China Jatuhkan Sanksi kepada Pelosi

Jum'at, 05 Agustus 2022 - 17:26 WIB
loading...
China Jatuhkan Sanksi kepada Pelosi
Ketua DPR AS Nancy Pelosi (kiri) menerima penghargaan Order of Propitious Clouds with Special Grand Cordon dari Presiden Taiwan Tsai Ing-wen. Foto/vnews.bksfe.com
A A A
BEIJING - China telah memutuskan untuk memberikan sanksi kepada Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Amerika Serikat (AS) Nancy Pelosi dan keluarga dekatnya. Itu sebagai respons atas tindakannya yang disebut China "kejam" dan "provokatif."

"Terlepas dari keprihatinan serius China dan penentangan tegas, Pelosi bersikeras untuk mengunjungi Taiwan, secara serius mencampuri urusan dalam negeri China, merusak kedaulatan dan integritas teritorial China, menginjak-injak kebijakan satu China, dan mengancam perdamaian dan stabilitas Selat Taiwan," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China dalam sebuah pernyataan seperti dikutip dari Channel News Asia, Jumat (5/8/2022).

Ini adalah respons terbaru Beijing dari serangkaian tanggapan terhadap keputusan Pelosi untuk mengunjungi Taiwan, kunjungan tingkat tertinggi oleh seorang pejabat AS dalam 25 tahun, meskipun China telah berulang kali memperingatkan.



Selama kunjungannya, Pelosi memuji demokrasi Taiwan, keberhasilan ekonomi dan catatan hak asasi manusianya. Dia juga bertemu dengan Presiden Taiwan, Tsai Ing-wen, dan mengadakan konferensi pers bersama.

Sebagai tanggapan, China menembakkan rudal balistik dan mengerahkan jet tempur serta kapal perang pada hari Kamis, meluncurkan latihan militer terbesarnya di sekitar Taiwan. Latihan ini mengangkangi beberapa jalur pelayaran tersibuk di dunia, di beberapa titik hanya 20 km dari pantai Taiwan.

Pada Kamis malam, Menteri Pertahanan Jepang mengatakan lima rudal yang ditembakkan China mendarat di zona ekonomi eksklusif negara itu.

China juga memberlakukan pembatasan impor buah dan ikan dari Taiwan, serta menghentikan pengiriman pasir ke pulau itu.



Beijing telah menjatuhkan sanksi pada sejumlah pejabat AS dalam beberapa tahun terakhir karena bertindak melawan apa yang dilihatnya sebagai kepentingan utamanya dan berbicara tentang masalah hak asasi manusia di Hong Kong dan wilayah barat laut Xinjiang, seringkali tanpa menentukan tindakan hukuman.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1874 seconds (0.1#10.140)