Zelensky Desak Eropa Balas Perang Gas Rusia dengan Peningkatan Sanksi

Selasa, 26 Juli 2022 - 06:21 WIB
loading...
Zelensky Desak Eropa Balas Perang Gas Rusia dengan Peningkatan Sanksi
Zelensky Desak Eropa Balas Perang Gas Rusia dengan Peningkatan Sanksi. FOTO/Reuters
A A A
KIEV - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky pada Senin (25/7/2022) meminta Eropa untuk membalas "perang gas" Rusia dengan meningkatkan sanksinya terhadap Moskow.

"Hari ini kami mendengar ancaman gas baru ke Eropa. Ini adalah perang gas terbuka yang dilancarkan Rusia terhadap Eropa yang bersatu," kata Zelensky, menanggapi pengumuman Gazprom tentang pemotongan baru pengiriman gas ke Eropa.



Dalam pesan video hariannya, Zelensky mengungkapkan betapa Rusia tidak perduli dengan warga Eropa yang akan menghadapi kesulitan menjalani musim dingin tanpa pasokan gas yang memadai.

“Mereka tidak peduli apa yang akan terjadi pada rakyat, bagaimana mereka akan menderita — kelaparan karena pelabuhan yang diblokir, dari musim dingin dan kemiskinan atau pendudukan. Ini hanyalah bentuk-bentuk teror yang berbeda,” kata Zelenksy, seperti dikutip dari AFP.

“Itulah mengapa Anda harus menyerang balik. Jangan pikirkan bagaimana mengembalikan turbin, tetapi perkuat sanksinya,” lanjut Zelenksy.

Sebelumnya, raksasa energi milik negara Rusia, Gazprom mengatakan, mereka akan memotong pengiriman gas harian ke Eropa melalui pipa Nord Stream menjadi 33 juta meter kubik per hari - sekitar 20 persen dari kapasitas pipa. Langkah ini akan dimulai pada Rabu (27/7/2022).



Gazprom mengaku menghentikan pengoperasian salah satu dari dua turbin yang beroperasi terakhir karena "kondisi teknis mesin". Pemerintah Jerman mengatakan tidak ada pembenaran teknis untuk pengumuman Gazprom.

Pengumuman Gazprom datang setelah Rusia pekan lalu memulihkan pasokan gas penting ke Eropa melalui Jerman, melalui Nord Stream setelah 10 hari pemeliharaan, tetapi hanya pada 40 persen dari kapasitas pipa.

Eropa sangat bergantung pada sumber daya energi Rusia. Barat menuduh Moskow menggunakan energi sebagai senjata sebagai pembalasan atas sanksi yang diterapkan setelah Rusia menginvasi Ukraina.

(esn)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1736 seconds (0.1#10.140)