Pangkalan Crimea Dibumihanguskan, Mengapa Sistem Rudal S-400 Rusia Tak Beraksi?

Senin, 15 Agustus 2022 - 14:02 WIB
loading...
A A A
Kevliuk juga percaya bahwa Ukraina dapat menggunakan rudal jelajah anti-kapal Neptune, senjata yang dianggap telah menenggelamkan kapal perang Moskva pada bulan April.

Meskipun rudal Neptune dirancang untuk mencapai target di laut, Kevliuk menunjukkan bahwa misil tersebut dapat menggunakan koordinat GPS untuk mencapai target darat.

Anehnya, tidak ada rudal yang terlihat dalam rekaman dari ledakan tersebut. Dengan demikian, serangan pesawat tak berawak adalah kemungkinan lain, seperti serangan pesawat tak berawak Ukraina terhadap kilang minyak Rusia di Rostov Oblast, 160 km di belakang garis depan, pada bulan Juni.

Namun, para ahli yang diwawancarai oleh NV Ukraine tidak menganggap ini sebagai opsi yang realistis dan mencatat bahwa ATACMS adalah rudal balistik yang terbang ke objek hampir secara vertikal dengan kecepatan tinggi, yang berarti sulit untuk dilihat di video normal.

Pakar lain menduga ada sabotase di Pangkalan Udara Saky. Julian Röpcke, pakar yang juga jurnalis Bild, menunjukkan bahwa tiga dari kawah, seperti yang ditunjukkan citra satelit, tepat di bawah tiga penyimpanan amunisi untuk jet.

Berbeda dengan serangan rudal yang sangat presisi, Röpcke menunjukkan bahwa ledakan itu bisa menandakan bangunan penyimpanan amunisi disabotase dengan bahan peledak dan diledakkan dari jarak jauh oleh pasukan khusus Ukraina.

Selain itu, seorang pejabat senior Ukraina yang tidak disebutkan namanya berbicara dengan The New York Times mengeklaim bahwa “pasukan perlawanan partisan” terlibat dalam serangan itu tetapi tidak mengkonfirmasi apakah mereka melakukan serangan tersebut atau membantu Kementerian Pertahanan Ukraina dalam menargetkan Pangkalan Udara Saky.

Terlepas dari itu, dampak 12 ledakan tersebut sangat besar dan menandakan pergeseran perang.

Moskow tidak menyangka Ukraina akan mampu melakukan serangan 200km di belakang garis depan dan insiden itu mengguncang banyak warga Rusia yang sedang berlibur di wilayah Crimea.

Ribuan wisatawan telah melarikan diri dan kembali ke rumah mereka, menyebabkan kemacetan lalu lintas di Jembatan Kerch, yang menghubungkan Semenanjung Crime ke Rusia.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0925 seconds (0.1#10.140)