Sebulan Dikirim, Howitzer Bantuan Jerman untuk Ukraina Rusak
loading...
A
A
A
BERLIN - Media Jerman , Der Spiegel melaporkan, senjata artileri yang dikirim negara itu mengalami kerusakan sebulan setelah dikirim ke Ukraina . Senjata-senjata itu dilaporkan susah payah digunakan untuk mengatasi tingginya tingkat tembakan yang dilakukan militer Ukraina.
"Beberapa dari tujuh senjata Panzerhaubitze 2000 yang dikirim ke Ukraina pada akhir Juni menunjukkan tanda-tanda keausan," lapor situs berita Jerman itu, mengutip sumber anonim seperti dikutip dari Russia Today, Sabtu (30/7/2022).
Beberapa perangkat keras menampilkan pesan kesalahan dan perlu diperbaiki.
Militer Jerman percaya bahwa kerusahan itu akibat dari banyaknya peluru yang ditembakkan setiap harinya oleh pasukan Ukraina, yang merusak pemuatan howitzer.
"Menghabiskan 100 peluru per hari dianggap penggunaan intensitas tinggi," laporan itu mencatat, menambahkan bahwa Ukraina menembakkan jauh lebih banyak daripada jumlah seharusnya.
Meskipun tampaknya memforsir senjata Jerman, nyatanya jumlah peluru yang ditembakkan pasukan Ukraina masih sebagian kecil dari peluru yang dikirim militer Rusia.
Pejabat Ukraina menyatakan awal bulan ini bahwa senjata mereka akan menembus 6.000 peluru per hari, dibandingkan dengan 20.000 yang ditembakkan Rusia. Beban kerja itu juga tidak didistribusikan melalui jumlah artileri yang sama, dengan Rusia menurunkan 15 untuk setiap unit Ukraina.
"Dengan persediaan amunisi yang menipis, Ukraina juga berusaha menembakkan amunisi yang tidak sesuai dari howitzer Jerman," Der Spiegel melaporkan.
Setelah mengetahui bahwa senjatanya tidak dapat menembakkan amunisi presisi tinggi, militer Jerman sejak itu mengirim suku cadang untuk memperbaiki situasi, klaim laporan itu.
"Beberapa dari tujuh senjata Panzerhaubitze 2000 yang dikirim ke Ukraina pada akhir Juni menunjukkan tanda-tanda keausan," lapor situs berita Jerman itu, mengutip sumber anonim seperti dikutip dari Russia Today, Sabtu (30/7/2022).
Beberapa perangkat keras menampilkan pesan kesalahan dan perlu diperbaiki.
Militer Jerman percaya bahwa kerusahan itu akibat dari banyaknya peluru yang ditembakkan setiap harinya oleh pasukan Ukraina, yang merusak pemuatan howitzer.
"Menghabiskan 100 peluru per hari dianggap penggunaan intensitas tinggi," laporan itu mencatat, menambahkan bahwa Ukraina menembakkan jauh lebih banyak daripada jumlah seharusnya.
Meskipun tampaknya memforsir senjata Jerman, nyatanya jumlah peluru yang ditembakkan pasukan Ukraina masih sebagian kecil dari peluru yang dikirim militer Rusia.
Pejabat Ukraina menyatakan awal bulan ini bahwa senjata mereka akan menembus 6.000 peluru per hari, dibandingkan dengan 20.000 yang ditembakkan Rusia. Beban kerja itu juga tidak didistribusikan melalui jumlah artileri yang sama, dengan Rusia menurunkan 15 untuk setiap unit Ukraina.
"Dengan persediaan amunisi yang menipis, Ukraina juga berusaha menembakkan amunisi yang tidak sesuai dari howitzer Jerman," Der Spiegel melaporkan.
Setelah mengetahui bahwa senjatanya tidak dapat menembakkan amunisi presisi tinggi, militer Jerman sejak itu mengirim suku cadang untuk memperbaiki situasi, klaim laporan itu.