Pasukan Saudi dan Marinir AS Mulai Latgab di Pantai Laut Merah
loading...
A
A
A
RIYADH - Angkatan Bersenjata Kerajaan Arab Saudi dan Korps Marinir Amerika Serikat (AS) pada Sabtu (13/8/2022) meluncurkan latihan bersama di sepanjang pantai Laut Merah di kota barat Yanbu. Hal itu diungkapkan Kementerian Pertahanan Kerajaan Saudi.
Seperti dilaporkan Arab News, latihan gabungan bertajuk “Outrageous Anger 22” diresmikan di hadapan Mayor Jenderal Ahmed Al-Dibais, Komandan Sektor Barat, dan Mayor Jenderal Paul Rock, komandan Korps Marinir di Komando Pusat AS, serta perwira senior dari Angkatan Bersenjata Saudi dan Angkatan Darat AS.
“Latihan tersebut bertujuan untuk melatih implementasi rencana operasional dan logistik bilateral, bertukar keahlian antara kedua belah pihak, dan mengembangkan pekerjaan yang saling melengkapi dengan otoritas sipil,” jelas Kolonel Saud Al-Aqili, komandan latihan tersebut.
Sementara Kolonel Matthew Hakula, Komandan Pasukan AS, mengatakan bahwa manuver bersama akan meningkatkan kesiapan tempur, serta memperkuat kompatibilitas antara pasukan Saudi dan AS. Latihan selama sebulan mencakup latihan logistik dan operasi dengan peluru tajam.
Arab Saudi dan AS adalah sekutu dekat. Keduanya rutin melakukan latihan gabungan untuk meningkatkan kordinasi di sektor keamanan. AS juga menyuplai persenjataan ke tubuh Angkatan Bersenjata Kerajaan Saudi.
Departemen Luar Negeri (Deplu) AS dilaporkan telah menyetujui penjualan 300 rudal Patriot ke Arab Saudi dalam kesepakatan senilai USD3,05 miliar atau sekitar Rp45,4 triliun. Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh Pentagon, AS mengatakan bahwa Riyadh meminta rudal PATRIOT MIM-104E Guidance Enhanced Missile-Tactical Ballistic Missiles (GEM-T).
Penjualan akan mencakup alat-alat lain dan peralatan uji coba. Kontraktor utama adalah Raytheon yang berbasis di AS. "Penjualan yang diusulkan ini akan mendukung tujuan kebijakan luar negeri dan tujuan keamanan nasional Amerika Serikat dengan meningkatkan keamanan negara mitra yang merupakan kekuatan untuk stabilitas politik dan kemajuan ekonomi di kawasan Teluk," kata Pentagon seperti dikutip dari Al Arabiya, Kamis (4/8/2022).
Seperti dilaporkan Arab News, latihan gabungan bertajuk “Outrageous Anger 22” diresmikan di hadapan Mayor Jenderal Ahmed Al-Dibais, Komandan Sektor Barat, dan Mayor Jenderal Paul Rock, komandan Korps Marinir di Komando Pusat AS, serta perwira senior dari Angkatan Bersenjata Saudi dan Angkatan Darat AS.
“Latihan tersebut bertujuan untuk melatih implementasi rencana operasional dan logistik bilateral, bertukar keahlian antara kedua belah pihak, dan mengembangkan pekerjaan yang saling melengkapi dengan otoritas sipil,” jelas Kolonel Saud Al-Aqili, komandan latihan tersebut.
Sementara Kolonel Matthew Hakula, Komandan Pasukan AS, mengatakan bahwa manuver bersama akan meningkatkan kesiapan tempur, serta memperkuat kompatibilitas antara pasukan Saudi dan AS. Latihan selama sebulan mencakup latihan logistik dan operasi dengan peluru tajam.
Arab Saudi dan AS adalah sekutu dekat. Keduanya rutin melakukan latihan gabungan untuk meningkatkan kordinasi di sektor keamanan. AS juga menyuplai persenjataan ke tubuh Angkatan Bersenjata Kerajaan Saudi.
Departemen Luar Negeri (Deplu) AS dilaporkan telah menyetujui penjualan 300 rudal Patriot ke Arab Saudi dalam kesepakatan senilai USD3,05 miliar atau sekitar Rp45,4 triliun. Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh Pentagon, AS mengatakan bahwa Riyadh meminta rudal PATRIOT MIM-104E Guidance Enhanced Missile-Tactical Ballistic Missiles (GEM-T).
Penjualan akan mencakup alat-alat lain dan peralatan uji coba. Kontraktor utama adalah Raytheon yang berbasis di AS. "Penjualan yang diusulkan ini akan mendukung tujuan kebijakan luar negeri dan tujuan keamanan nasional Amerika Serikat dengan meningkatkan keamanan negara mitra yang merupakan kekuatan untuk stabilitas politik dan kemajuan ekonomi di kawasan Teluk," kata Pentagon seperti dikutip dari Al Arabiya, Kamis (4/8/2022).
(esn)