Jenderal Kiev Klaim Ukraina Tembak Jatuh 70% Rudal Rusia
loading...
A
A
A
KIEV - Seorang jenderal Ukraina mengatakan pasukan pertahanan udara negaranya mampu menembak jatuh 50 hingga 70 persen rudal Rusia .
Mayor Jenderal Mykola Zhirnov, pemimpin Administrasi Militer Kota Kiev, ditanya oleh koresponden ArmyInform apakah ibu kota dilindungi secara andal oleh pertahanan anti-pesawat, dan apakah tidak akan lagi terancam oleh serangan roket?
"Selama musuh memiliki rudal dan senjata udara, masih akan ada ancaman serangan udara dan rudal," jawab Zhirnov.
"[Namun] 50 hingga 70 persen rudal Rusia ditembak jatuh oleh pesawat dan oleh unit rudal anti-pesawat," ujarnya, yang dilansir Newsweek, Senin (5/9/2022).
“Tapi, sayangnya, hari ini kami tidak dapat memastikan efektivitas operasi pertahanan udara 100%, ini karena alasan objektif—jumlah alat pengintai, penerbangan, dan sistem rudal anti-pesawat yang tidak mencukupi," paparnya.
"Pada dasarnya, ini adalah sistem Soviet, yang tidak memiliki efisiensi dan keandalan yang sama dengan peralatan pertahanan udara negara-negara mitra NATO," lanjut dia.
Dalam sebuah insiden bulan lalu, Angkatan Udara Ukraina mengatakan bahwa mereka telah menembak jatuh tujuh rudal Rusia.
Ukraina menuduh Moskow telah menembakkan rudal-rudalnya dari suatu tempat dekat Laut Kaspia, dan bahwa pasukan rudal anti-pesawat dan jet tempur Kiev mampu melenyapkan tujuh dari delapan misil yang ditembakkan.
Pada hari Jumat pekan lalu, Ukraina mengatakan bahwa mereka telah menembak jatuh pesawat pengintai Rusia yang disebut "Kartograf".
Pejabat Ukraina mengatakan pesawat tak berawak itu digunakan untuk menyesuaikan atau mengatur tembakan artileri atau serangan rudal.
“Pada tanggal 02 September, sekitar pukul 09.00 pagi, drone 'Kartograf' Rusia dieliminasi di langit di atas Mykolaiv oleh unit rudal anti-pesawat Angkatan Udara. Drone tersebut adalah bagian dari keluarga sistem tak berawak multiguna (UAV) Ptero," tulis Komando Angkatan Udara Angkatan Bersenjata Ukraina dalam sebuah posting Facebook.
Akhir bulan lalu, militer Ukraina mengatakan bahwa mereka membunuh hampir 160 tentara Rusia setelah meluncurkan serangan rudal dan artileri sebagai bagian dari serangan balasan di Ukraina Selatan.
Berbagai klaim militer Ukraina itu belum bisa diverifikasi secara independen. Sebaliknya, militer Rusia mengatakan serangan balasan Kiev di Ukraina selatan gagal.
Mayor Jenderal Mykola Zhirnov, pemimpin Administrasi Militer Kota Kiev, ditanya oleh koresponden ArmyInform apakah ibu kota dilindungi secara andal oleh pertahanan anti-pesawat, dan apakah tidak akan lagi terancam oleh serangan roket?
"Selama musuh memiliki rudal dan senjata udara, masih akan ada ancaman serangan udara dan rudal," jawab Zhirnov.
"[Namun] 50 hingga 70 persen rudal Rusia ditembak jatuh oleh pesawat dan oleh unit rudal anti-pesawat," ujarnya, yang dilansir Newsweek, Senin (5/9/2022).
“Tapi, sayangnya, hari ini kami tidak dapat memastikan efektivitas operasi pertahanan udara 100%, ini karena alasan objektif—jumlah alat pengintai, penerbangan, dan sistem rudal anti-pesawat yang tidak mencukupi," paparnya.
"Pada dasarnya, ini adalah sistem Soviet, yang tidak memiliki efisiensi dan keandalan yang sama dengan peralatan pertahanan udara negara-negara mitra NATO," lanjut dia.
Dalam sebuah insiden bulan lalu, Angkatan Udara Ukraina mengatakan bahwa mereka telah menembak jatuh tujuh rudal Rusia.
Ukraina menuduh Moskow telah menembakkan rudal-rudalnya dari suatu tempat dekat Laut Kaspia, dan bahwa pasukan rudal anti-pesawat dan jet tempur Kiev mampu melenyapkan tujuh dari delapan misil yang ditembakkan.
Pada hari Jumat pekan lalu, Ukraina mengatakan bahwa mereka telah menembak jatuh pesawat pengintai Rusia yang disebut "Kartograf".
Pejabat Ukraina mengatakan pesawat tak berawak itu digunakan untuk menyesuaikan atau mengatur tembakan artileri atau serangan rudal.
“Pada tanggal 02 September, sekitar pukul 09.00 pagi, drone 'Kartograf' Rusia dieliminasi di langit di atas Mykolaiv oleh unit rudal anti-pesawat Angkatan Udara. Drone tersebut adalah bagian dari keluarga sistem tak berawak multiguna (UAV) Ptero," tulis Komando Angkatan Udara Angkatan Bersenjata Ukraina dalam sebuah posting Facebook.
Akhir bulan lalu, militer Ukraina mengatakan bahwa mereka membunuh hampir 160 tentara Rusia setelah meluncurkan serangan rudal dan artileri sebagai bagian dari serangan balasan di Ukraina Selatan.
Berbagai klaim militer Ukraina itu belum bisa diverifikasi secara independen. Sebaliknya, militer Rusia mengatakan serangan balasan Kiev di Ukraina selatan gagal.
(min)