Kisah Penyesalan Penemu Bom Atom AS: Saya Menjadi Maut, Penghancur Dunia
loading...
A
A
A
WASHINGTON - J. Robert Oppenheimer adalah fisikawan penemu bom atom pertama Amerika Serikat (AS) . Pada akhirnya, dia menyesali temuannya setelah menyaksikan kota Hiroshima dan Nagasaki dijatuhi bom semacam itu pada akhir Perang Dunia II.
Oppenheimer terkenal dengan julukan "Bapak Bom Atom". Dialah direktur Laboratorium Los Alamos yang--bersama tim "Proyek Manhattan"--diam-diam mengembangkan senjata pemusnah massal selama Perang Dunia II.
Mengutip History, pada 16 Juli 1945, tim ilmuwan dan insinyur menyaksikan bom atom pertama berhasil diledakkan di lokasi uji Trinity di Alamogordo, New Mexico.
Pada saat hasil dari proyek bom atom itu sudah siap, Sekutu sudah menyatakan kemenangan perang di Eropa. Hanya saja, mereka masih berperang dengan Jepang di Asia.
Oppenheimer menyaksikan dari jauh pagi itu ketika bom atom melepaskan awan jamur setinggi 40.000 kaki.
Deskripsinya tentang momen itu menjadi terkenal: “Saya ingat baris dari kitab suci Hindu Bhagavad-Gita,” katanya. “‘Sekarang saya menjadi Maut, penghancur dunia.’ Saya kira kita semua berpikir demikian, dengan satu atau lain cara.”
Deskripsi itu disimpulkan oleh banyak orang sebagai penyesalan sang ilmuwan.
Pada tanggal 6 Agustus 1945, AS menjatuhkan bom atom di Hiroshima, Jepang, memusnahkan 90 persen kota dan membunuh 80.000 orang.
Tiga hari kemudian, AS membunuh 40.000 orang di Nagasaki dengan bom serupa lainnya. Puluhan ribu lainnya akan mati karena paparan radiasi. Jepang menyerah beberapa hari setelah pengeboman kedua, mengakhiri Perang Dunia II.
Oppenheimer terkenal dengan julukan "Bapak Bom Atom". Dialah direktur Laboratorium Los Alamos yang--bersama tim "Proyek Manhattan"--diam-diam mengembangkan senjata pemusnah massal selama Perang Dunia II.
Mengutip History, pada 16 Juli 1945, tim ilmuwan dan insinyur menyaksikan bom atom pertama berhasil diledakkan di lokasi uji Trinity di Alamogordo, New Mexico.
Pada saat hasil dari proyek bom atom itu sudah siap, Sekutu sudah menyatakan kemenangan perang di Eropa. Hanya saja, mereka masih berperang dengan Jepang di Asia.
Oppenheimer menyaksikan dari jauh pagi itu ketika bom atom melepaskan awan jamur setinggi 40.000 kaki.
Deskripsinya tentang momen itu menjadi terkenal: “Saya ingat baris dari kitab suci Hindu Bhagavad-Gita,” katanya. “‘Sekarang saya menjadi Maut, penghancur dunia.’ Saya kira kita semua berpikir demikian, dengan satu atau lain cara.”
Deskripsi itu disimpulkan oleh banyak orang sebagai penyesalan sang ilmuwan.
Pada tanggal 6 Agustus 1945, AS menjatuhkan bom atom di Hiroshima, Jepang, memusnahkan 90 persen kota dan membunuh 80.000 orang.
Tiga hari kemudian, AS membunuh 40.000 orang di Nagasaki dengan bom serupa lainnya. Puluhan ribu lainnya akan mati karena paparan radiasi. Jepang menyerah beberapa hari setelah pengeboman kedua, mengakhiri Perang Dunia II.