China Salahkan AS sebagai Biang Keladi Pemicu Perang Rusia-Ukraina
loading...
A
A
A
BEIJING - China menyalahkan Amerika Serikat (AS) yang dianggap sebagai biang keladi pemicu perang Rusia dan Ukraina .
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Zhao Lijian dalam konferensi pers reguler hari Selasa mengatakan bahwa Washington harus berhenti bermain sebagai "polisi dunia". Sebaliknya, harus bekerja menciptakan kondisi untuk perundingan damai.
Zhao mengomentari pernyataan juru bicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price yang sekali lagi mengancam China dengan “biaya yang sangat mahal” jika Beijing membantu Moskow menghindari sanksi Barat–meskipun tidak ada bukti bahwa China benar-benar melakukannya.
"Seolah-olah AS adalah polisi dunia,” ujar Zhao.
"China mengambil sikap yang objektif dan adil dan berdiri di sisi perdamaian dan keadilan ketika datang ke [konflik] Ukraina," lanjut Zhao.
"Sebagai orang yang memulai krisis Ukraina dan faktor terbesar yang memicunya, AS perlu merenungkan secara mendalam tindakannya yang salah dalam memberikan tekanan ekstrem dan mengobarkan api pada masalah Ukraina," imbuh diplomat China tersebut yang dikutip dari situs Kementerian Luar Negeri China, Rabu (20/7/2022).
“Kami dengan tegas menentang kecurigaan, ancaman, dan tekanan yang tidak beralasan yang menargetkan China. Kami juga dengan tegas menentang sanksi ilegal sepihak dan yurisdiksi jangka panjang tanpa dasar hukum internasional,” kata Zhao.
"Washington perlu berhenti memainkan konfrontasi blok dan menciptakan Perang Dingin baru dengan mengambil keuntungan dari situasi tersebut,” imbuh Zhao, mendesak AS untuk memfasilitasi penyelesaian krisis yang tepat dengan cara yang bertanggung jawab dan menciptakan lingkungan dan kondisi yang dibutuhkan untuk perundingan damai antara pihak-pihak terkait.
Ini bukan pertama kalinya China mendorong kembali tekanan AS untuk memihak Barat melawan Rusia dalam masalah Ukraina.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Zhao Lijian dalam konferensi pers reguler hari Selasa mengatakan bahwa Washington harus berhenti bermain sebagai "polisi dunia". Sebaliknya, harus bekerja menciptakan kondisi untuk perundingan damai.
Zhao mengomentari pernyataan juru bicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price yang sekali lagi mengancam China dengan “biaya yang sangat mahal” jika Beijing membantu Moskow menghindari sanksi Barat–meskipun tidak ada bukti bahwa China benar-benar melakukannya.
"Seolah-olah AS adalah polisi dunia,” ujar Zhao.
"China mengambil sikap yang objektif dan adil dan berdiri di sisi perdamaian dan keadilan ketika datang ke [konflik] Ukraina," lanjut Zhao.
"Sebagai orang yang memulai krisis Ukraina dan faktor terbesar yang memicunya, AS perlu merenungkan secara mendalam tindakannya yang salah dalam memberikan tekanan ekstrem dan mengobarkan api pada masalah Ukraina," imbuh diplomat China tersebut yang dikutip dari situs Kementerian Luar Negeri China, Rabu (20/7/2022).
“Kami dengan tegas menentang kecurigaan, ancaman, dan tekanan yang tidak beralasan yang menargetkan China. Kami juga dengan tegas menentang sanksi ilegal sepihak dan yurisdiksi jangka panjang tanpa dasar hukum internasional,” kata Zhao.
"Washington perlu berhenti memainkan konfrontasi blok dan menciptakan Perang Dingin baru dengan mengambil keuntungan dari situasi tersebut,” imbuh Zhao, mendesak AS untuk memfasilitasi penyelesaian krisis yang tepat dengan cara yang bertanggung jawab dan menciptakan lingkungan dan kondisi yang dibutuhkan untuk perundingan damai antara pihak-pihak terkait.
Ini bukan pertama kalinya China mendorong kembali tekanan AS untuk memihak Barat melawan Rusia dalam masalah Ukraina.