Pangkalan Crimea Dibumihanguskan, Mengapa Sistem Rudal S-400 Rusia Tak Beraksi?
loading...
A
A
A
CRIMEA - Penyebab 12 ledakan dahsyat yang membumihanguskan Pangkalan Udara Rusia di Saky, Crimea , pada 9 Agustus lalu masih misterius.
Ada dugaan rentetan ledakan itu merupakan operasi sabotase, terlebih sistem pertahanan rudal canggih S-400 di wilayah itu juga tidak bereaksi.
Citra satelit menunjukkan bahwa setidaknya sembilan pesawat hancur akibat rentetan ledakan misterius tersebut. Militer Ukraina meyakini jumlahnya lebih banyak, tetapi mengonfirmasi jumlah sebenarnya akan memakan waktu.
Rusia mengeklaim serangkaian ledakan itu merupakan insiden tidak disengaja dari tempat pembuangan amunisi di pangkalan yang menyediakan dukungan udara untuk Armada Laut Hitam-nya.
Namun, banyak ahli setuju bahwa ledakan itu kemungkinan merupakan serangan rudal Ukraina, meskipun hal itu belum dikonfirmasi secara resmi oleh Kiev atau pun Moskow.
Sistem pertahanan udara S-400 Rusia gagal melindungi pangkalan tersebut, memicu perdebatan tentang apa yang menyebabkan ledakan itu.
Para ahli telah menduga rudal MGM-140 ATACMS [Army Tactical Missile System] buatan Amerika Serikat (AS) sebagai biang ledakan.
Viktor Kevliuk, seorang ahli di Centre for Defence Strategies, mengatakan Ukraina dapat menggunakan rudal anti-radar AGM-88 HARM Amerika Serikat terhadap sistem pertahanan udara diikuti oleh 2 rudal ATACMS yang diluncurkan dari Sistem Roket Artileri Mobilitas Tinggi (HIMARS).
Euromaidan Pers melaporkan bahwa beberapa akun intelijen sumber terbuka di Twitter mengutip gambar kawah besar serta akurasi dan jarak 200 km dari wilayah yang dikuasai Ukraina sebagai bukti serangan ATACMS.
Meskipun AS belum secara resmi memberikan ATACMS kepada Ukraina, senjata itu bisa saja dipasok tanpa pengumuman resmi.
Ada dugaan rentetan ledakan itu merupakan operasi sabotase, terlebih sistem pertahanan rudal canggih S-400 di wilayah itu juga tidak bereaksi.
Citra satelit menunjukkan bahwa setidaknya sembilan pesawat hancur akibat rentetan ledakan misterius tersebut. Militer Ukraina meyakini jumlahnya lebih banyak, tetapi mengonfirmasi jumlah sebenarnya akan memakan waktu.
Rusia mengeklaim serangkaian ledakan itu merupakan insiden tidak disengaja dari tempat pembuangan amunisi di pangkalan yang menyediakan dukungan udara untuk Armada Laut Hitam-nya.
Namun, banyak ahli setuju bahwa ledakan itu kemungkinan merupakan serangan rudal Ukraina, meskipun hal itu belum dikonfirmasi secara resmi oleh Kiev atau pun Moskow.
Sistem pertahanan udara S-400 Rusia gagal melindungi pangkalan tersebut, memicu perdebatan tentang apa yang menyebabkan ledakan itu.
Para ahli telah menduga rudal MGM-140 ATACMS [Army Tactical Missile System] buatan Amerika Serikat (AS) sebagai biang ledakan.
Viktor Kevliuk, seorang ahli di Centre for Defence Strategies, mengatakan Ukraina dapat menggunakan rudal anti-radar AGM-88 HARM Amerika Serikat terhadap sistem pertahanan udara diikuti oleh 2 rudal ATACMS yang diluncurkan dari Sistem Roket Artileri Mobilitas Tinggi (HIMARS).
Euromaidan Pers melaporkan bahwa beberapa akun intelijen sumber terbuka di Twitter mengutip gambar kawah besar serta akurasi dan jarak 200 km dari wilayah yang dikuasai Ukraina sebagai bukti serangan ATACMS.
Meskipun AS belum secara resmi memberikan ATACMS kepada Ukraina, senjata itu bisa saja dipasok tanpa pengumuman resmi.