Rusia Pasti Gunakan Senjata Nuklir Jika Situasi Seperti Ini
loading...
A
A
A
MOSKOW - Rusia memastikan akan menggunakan senjata nuklirnya jika situasinya darurat. Namun, Moskow mengatakan tidak tertarik untuk konfrontasi langsung dengan NATO dan Amerika Serikat (AS).
Penegasan doktrin nuklir itu disampaikan Kementerian Luar negeri Rusia pada hari Kamis.
Menteri Pertahanan Rusia Sergey Shoigu pada Selasa lalu mengatakan Moskow tidak perlu menggunakan senjata nuklir selama operasi militernya di Ukraina.
Shoigu menggambarkan spekulasi media bahwa Moskow mungkin menggunakan senjata nuklir atau pun senjata kimia dalam operasi militernya di Ukraina sebagai "kebohongan mutlak".
Berbicara pada briefing hari Kamis, juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Ivan Nechaev mengatakan senjata nuklir akan digunakan semata-mata sebagai tindakan "respons".
"Doktrin militer Rusia mengizinkan respons nuklir hanya sebagai respons terhadap ancaman pemusnah massal, atau ketika keberadaan negara terancam," katanya.
"Artinya, penggunaan senjata nuklir hanya dimungkinkan sebagai bagian dari respons terhadap serangan untuk membela diri dan hanya dalam keadaan darurat," ujarnya, seperti dikutip Reuters, Jumat (19/8/2022).
Rusia saat ini menjadi negara pemilik hulu ledak nuklir terbanyak di dunia, yakni 5.977 unit. Disusul Amerika Serikat dengan 5.428 unit.
Negara lainnya pemilik hulu ledak nuklir adalah China, Prancis, Inggris, Pakistan, India, Korea Utara dan Israel. Namun, Israel satu-satunya negara yang tidak secara resmi mengakui kepemilikan senjata nuklir.
Lihat Juga: Profil Susie Wiles, Manajer Kampanye Trump, Wanita Pertama yang Jadi Kepala Staf Gedung Putih
Penegasan doktrin nuklir itu disampaikan Kementerian Luar negeri Rusia pada hari Kamis.
Menteri Pertahanan Rusia Sergey Shoigu pada Selasa lalu mengatakan Moskow tidak perlu menggunakan senjata nuklir selama operasi militernya di Ukraina.
Shoigu menggambarkan spekulasi media bahwa Moskow mungkin menggunakan senjata nuklir atau pun senjata kimia dalam operasi militernya di Ukraina sebagai "kebohongan mutlak".
Berbicara pada briefing hari Kamis, juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Ivan Nechaev mengatakan senjata nuklir akan digunakan semata-mata sebagai tindakan "respons".
"Doktrin militer Rusia mengizinkan respons nuklir hanya sebagai respons terhadap ancaman pemusnah massal, atau ketika keberadaan negara terancam," katanya.
"Artinya, penggunaan senjata nuklir hanya dimungkinkan sebagai bagian dari respons terhadap serangan untuk membela diri dan hanya dalam keadaan darurat," ujarnya, seperti dikutip Reuters, Jumat (19/8/2022).
Rusia saat ini menjadi negara pemilik hulu ledak nuklir terbanyak di dunia, yakni 5.977 unit. Disusul Amerika Serikat dengan 5.428 unit.
Negara lainnya pemilik hulu ledak nuklir adalah China, Prancis, Inggris, Pakistan, India, Korea Utara dan Israel. Namun, Israel satu-satunya negara yang tidak secara resmi mengakui kepemilikan senjata nuklir.
Lihat Juga: Profil Susie Wiles, Manajer Kampanye Trump, Wanita Pertama yang Jadi Kepala Staf Gedung Putih
(min)