biden dan saya setuju, Israel memiliki kebebasan penuh untuk bertindak sesuai keinginan kami untuk mencegah kemungkinan Iran menjadi ancaman nuklir,” tandas Lapid.
Pernyataan Lapid dibuat selama kunjungan ke pangkalan udara Israel selatan, dalam sebuah video yang dikeluarkan kantornya tentang dia berbicara dengan F-35 buatan AS di latar belakang. F-35 adalah pesawat supersonik yang karakteristik silumannya yang canggih memungkinkan pilot menghindari deteksi radar, menurut Lockheed Martin.
Pekan lalu, Boeing mengumumkan kesepakatan untuk memasok Israel dengan 4 pesawat pengisian bahan bakar KC-46A di tahun-tahun mendatang yang akan digunakan dalam kasus serangan jarak jauh.
Pernyataan Lapid datang ketika kepala agen mata-mata Israel Mossad, David Barnea, mengunjungi AS sebagai bagian dari "kampanye diplomatik melawan Iran," kata kantor perdana menteri dalam sebuah pernyataan.
Barnea telah berangkat ke AS pada awal pekan ini untuk pertemuan dengan pejabat di badan keamanan Amerika. AS secara sepihak menarik diri dari kesepakatan nuklir Iran pada 2018 di bawah presiden saat itu Donald Trump.
(esn)