Spektakuler! Lampu LED Merah Putih Hiasi Balai Kota San Francisco
loading...
A
A
A
SAN FRANCISCO - Peringatan HUT kemerdekaan RI ke-77 di San Francisco, Amerika Serikat (AS) begitu spektakuler. Bagaimana tidak, Pemerintah Kota San Francisco telah mempersiapkan kegiatan menyalakan lampu LED berwarna merah dan putih yang melambangkan bendera Indonesia di seluruh area Balai Kota (City Hall) San Francisco dan menghiasi gedung tersebut semalam penuh.
“Lazimnya Pemerintah Kota San Francisco hanya menawarkan satu keistimewaan bagi hari besar nasional suatu negara: pengibaran bendera saja atau penyalaan LED lampu warna bendera. Untuk tahun ini peringatan HUT RI di Balai Kota San Francisco benar-benar spesial karena tidak hanya pengibaran bendera Merah Putih tetapi juga menyalakan cahaya berwarna Merah Putih di seluruh gedung Balaikota pada 17 Agustus," ujar Konjen RI San Francisco, Prasetyo Hadi
"Ini menunjukkan Indonesia semakin dilihat karena juga hubungan bilateral dan kerja sama kedua negara khususnya di San Francisco saat ini semakin erat dan hangat," sambungnya keterangan tertulisnya, Kamis (18/8/2022).
Di gedung Balai Kota yang telah berusia lebih dari 107 tahun dengan luas sekitar 46 ribu meter persegi tersebut, lampu LED berwarna merah dan putih menyala mulai pukul 20.30 waktu setempat. Hal tersebut menjadi momen kebanggaran warga Indonesia di San Francisco yang turut hadir.
“Momen nyalanya lampu merah putih ini sangat langka dan nyala lampu saat ini merupakan kedua kalinya selama sejarah San Francisco berdiri. Kami bangga menjadi warga Indonesia yang telah lama tinggal di San Francisco ini,” kata Rusman Samhi, seorang WNI yang telah tinggal di San Francisco hampir 30 tahun dan di tangannya memegang atribut bendera Indonesia yang menambah kemeriahan peringatan kemerdekaan Indonesia di depan Balai Kota.
Puluhan warga Indonesia berkumpul untuk melihat merah putih Balai Kota saat itu. Bahkan sejumlah mahasiswa yang kuliah di kota tetangga, seperti Berkeley dan Oakland juga datang. Di antara mereka juga sempat menyanyikan lagu Indonesia Raya secara spontan.
Hal tersebut bahkan menarik perhatian warga lokal AS yang kebetulan melewati Balaikota San Francisco. Mereka terlihat berfoto dan mengabadikan peristiwa yang jarang terjadi tersebut.
“Saya tahu Indonesia, beberapa kali berkunjung ke sejumlah tempat di Indonesia, di antaranya Bandung, Semarang, Yogyakarta, dan Bali. Negara yang indah dan masyarakatnya yang hangat. Melihat nyala lampu LED ini, mengingatkan memori Indonesia saat saya berkunjung ke sana,” ujar Daniel Gundlach, warga AS yang tinggal di San Francisco yang tertarik melihat suasana Balaikota yang unik.
Perayaan ini semakin spesial karena sehari sebelum perayaan hari kemerdekaan, pihak pemerintah kota San Francisco bersama KJRI San Francisco telah menyelenggarakan resepsi pengibaran bendera Merah Putih untuk menyambut kemerdekaan Indonesia.
Pengibaran bendera ini dihadiri oleh pejabat pemerintah daerah, korps diplomatik, Kepala Perwakilan negara asing, beberapa mitra kerja KJRI San Francisco dari baik dari Pemerintah Federal AS, mitra ekonomi, cendikiawan, akademisi, serta sejumlah tokoh masyarakat, diaspora dan warga lokal.
Dalam kesempatan itu, Wali Kota Pemerintah San Francisco, London N. Breed, menetapkan setiap 17 Agustus sebagai Hari Persahabatan dan Warisan Indonesia-Amerika (Indonesian-American Friendship and Heritage Day) di San Francisco.
Sementara itu, kemeriahan peringatan kemerdekaan Indonesia di KJRI San Francisco ditunjukkan dengan pelaksanaan upacara bendera di Wisma Indonesia pada 17 Agustus. Meski di tengah prosesi upacara sempat diguyur hujan yang disertai awan tebal dan angin dingin, upacara berlangsung lancar dan tetap khidmat. Hal tersebut ditunjang oleh kesigapan dari para personil yang bertugas untuk mempersiapkan dengan latihan jauh-jauh hari sebelumnya.
Para petugas upacara datang dari beragam latar belakang profesi, etnis, dan unsur masyarakat, di antaranya Presiden Permias Nasional AS, Michelle Koesmono, 3 orang wakil dari mahasiswa Papua yang kuliah di perguruan tinggi di negara bagian Oregon, serta Profesor George Anwar selaku akademisi juga tokoh mewakili masyarakat Indonesia yang sehari-hari bekerja sebagai tenaga pengajar tetap di Fakultas Teknik Mesin, UC Berkeley.
Saat pembacaan doa, semua peserta yang hadir terlihat khidmat dan khusyuk saat pembacaan doa dari seluruh 5 perwakilan agama yang berbeda.
Di akhir prosesi upacara, suasana menjadi pecah dan meriah dengan adanya alunan aubade atau paduan suara yang membawakan iringan lagu kebangsaan dan daerah, seperti Hari Merdeka, Berkibarlah Benderaku, Garuda Pancasila, Bangun Pemuda Pemudi, dan Rayuan Pulau Kelapa.
“Saat menyanyikan lagu Indonesia Raya, dengan iringan musik yang dibawakan tim aubade, semuanya benar-benar membuat bulu kuduk merinding dan membakar semangat jiwa nasionalistik kami semua," ujar Angela Tjitradi, Presiden Friends of Indonesia – organisasi diaspora Indonesia yang juga hadir dalam upacara tersebut.
Kemeriahan pasca upacara juga diisi dengan pemberian apresiasi oleh Konjen RI kepada beberapa elemen masyarakat melalui penyerahan potongan tumpeng dan sertifikat penghargaan maupun kemeriahan ibu-ibu masyarakat dan diaspora Indonesia berkebaya untuk berfoto bersama dan melakukan fashion show secara spontan guna mendukung langkah Pemerintah Indonesia untuk program pengajuan Kebaya Goes to UNESCO.
Konsul Pensosbud, Mahmudin Nur Al-Gozaly, mengungkapkan tahun ini KJRI San Francisco menyelenggarakan berbagai rangkaian kegiatan baik dilakukan secara mandiri maupun melalui kolaborasi bersama masyarakat dan pemerintah setempat.
Kegiatan itu mulai dari berbagai acara olah raga seperti sepeda, bulu tangkis, kemudian bazar dan pesta rakyat, upacara dan warung kekonsuleran sebagai bentuk pelayanan jemput bola kepada masyarakat, sekaligus berbagai kegiatan promosi lainnya.
Hal itu untuk semakin menambah kemeriahan dalam suasana peringatan HUT RI di San Francisco sekaligus menjadi refleksi untuk terus memperkuat persatuan dan kesatuan serta patriotisme di antara warga Indonesia yang tinggal di AS.
“Lazimnya Pemerintah Kota San Francisco hanya menawarkan satu keistimewaan bagi hari besar nasional suatu negara: pengibaran bendera saja atau penyalaan LED lampu warna bendera. Untuk tahun ini peringatan HUT RI di Balai Kota San Francisco benar-benar spesial karena tidak hanya pengibaran bendera Merah Putih tetapi juga menyalakan cahaya berwarna Merah Putih di seluruh gedung Balaikota pada 17 Agustus," ujar Konjen RI San Francisco, Prasetyo Hadi
"Ini menunjukkan Indonesia semakin dilihat karena juga hubungan bilateral dan kerja sama kedua negara khususnya di San Francisco saat ini semakin erat dan hangat," sambungnya keterangan tertulisnya, Kamis (18/8/2022).
Di gedung Balai Kota yang telah berusia lebih dari 107 tahun dengan luas sekitar 46 ribu meter persegi tersebut, lampu LED berwarna merah dan putih menyala mulai pukul 20.30 waktu setempat. Hal tersebut menjadi momen kebanggaran warga Indonesia di San Francisco yang turut hadir.
“Momen nyalanya lampu merah putih ini sangat langka dan nyala lampu saat ini merupakan kedua kalinya selama sejarah San Francisco berdiri. Kami bangga menjadi warga Indonesia yang telah lama tinggal di San Francisco ini,” kata Rusman Samhi, seorang WNI yang telah tinggal di San Francisco hampir 30 tahun dan di tangannya memegang atribut bendera Indonesia yang menambah kemeriahan peringatan kemerdekaan Indonesia di depan Balai Kota.
Puluhan warga Indonesia berkumpul untuk melihat merah putih Balai Kota saat itu. Bahkan sejumlah mahasiswa yang kuliah di kota tetangga, seperti Berkeley dan Oakland juga datang. Di antara mereka juga sempat menyanyikan lagu Indonesia Raya secara spontan.
Hal tersebut bahkan menarik perhatian warga lokal AS yang kebetulan melewati Balaikota San Francisco. Mereka terlihat berfoto dan mengabadikan peristiwa yang jarang terjadi tersebut.
“Saya tahu Indonesia, beberapa kali berkunjung ke sejumlah tempat di Indonesia, di antaranya Bandung, Semarang, Yogyakarta, dan Bali. Negara yang indah dan masyarakatnya yang hangat. Melihat nyala lampu LED ini, mengingatkan memori Indonesia saat saya berkunjung ke sana,” ujar Daniel Gundlach, warga AS yang tinggal di San Francisco yang tertarik melihat suasana Balaikota yang unik.
Perayaan ini semakin spesial karena sehari sebelum perayaan hari kemerdekaan, pihak pemerintah kota San Francisco bersama KJRI San Francisco telah menyelenggarakan resepsi pengibaran bendera Merah Putih untuk menyambut kemerdekaan Indonesia.
Pengibaran bendera ini dihadiri oleh pejabat pemerintah daerah, korps diplomatik, Kepala Perwakilan negara asing, beberapa mitra kerja KJRI San Francisco dari baik dari Pemerintah Federal AS, mitra ekonomi, cendikiawan, akademisi, serta sejumlah tokoh masyarakat, diaspora dan warga lokal.
Dalam kesempatan itu, Wali Kota Pemerintah San Francisco, London N. Breed, menetapkan setiap 17 Agustus sebagai Hari Persahabatan dan Warisan Indonesia-Amerika (Indonesian-American Friendship and Heritage Day) di San Francisco.
Sementara itu, kemeriahan peringatan kemerdekaan Indonesia di KJRI San Francisco ditunjukkan dengan pelaksanaan upacara bendera di Wisma Indonesia pada 17 Agustus. Meski di tengah prosesi upacara sempat diguyur hujan yang disertai awan tebal dan angin dingin, upacara berlangsung lancar dan tetap khidmat. Hal tersebut ditunjang oleh kesigapan dari para personil yang bertugas untuk mempersiapkan dengan latihan jauh-jauh hari sebelumnya.
Para petugas upacara datang dari beragam latar belakang profesi, etnis, dan unsur masyarakat, di antaranya Presiden Permias Nasional AS, Michelle Koesmono, 3 orang wakil dari mahasiswa Papua yang kuliah di perguruan tinggi di negara bagian Oregon, serta Profesor George Anwar selaku akademisi juga tokoh mewakili masyarakat Indonesia yang sehari-hari bekerja sebagai tenaga pengajar tetap di Fakultas Teknik Mesin, UC Berkeley.
Saat pembacaan doa, semua peserta yang hadir terlihat khidmat dan khusyuk saat pembacaan doa dari seluruh 5 perwakilan agama yang berbeda.
Di akhir prosesi upacara, suasana menjadi pecah dan meriah dengan adanya alunan aubade atau paduan suara yang membawakan iringan lagu kebangsaan dan daerah, seperti Hari Merdeka, Berkibarlah Benderaku, Garuda Pancasila, Bangun Pemuda Pemudi, dan Rayuan Pulau Kelapa.
“Saat menyanyikan lagu Indonesia Raya, dengan iringan musik yang dibawakan tim aubade, semuanya benar-benar membuat bulu kuduk merinding dan membakar semangat jiwa nasionalistik kami semua," ujar Angela Tjitradi, Presiden Friends of Indonesia – organisasi diaspora Indonesia yang juga hadir dalam upacara tersebut.
Kemeriahan pasca upacara juga diisi dengan pemberian apresiasi oleh Konjen RI kepada beberapa elemen masyarakat melalui penyerahan potongan tumpeng dan sertifikat penghargaan maupun kemeriahan ibu-ibu masyarakat dan diaspora Indonesia berkebaya untuk berfoto bersama dan melakukan fashion show secara spontan guna mendukung langkah Pemerintah Indonesia untuk program pengajuan Kebaya Goes to UNESCO.
Konsul Pensosbud, Mahmudin Nur Al-Gozaly, mengungkapkan tahun ini KJRI San Francisco menyelenggarakan berbagai rangkaian kegiatan baik dilakukan secara mandiri maupun melalui kolaborasi bersama masyarakat dan pemerintah setempat.
Kegiatan itu mulai dari berbagai acara olah raga seperti sepeda, bulu tangkis, kemudian bazar dan pesta rakyat, upacara dan warung kekonsuleran sebagai bentuk pelayanan jemput bola kepada masyarakat, sekaligus berbagai kegiatan promosi lainnya.
Hal itu untuk semakin menambah kemeriahan dalam suasana peringatan HUT RI di San Francisco sekaligus menjadi refleksi untuk terus memperkuat persatuan dan kesatuan serta patriotisme di antara warga Indonesia yang tinggal di AS.
(ian)