Zelensky Ingin Bicara dengan Xi Jinping, Minta Bantuan Akhiri Invasi Rusia

Kamis, 04 Agustus 2022 - 17:05 WIB
loading...
Zelensky Ingin Bicara...
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky ingin berbicara langsung dengan Presiden China Xi Jinping. Foto/Ilustrasi/China Daily
A A A
KIEV - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan dia ingin membahas invasi Rusia ke negaranya dengan Presiden China Xi Jinping secara langsung. Ia berharap, China dapat "meninjau" sikapnya terhadap Rusia sehubungan dengan invasinya ke Ukraina.

“Saya ingin berbicara langsung. Saya melakukan satu percakapan dengan Xi Jinping setahun yang lalu,” kata Zelensky dalam sebuah wawancara dengan South China Morning Post seperti dikutip dari The Hill, Kamis (4/8/2022).

“Sejak awal agresi skala besar pada 24 Februari, kami telah meminta secara resmi untuk melakukan percakapan, tetapi kami (belum) melakukan percakapan dengan China meskipun saya yakin itu akan membantu,” tambahnya.



Zelensky menyebut China sebagai negara yang sangat kuat dan memiliki ekonomi yang kuat, sembari menegaskan bahwa ekonomi Rusia akan sangat menderita jika China mengambil langkah-langkah ekonomi melawan Moskow atas invasinya ke Ukraina.

“Saya yakin, saya yakin tanpa pasar China untuk Federasi Rusia, Rusia akan merasakan isolasi ekonomi sepenuhnya,” ujar Zelensky.

“Itu adalah sesuatu yang bisa dilakukan China – untuk membatasi perdagangan (dengan Rusia) sampai perang berakhir,” imbuhnya.



China berusaha menjaga sentimennya mengenai invasi Rusia "seimbang," klaim Zelensky, tetapi dia juga menyarankan bahwa kekuatan utama Asia itu memiliki kewajiban untuk berbuat lebih banyak sebagai anggota tetap Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa.

“Jika kita beroperasi tanpa undang-undang, lalu mengapa kita harus memiliki Dewan Keamanan, jika ada negara atau beberapa negara di dunia, dapat memutuskan untuk melanggar aturan secara militer?” pungkas Zelensky.

China telah menolak untuk mengutuk Rusia atas konflik di Ukraina dan menentang sanksi ekonomi besar-besaran yang dijatuhkan Barat pada Moskow. Sebaliknya, Beijing justru menyalahkan ekspansi NATO atas ketegangan antara kekuatan Barat dan Rusia, menambahkan bahwa Barat harus memahami masalah keamanan Rusia yang sah dan membangun sistem keamanan Eropa yang berkelanjutan melalui negosiasi.



(ian)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2185 seconds (0.1#10.140)