Man of the Hole, Pria Paling Kesepian di Dunia Tutup Usia
loading...
A
A
A
BRASILIA - Anggota terakhir dari kelompok adat yang terpencil di Brasil meninggal dunia. Pria, yang namanya tidak diketahui, telah hidup dalam isolasi total selama 26 tahun terakhir.
Mayat pria itu ditemukan di tempat tidur gantung di luar gubuk jeraminya. Tidak ada tanda-tanda kekerasan. Dia diperkirakan meninggal karena sebab alami pada usia sekitar 60 tahun.
Pria tersebut dikenal sebagai Man of the Hole karena menggali lubang yang dalam, beberapa di antaranya digunakan untuk menjebak hewan sedangkan yang lain tampak sebagai tempat persembunyian.
Pria itu adalah yang orang terakhir dari kelompok adat yang tinggal di wilayah adat Tanaru di negara bagian Rondonia, yang berbatasan dengan Bolivia.
Mayoritas adatnya diyakini telah dibunuh pada awal tahun 1970-an oleh para peternak yang ingin memperluas tanah mereka.
Pada tahun 1995, enam anggota adatnya yang tersisa tewas dalam serangan oleh penambang ilegal, menjadikannya satu-satunya yang selamat.
Badan Urusan Adat Brasil (Funai) baru menyadari kelangsungan hidupnya pada tahun 1996, dan sejak saat itu telah memantau daerah tersebut untuk keselamatannya.
Selama patroli rutin, agen Funai Altair Jose Algayer menemukan tubuh pria itu ditutupi bulu macaw di tempat tidur gantung di luar salah satu gubuk jeraminya.
Algayer mengatakan bahwa semua gubuk yang dibangun pria itu selama bertahun-tahun - yang ada lebih dari 50 - juga berisi lubang sedalam 3 meter.
Mayat pria itu ditemukan di tempat tidur gantung di luar gubuk jeraminya. Tidak ada tanda-tanda kekerasan. Dia diperkirakan meninggal karena sebab alami pada usia sekitar 60 tahun.
Pria tersebut dikenal sebagai Man of the Hole karena menggali lubang yang dalam, beberapa di antaranya digunakan untuk menjebak hewan sedangkan yang lain tampak sebagai tempat persembunyian.
Pria itu adalah yang orang terakhir dari kelompok adat yang tinggal di wilayah adat Tanaru di negara bagian Rondonia, yang berbatasan dengan Bolivia.
Mayoritas adatnya diyakini telah dibunuh pada awal tahun 1970-an oleh para peternak yang ingin memperluas tanah mereka.
Pada tahun 1995, enam anggota adatnya yang tersisa tewas dalam serangan oleh penambang ilegal, menjadikannya satu-satunya yang selamat.
Badan Urusan Adat Brasil (Funai) baru menyadari kelangsungan hidupnya pada tahun 1996, dan sejak saat itu telah memantau daerah tersebut untuk keselamatannya.
Selama patroli rutin, agen Funai Altair Jose Algayer menemukan tubuh pria itu ditutupi bulu macaw di tempat tidur gantung di luar salah satu gubuk jeraminya.
Algayer mengatakan bahwa semua gubuk yang dibangun pria itu selama bertahun-tahun - yang ada lebih dari 50 - juga berisi lubang sedalam 3 meter.