Israel: Serangan Hizbullah di Ladang Gas dapat Picu Perang

Senin, 22 Agustus 2022 - 21:28 WIB
loading...
Israel: Serangan Hizbullah...
Kapal bor Energean yang berbasis di London mulai mengebor ladang gas alam Karish di lepas pantai Israel di Mediterania timur, 9 Mei 2022. Foto/REUTERS/Ari Rabinovitch
A A A
TEL AVIV - Israel pada Senin (22/8/2022) memperingatkan Hizbullah Lebanon bahwa setiap serangan terhadap aset gasnya dapat memicu perang.

Sebelumnya, Hizbullah mengancam akan "memutuskan" tangan Israel jika menyedot ladang lepas pantai yang disengketakan.

Peringatan dari Menteri Pertahanan (Menhan) Israel Benny Gantz datang di tengah negosiasi panjang antara tetangga Mediterania timur untuk menyelesaikan sengketa perbatasan laut mereka.



Ketegangan meningkat pada Juni ketika satu kapal produksi yang disewa Israel tiba di dekat ladang gas lepas pantai Karish, yang diklaim Lebanon berada di perairan yang diperebutkan.

Israel mengatakan pada 2 Juli bahwa mereka telah menjatuhkan tiga drone yang diluncurkan Hizbullah ke arah Karish.

Pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah mengatakan pada 9 Agustus bahwa, “Tangan yang meraih kekayaan ini akan terputus.”



Ditanya apakah serangan apa pun oleh Hizbullah terhadap ladang gas Israel dapat menyebabkan perang, Gantz mengatakan, "Ya, itu bisa memicu reaksi."

“Mengarah ke beberapa hari pertempuran dan kampanye militer. Kami kuat dan siap untuk skenario ini, tetapi kami tidak menginginkannya,” ujar dia kepada stasiun radio 103 FM Israel.

Gantz mengatakan ekstraksi dari ladang gas akan dimulai "ketika siap untuk berproduksi". Sikap ini menegaskan kembali klaim Israel atas Karish.

“Negara Israel siap melindungi asetnya dan siap mencapai kesepakatan dengan pemerintah Lebanon, melalui mediasi Amerika, tentang deposit Sidon,” papar dia mengacu pada ladang gas lain yang dikenal di Lebanon sebagai Qana.

“Saya yakin ke depan akan ada dua anjungan gas. Satu di pihak kita, satu di pihak mereka. Dan saya harap kita tidak harus melalui putaran konfrontasi lain sebelum itu,” ungkap dia.

Israel dan Lebanon terakhir berperang dalam konflik yang menghancurkan pada 2006 dan secara resmi tetap berperang, dengan penjaga perdamaian PBB berpatroli di perbatasan darat.

Negosiasi di perbatasan maritim dilanjutkan pada tahun 2020, dengan pembicaraan terhenti sebelum dihidupkan kembali pada Juni.

Diskusi awal berfokus pada area yang disengketakan seluas 860 kilometer persegi, sesuai klaim Lebanon yang terdaftar di PBB pada 2011.

Beirut kemudian meminta daerah itu diperluas lagi seluas 1.430 kilometer persegi, yang mencakup bagian dari ladang Karish yang menurut Israel berada dalam zona ekonomi eksklusifnya yang diakui PBB.

(sya)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0975 seconds (0.1#10.140)