Pertempuran Berlanjut di Irak, 30 Orang Tewas
loading...
A
A
A
BAGHDAD - Bentrokan bersenjata antara dua kubu yang saling bersaing dalam perpolitikan Irak terus berlangsung. Kantor berita Al Jazeera melaporkan situasi di Ibu Kota Irak, Baghdad, tetap dipenuhi ketegangan.
Dalam laporannya, Al Jazeera mengutip sumber-sumber media menyatakan 30 orang tewas dan ratusan lainnya terluka akibat bentrokan tersebut.
"Kami telah mendengar suara tembakan semalam, senjata sedang dan ringan telah digunakan, kami mendengar juga beberapa ledakan di dalam Zona Hijau terdengar jelas pagi ini," lapor reporter Al Jazeera.
“Situasinya sangat tegang dan tampaknya semua upaya untuk mengurangi ketegangan belum membuahkan hasil. Ada seruan kepada Grand Marji'a, referensi agama Grand Syiah di kota Najaf untuk campur tangan mengakhiri konflik ini, ”katanya.
“Banyak orang di sini percaya bahwa karena semua mediasi telah gagal, karena semua upaya untuk meredakan belum mencapai solusi, maka satu-satunya jalan keluar untuk mengakhiri konfrontasi militer ini, menurut mereka, adalah intervensi dari Grand Marji'," sambungnya seperti dikutip dari kantor berita yang berbasis di Qatar itu Selasa (30/8/2022).
Ketegangan telah meningkat selama berbulan-bulan antara pendukung pemimpin Syiah Moqtada al-Sadr dan lawanya Aliansi Kerangka Koordinasi yang pro Iran.
Menurut laporan Al Jazeera, konflik ini adalah klimaks dari 10 bulan perselisihan politik antara politisi yang bersaing tentang pembentukan pemerintahan dan selama beberapa bulan terakhir serta sejak penarikan anggota parlemen Moqtada al-Sadr dari parlemen.
“Segalanya telah meningkat dan kami telah menyaksikan protes dan protes balasan, aksi duduk dan aksi duduk balasan,” demikian laporan Al Jazeera.
Dalam laporannya, Al Jazeera mengutip sumber-sumber media menyatakan 30 orang tewas dan ratusan lainnya terluka akibat bentrokan tersebut.
"Kami telah mendengar suara tembakan semalam, senjata sedang dan ringan telah digunakan, kami mendengar juga beberapa ledakan di dalam Zona Hijau terdengar jelas pagi ini," lapor reporter Al Jazeera.
“Situasinya sangat tegang dan tampaknya semua upaya untuk mengurangi ketegangan belum membuahkan hasil. Ada seruan kepada Grand Marji'a, referensi agama Grand Syiah di kota Najaf untuk campur tangan mengakhiri konflik ini, ”katanya.
“Banyak orang di sini percaya bahwa karena semua mediasi telah gagal, karena semua upaya untuk meredakan belum mencapai solusi, maka satu-satunya jalan keluar untuk mengakhiri konfrontasi militer ini, menurut mereka, adalah intervensi dari Grand Marji'," sambungnya seperti dikutip dari kantor berita yang berbasis di Qatar itu Selasa (30/8/2022).
Ketegangan telah meningkat selama berbulan-bulan antara pendukung pemimpin Syiah Moqtada al-Sadr dan lawanya Aliansi Kerangka Koordinasi yang pro Iran.
Menurut laporan Al Jazeera, konflik ini adalah klimaks dari 10 bulan perselisihan politik antara politisi yang bersaing tentang pembentukan pemerintahan dan selama beberapa bulan terakhir serta sejak penarikan anggota parlemen Moqtada al-Sadr dari parlemen.
“Segalanya telah meningkat dan kami telah menyaksikan protes dan protes balasan, aksi duduk dan aksi duduk balasan,” demikian laporan Al Jazeera.
(ian)