Siapa Alexander Dugin Si 'Otak Putin' yang Putrinya Tewas dalam Bom Mobil?

Senin, 22 Agustus 2022 - 13:54 WIB
loading...
A A A
Dalam sebuah pernyataan pada bulan Maret, Departemen Keuangan AS mengatakan "Persatuan Pemuda Eurasia", kelompok yang terkait dengan Dugin, aktif merekrut individu dengan pengalaman militer dan tempur untuk berperang atas nama Republik Rakyat Donetsk--wilayah yang memilih merdeka dari Ukraina.

“Dugin mengontrol Geopolitica, sebuah situs web yang berfungsi sebagai platform bagi ultra-nasionalis Rusia untuk menyebarkan disinformasi dan propaganda yang menargetkan audiens Barat dan lainnya,” kata Departemen Keuangan AS.

Pada tahun 2015, Dugin seperti dikutip oleh gazeta.ru bahwa penambahannya ke daftar sanksi AS adalah "belum pernah terjadi sebelumnya" dan "sanksi dijatuhkan untuk aktivitas intelektual yang tidak melanggar hukum".

Dugin tidak segera menanggapi pertanyaan yang dikirim melalui email kepadanya pada hari Minggu di alamat yang tercantum di situs Gerakan Eurasia Internasional yang dia dirikan.

Gerakan Politik

Buku Dugin tahun 1997 meningkatkan ketenarannya. Pada awal 1990-an, dia ikut mendirikan Partai Bolshevik Nasional (NBP), yang sangat mendukung pandangan anti-sentris dan yang sebagian besar bendera merahnya menampilkan palu dan arit hitam di tengahnya.

Dugin meninggalkan NBP sekitar satu dekade sebelum dinyatakan sebagai "organisasi ekstremis" pada 2007 dan kegiatannya dilarang di Rusia.

Dia kemudian menemukan gerakan politik dan sosial yang berpusat pada ide-ide anti-Barat yang kukuh untuk masa depan Eurasia.

Dugin bekerja sebentar sebagai pemimpin redaksi Tsargrad TV, saluran Kristen Ortodoks pro-Kremlin yang dimiliki oleh pengusaha Konstantin Malofeev. Malofeev dijatuhi sanksi oleh Amerika Serikat dan Uni Eropa pada tahun 2014 atas tuduhan bahwa dia mendanai separatis pro-Moskow yang bertempur di Ukraina, sesuatu yang dia bantah.

Menulis di situs Tsargrad pada bulan Mei, Dugin mengatakan; "Operasi militer khusus Rusia di Ukraina membutuhkan reformasi patriotik segera."
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1436 seconds (0.1#10.140)