Eks Mata-mata KGB: Luncurkan Serangan Nuklir Berarti 'Hukuman Mati' bagi Putin

Selasa, 23 Agustus 2022 - 14:36 WIB
loading...
A A A
"Apa satu hal yang saya lawan sejak hari pertama? Adalah memanggilnya dengan nama. Itu tidak ada gunanya selain membuat Putin lebih marah," imbuh dia.

"Pernyataan-pernyataan itu ketika [Presiden Amerika Serikat] Joe Biden menyebut Putin sebagai penjahat perang, itu untuk konsumsi internal. Setiap kali politik menjadi dominan dalam hal kebijakan luar negeri, Anda akan membuat keputusan yang buruk," kritik mantan mata-mata tersebut.

"Saya sangat ragu dia akan bertindak ekstrem dan meluncurkan nuklir, karena dia tahu itu akan menjadi 'hukuman mati' baginya."

Barsky lahir di Jerman, tetapi kemudian bekerja untuk KGB sebagai mata-mata antara tahun 1973 hingga 1988.

Dia didekati KGB saat dia kuliah di Jerman, dan menghabiskan waktunya dengan dinas keamanan Soviet mencoba mendekati penasihat keamanan Gedung Putih, melacak pembelot Soviet dan mencari rekrutan KGB.

Barsky bahkan menjalani kehidupan ganda pada satu tahap--dia memiliki satu istri dan anak perempuan di AS dan seorang istri dan anak di Jerman.

Pada tahun 1988, Soviet percaya bahwa penyamaran Barsky telah dibocorkan dan mencoba membawanya kembali ke Moskow, tetapi dia menolak untuk pergi.

FBI akhirnya menangkap Barsky, dan dia akhirnya mengaku sebagai mata-mata. Dia kemudian memberikan kontra-intelijen untuk AS.

Saat ini, dia adalah seorang tokoh masyarakat yang melakukan pembicaraan publik dan wawancara tentang waktunya bersama KGB.

Putin mencoba dan menenangkan ketegangan pada awal bulan ini, dengan mengatakan bahwa tidak ada yang akan menang dari perang nuklir.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1827 seconds (0.1#10.140)