Kisah Pilu Maryam, Dituduh Menipu Suami karena Tak Berdarah di Malam Pertama

Jum'at, 12 Agustus 2022 - 09:22 WIB
loading...
A A A
"Saya merasa sangat kesepian. Tapi saya pikir rasa takut mereka mengetahuinya membantu saya menoleransi rasa sakit."

Pada akhirnya, cobaan berat yang dialami Neda tidak sia-sia.

Setahun kemudian, dia bertemu seseorang yang ingin menikahinya. Tapi ketika mereka berhubungan seks, dia tidak berdarah. Prosedur telah gagal.

"Pacar saya menuduh saya mencoba menipu dia untuk menikah. Dia mengatakan bahwa saya pembohong dan dia meninggalkan saya."

Meskipun WHO mengecam tes keperawanan sebagai tidak etis dan kurang ilmiah, praktik tersebut masih dilakukan di beberapa negara, yang menurut BBC, termasuk Indonesia, Irak dan Turki.

Organisasi Medis Iran menyatakan bahwa mereka hanya melakukan tes keperawanan dalam keadaan tertentu--seperti kasus pengadilan dan tuduhan pemerkosaan.

Namun, sebagian besar permintaan sertifikasi keperawanan masih datang dari pasangan yang berencana menikah. Jadi mereka beralih ke klinik swasta--sering ditemani oleh ibu mereka.

Seorang ginekolog atau bidan akan melakukan tes dan mengeluarkan sertifikat. Ini akan mencakup nama lengkap wanita itu, nama ayahnya, ID nasionalnya, dan terkadang fotonya. Ini akan menggambarkan status selaput daranya, dan termasuk pernyataan: "Gadis ini tampaknya perawan."

Dalam keluarga yang lebih konservatif, dokumen tersebut akan ditandatangani oleh dua orang saksi--biasanya para ibu.

Dr Fariba telah mengeluarkan sertifikat selama bertahun-tahun. Dia mengakui itu adalah praktik yang memalukan, tetapi percaya dia benar-benar membantu banyak wanita.
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1272 seconds (0.1#10.140)