Siapa Alexander Dugin Si 'Otak Putin' yang Putrinya Tewas dalam Bom Mobil?

Senin, 22 Agustus 2022 - 13:54 WIB
loading...
Siapa Alexander Dugin Si Otak Putin yang Putrinya Tewas dalam Bom Mobil?
Alexander Dugin, ideolog ultra-nasionalis Rusia yang dijuluki sebagai Otak Putin. Putrinya, Darya Dugina, tewas dalam serangan bom mobil di pinggiran Moskow. Foto/REUTERS
A A A
MOSKOW - Darya Dugina, putri ideolog ultra-nasionalis Rusia Alexander Dugin , tewas dalam serangan bom mobil di pinggiran Moskow pada Sabtu malam.

Rekan Dugina mengatakan mobil yang dikendarainya adalah milik ayahnya dan kemungkinan besar sang ayah adalah target yang sebenarnya.

Siapa Alexander Dugin?

Dugin (60), seperti dikutip Reuters, Senin (22/8/2022), telah lama mengadvokasi penyatuan wilayah berbahasa Rusia dan wilayah lain di kerajaan Rusia baru yang luas, termasuk Ukraina.

Pria berjanggut lebat ini kerap dijuluki sebagai "otak Putin" karena menjadi ideolog utra-nasionalis Rusia meskipun dia tidak masuk dalam pemerintahan Presiden Vladimir Putin.



Dia pernah menulis buku pada tahun 1997 berjudul “The Foundations of Geopolitics: The Geopolitical Future of Russia”, di mana Dugin sangat kritis terhadap pengaruh Amerika Serikat (AS) di Eurasia dan menyerukan Rusia untuk membangun kembali otoritasnya sendiri di wilayah tersebut dan menganjurkan untuk memecah wilayah negara lain.

Bukunya ditampilkan dalam daftar bacaan tentara Rusia, tetapi tidak ada indikasi bahwa Dugin pernah memiliki pengaruh langsung pada kebijakan luar negeri Rusia.

Pengaruh Dugin atas Presiden Vladimir Putin telah menjadi bahan spekulasi, di mana beberapa pengamat Rusia menyatakan bahwa pengaruhnya signifikan meski banyak yang skeptis karena dia tidak memiliki hubungan resmi dengan Kremlin.

AS menjatuhkan sanksi pada Dugin pada tahun 2015 karena bertanggung jawab atau terlibat dalam tindakan atau kebijakan yang mengancam perdamaian, keamanan, stabilitas, atau kedaulatan atau integritas teritorial Ukraina.

Dalam sebuah pernyataan pada bulan Maret, Departemen Keuangan AS mengatakan "Persatuan Pemuda Eurasia", kelompok yang terkait dengan Dugin, aktif merekrut individu dengan pengalaman militer dan tempur untuk berperang atas nama Republik Rakyat Donetsk--wilayah yang memilih merdeka dari Ukraina.

“Dugin mengontrol Geopolitica, sebuah situs web yang berfungsi sebagai platform bagi ultra-nasionalis Rusia untuk menyebarkan disinformasi dan propaganda yang menargetkan audiens Barat dan lainnya,” kata Departemen Keuangan AS.

Pada tahun 2015, Dugin seperti dikutip oleh gazeta.ru bahwa penambahannya ke daftar sanksi AS adalah "belum pernah terjadi sebelumnya" dan "sanksi dijatuhkan untuk aktivitas intelektual yang tidak melanggar hukum".

Dugin tidak segera menanggapi pertanyaan yang dikirim melalui email kepadanya pada hari Minggu di alamat yang tercantum di situs Gerakan Eurasia Internasional yang dia dirikan.

Gerakan Politik

Buku Dugin tahun 1997 meningkatkan ketenarannya. Pada awal 1990-an, dia ikut mendirikan Partai Bolshevik Nasional (NBP), yang sangat mendukung pandangan anti-sentris dan yang sebagian besar bendera merahnya menampilkan palu dan arit hitam di tengahnya.

Dugin meninggalkan NBP sekitar satu dekade sebelum dinyatakan sebagai "organisasi ekstremis" pada 2007 dan kegiatannya dilarang di Rusia.

Dia kemudian menemukan gerakan politik dan sosial yang berpusat pada ide-ide anti-Barat yang kukuh untuk masa depan Eurasia.

Dugin bekerja sebentar sebagai pemimpin redaksi Tsargrad TV, saluran Kristen Ortodoks pro-Kremlin yang dimiliki oleh pengusaha Konstantin Malofeev. Malofeev dijatuhi sanksi oleh Amerika Serikat dan Uni Eropa pada tahun 2014 atas tuduhan bahwa dia mendanai separatis pro-Moskow yang bertempur di Ukraina, sesuatu yang dia bantah.

Menulis di situs Tsargrad pada bulan Mei, Dugin mengatakan; "Operasi militer khusus Rusia di Ukraina membutuhkan reformasi patriotik segera."

"Rusia baru, abadi, sejati dan mendalam perlu dibentuk untuk menarik orang-orang Ukraina," lanjut dia.

"Ukraina dapat menjadi bagian integral dan organik dari ini," imbuh dia. "Warga Ukraina harus memahami bahwa kami mengundang mereka untuk menciptakan kekuatan baru yang besar ini. Juga orang Belarusia, Kazakhstan, Armenia, tetapi juga Azerbaijan dan Georgia, dan semua orang yang tidak hanya ada dan bersama kita, tetapi juga akan tetap ada.”
(min)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1764 seconds (0.1#10.140)