Viral Video Taylor Swift Sebut Kebakaran Los Angeles Balasan Tuhan untuk Gaza, Ini Cek Faktanya
loading...
A
A
A
LOS ANGELES - Sebuah video yang viral di media sosial memperlihatkan penyanyi Taylor Swift seolah-olah menyatakan bahwa kebakaran Los Angeles adalah balasan Tuhan atas dukungan Amerika Serikat (AS) terhadap pengeboman Israel di Gaza.
Dalam klip berdurasi satu menit tersebut, Swift terlihat seolah-olah membandingkan kebakaran hutan Los Angeles (LA) dengan kehancuran di Gaza.
"Selama lebih dari satu setengah tahun, Gaza telah mengalami pengeboman tanpa henti oleh rudal yang dibiayai melalui pajak yang dibayarkan oleh warga negara Amerika. Serangan brutal ini telah menyebabkan penderitaan yang luar biasa bagi penduduk Gaza dan membuat infrastrukturnya hancur sementara dunia sebagian besar tetap diam. Namun, hanya dalam dua hari, pembalasan ilahi melanda Amerika Serikat saat bencana alam melanda wilayah yang lebih luas dari Gaza itu sendiri," bunyi suara dalam video yang seolah-olah diucapkan Swift.
BOOM, situs cek fakta, telah menganalisis video tersebut, yang ternyata merupakan deepfake dan dibuat menggunakan artificial intelligence (AI).
Video aslinya diambil dari penampilan Swift di Tonight Show pada November 2021 atau dibuat sebelum kebakaran di LA dan serangan udara Israel di Gaza.
Mengutip analisis BOOM, Kamis (16/1/2025), video Swift yang membandingkan kebakaran Los Angeles dengan pengeboman Gaza adalah palsu dan Swift tidak pernah berkomentar tentang kedua peristiwa tersebut.
Ketidakkonsistenan audio yang terlihat dalam video dan khususnya dalam nada dan cara bicara Swift mengungkapkan keterlibatan teknologi kloning suara, metode yang paling umum untuk membuat deepfake.
Pencarian gambar terbalik sederhana dari penampilan Swift di Tonight Show tahun 2021 mengonfirmasi bahwa video yang dimanipulasi itu memang versi yang sama yang menggunakan rekaman dari wawancaranya sebelumnya yang tidak ada hubungannya dengan kebakaran Los Angeles maupun pengeboman Gaza dan memiliki adegan dan pakaian yang identik di setiap versi.
Deepfakes Analysis Unit (DAU) mendeteksi manipulasi AI dalam sebuah video. Tools seperti Hiya dan Hive menunjukkan bahwa audio tersebut mengandung rekayasa AI.
Tools Hiya memperkirakan bahwa ada 99% rekayasa trek, dan deteksi AI Hive menunjukkan kloning suara dalam 20 detik pertama klip tersebut.
Model deteksi deepfake milik UB Media Forensics Lab mendukung manipulasi video, dengan kemungkinan dan probabilitas masing-masing sebesar 85% dan 87,4%.
Dalam klip berdurasi satu menit tersebut, Swift terlihat seolah-olah membandingkan kebakaran hutan Los Angeles (LA) dengan kehancuran di Gaza.
"Selama lebih dari satu setengah tahun, Gaza telah mengalami pengeboman tanpa henti oleh rudal yang dibiayai melalui pajak yang dibayarkan oleh warga negara Amerika. Serangan brutal ini telah menyebabkan penderitaan yang luar biasa bagi penduduk Gaza dan membuat infrastrukturnya hancur sementara dunia sebagian besar tetap diam. Namun, hanya dalam dua hari, pembalasan ilahi melanda Amerika Serikat saat bencana alam melanda wilayah yang lebih luas dari Gaza itu sendiri," bunyi suara dalam video yang seolah-olah diucapkan Swift.
BOOM, situs cek fakta, telah menganalisis video tersebut, yang ternyata merupakan deepfake dan dibuat menggunakan artificial intelligence (AI).
Video aslinya diambil dari penampilan Swift di Tonight Show pada November 2021 atau dibuat sebelum kebakaran di LA dan serangan udara Israel di Gaza.
Mengutip analisis BOOM, Kamis (16/1/2025), video Swift yang membandingkan kebakaran Los Angeles dengan pengeboman Gaza adalah palsu dan Swift tidak pernah berkomentar tentang kedua peristiwa tersebut.
Ketidakkonsistenan audio yang terlihat dalam video dan khususnya dalam nada dan cara bicara Swift mengungkapkan keterlibatan teknologi kloning suara, metode yang paling umum untuk membuat deepfake.
Pencarian gambar terbalik sederhana dari penampilan Swift di Tonight Show tahun 2021 mengonfirmasi bahwa video yang dimanipulasi itu memang versi yang sama yang menggunakan rekaman dari wawancaranya sebelumnya yang tidak ada hubungannya dengan kebakaran Los Angeles maupun pengeboman Gaza dan memiliki adegan dan pakaian yang identik di setiap versi.
Deepfakes Analysis Unit (DAU) mendeteksi manipulasi AI dalam sebuah video. Tools seperti Hiya dan Hive menunjukkan bahwa audio tersebut mengandung rekayasa AI.
Tools Hiya memperkirakan bahwa ada 99% rekayasa trek, dan deteksi AI Hive menunjukkan kloning suara dalam 20 detik pertama klip tersebut.
Model deteksi deepfake milik UB Media Forensics Lab mendukung manipulasi video, dengan kemungkinan dan probabilitas masing-masing sebesar 85% dan 87,4%.
(mas)