Gudang Amunisi Rusia di Crimea Meledak, Tanda Ukraina Terus Melawan
loading...
A
A
A
MOSKOW - Rusia mengecam sabotase yang membuat gudang amunisi di sebuah pangkalan militer di Crimea meledak. Ledakan itu mengganggu jalur kereta api dan memaksa evakuasi 2.000 orang dari desa terdekat, menurut pejabat dan kantor berita Rusia.
Ukraina belum secara resmi mengkonfirmasi atau menyangkal bertanggung jawab atas ledakan di Crimea, meskipun para pejabatnya secara terbuka mendukung kemunduran bagi Rusia di sana.
Presiden Volodymyr Zelensky mendesak pasukan Ukraina untuk menjauhi pangkalan militer Rusia dan gudang amunisi. Ia juga mengatakan, ledakan itu bisa memiliki sejumlah penyebab, termasuk ketidakmampuan.
"Tetapi mereka semua memiliki arti yang sama - penghancuran logistik penjajah, amunisi mereka, peralatan militer dan lainnya, dan pos komando, menyelamatkan nyawa orang-orang kami," katanya dalam pidato malam, seperti dikutip dari Reuters.
Penasihat kepresidenan Mykhailo Podolyak dan kepala staf Andriy Yermak sama-sama bersorak di media sosial atas "demiliterisasi": sebuah referensi mengejek yang jelas untuk kata yang digunakan Rusia untuk membenarkan invasinya.
Podolyak mengatakan kepada surat kabar Inggris, Guardian, bahwa strategi Ukraina adalah untuk menghancurkan "logistik, jalur pasokan dan depot amunisi Rusia dan objek infrastruktur militer lainnya. Ini menciptakan kekacauan di dalam pasukan mereka sendiri."
Ledakan gudang amunisi itu meningkatkan prospek dinamika baru dalam perang enam bulan, karena Ukraina sekarang memiliki kemampuan untuk menyerang lebih dalam di wilayah yang diduduki Rusia atau kelompok pro-Kiev berhasil menrapkan serangan gaya gerilya.
Pangkalan militer di Crimea yang dicaplok Rusia, merupakan jalur pasokan penting untuk invasi Rusia ke Ukraina. Gumpalan asap kemudian terlihat di pangkalan militer kedua Rusia di Crimea tengah, kata surat kabar Rusia Kommersant.
Rusia telah menggunakan Krimea, yang dicaploknya dari Ukraina pada 2014, untuk memperkuat pasukannya yang bertempur di bagian lain Ukraina dengan perangkat keras militer, sebuah proses yang ingin diganggu Ukraina menjelang potensi serangan balasan di selatan.
Crimea adalah pangkalan Armada Laut Hitam Rusia dan juga populer di musim panas sebagai resor liburan. Dalam ledakan hari Selasa, sebuah gardu listrik juga terbakar, menurut rekaman di TV pemerintah Rusia. Tujuh kereta tertunda dan lalu lintas kereta api di sebagian jalur di Crimea utara telah dihentikan, kata kantor berita Rusia RIA.
Lihat Juga: Masa Depan Suram bagi Ukraina, Berikut 7 Konsekuensi Buruk Kepemimpinan Donald Trump dalam Perang di Eropa
Ukraina belum secara resmi mengkonfirmasi atau menyangkal bertanggung jawab atas ledakan di Crimea, meskipun para pejabatnya secara terbuka mendukung kemunduran bagi Rusia di sana.
Baca Juga
Presiden Volodymyr Zelensky mendesak pasukan Ukraina untuk menjauhi pangkalan militer Rusia dan gudang amunisi. Ia juga mengatakan, ledakan itu bisa memiliki sejumlah penyebab, termasuk ketidakmampuan.
"Tetapi mereka semua memiliki arti yang sama - penghancuran logistik penjajah, amunisi mereka, peralatan militer dan lainnya, dan pos komando, menyelamatkan nyawa orang-orang kami," katanya dalam pidato malam, seperti dikutip dari Reuters.
Penasihat kepresidenan Mykhailo Podolyak dan kepala staf Andriy Yermak sama-sama bersorak di media sosial atas "demiliterisasi": sebuah referensi mengejek yang jelas untuk kata yang digunakan Rusia untuk membenarkan invasinya.
Podolyak mengatakan kepada surat kabar Inggris, Guardian, bahwa strategi Ukraina adalah untuk menghancurkan "logistik, jalur pasokan dan depot amunisi Rusia dan objek infrastruktur militer lainnya. Ini menciptakan kekacauan di dalam pasukan mereka sendiri."
Ledakan gudang amunisi itu meningkatkan prospek dinamika baru dalam perang enam bulan, karena Ukraina sekarang memiliki kemampuan untuk menyerang lebih dalam di wilayah yang diduduki Rusia atau kelompok pro-Kiev berhasil menrapkan serangan gaya gerilya.
Pangkalan militer di Crimea yang dicaplok Rusia, merupakan jalur pasokan penting untuk invasi Rusia ke Ukraina. Gumpalan asap kemudian terlihat di pangkalan militer kedua Rusia di Crimea tengah, kata surat kabar Rusia Kommersant.
Rusia telah menggunakan Krimea, yang dicaploknya dari Ukraina pada 2014, untuk memperkuat pasukannya yang bertempur di bagian lain Ukraina dengan perangkat keras militer, sebuah proses yang ingin diganggu Ukraina menjelang potensi serangan balasan di selatan.
Crimea adalah pangkalan Armada Laut Hitam Rusia dan juga populer di musim panas sebagai resor liburan. Dalam ledakan hari Selasa, sebuah gardu listrik juga terbakar, menurut rekaman di TV pemerintah Rusia. Tujuh kereta tertunda dan lalu lintas kereta api di sebagian jalur di Crimea utara telah dihentikan, kata kantor berita Rusia RIA.
Lihat Juga: Masa Depan Suram bagi Ukraina, Berikut 7 Konsekuensi Buruk Kepemimpinan Donald Trump dalam Perang di Eropa
(esn)