Penyebab Perang Utsmaniyah-Diriyah antara Turki Utsmani Melawan Arab Saudi
loading...
A
A
A
RIYADH - Perang Utsmaniyah-Diriyah adalah perang antara Mesir dan Arab Saudi yang terjadi selama 7 tahun, terhitung sejak tahun 1811 hingga 1817.
Kala itu, Mesir berada di bawah pemerintahan Muhammad Ali dan Kesultanan Utsmaniyah. Patut diketahui penyebab dan kondisi krusial yang terjadi sebelum perang tersebut pecah.
Arab Saudi merupakan negara yang resmi berdiri pada 1744 di Diriyah. Kelahiran negara ini didasari pernikahan seorang pangeran setempat dan penguasa padang pasir bernama Muhammad bin Saud dengan putri dari Muhammad bin Abdul Wahab, yang merupakan ulama Sunni.
Dengan ini, maka paham Wahabi dibawa guna memberantas paham-paham lain yang dianggap menyimpang.
Dalam jurnal “Sejarah Arab Saudi” yang diproduksi UMY (Universitas Muhammadiyah Yogyakarta), seorang analis dunia Arab bernama Eamonn Gearon, mengemukakan keluarga Saud dan Wahab berhasil menyatukan agama dan pemerintahan.
Ditambah, keduanya sama-sama memiliki misi dakwah di negaranya. Muhammad bin Saud melakukan ekpansi militer dan menguasai kerajaan-kerajaan kecil di Diriyah.
Banyak sekali wilayah yang takluk di tangan Muhammad bin Saud, sampai ia meninggal dunia di tahun 1765.
Usai wafatnya Muhammad, upaya perluasan wilayah dilanjutkan sang putra, Abdulaziz bin Muhammad Al-Saud. Di tangannyalah, sebagian besar wilayah di semenanjung Arab berhasil ditaklukkan.
Kala itu, Mesir berada di bawah pemerintahan Muhammad Ali dan Kesultanan Utsmaniyah. Patut diketahui penyebab dan kondisi krusial yang terjadi sebelum perang tersebut pecah.
Arab Saudi merupakan negara yang resmi berdiri pada 1744 di Diriyah. Kelahiran negara ini didasari pernikahan seorang pangeran setempat dan penguasa padang pasir bernama Muhammad bin Saud dengan putri dari Muhammad bin Abdul Wahab, yang merupakan ulama Sunni.
Dengan ini, maka paham Wahabi dibawa guna memberantas paham-paham lain yang dianggap menyimpang.
Dalam jurnal “Sejarah Arab Saudi” yang diproduksi UMY (Universitas Muhammadiyah Yogyakarta), seorang analis dunia Arab bernama Eamonn Gearon, mengemukakan keluarga Saud dan Wahab berhasil menyatukan agama dan pemerintahan.
Ditambah, keduanya sama-sama memiliki misi dakwah di negaranya. Muhammad bin Saud melakukan ekpansi militer dan menguasai kerajaan-kerajaan kecil di Diriyah.
Banyak sekali wilayah yang takluk di tangan Muhammad bin Saud, sampai ia meninggal dunia di tahun 1765.
Usai wafatnya Muhammad, upaya perluasan wilayah dilanjutkan sang putra, Abdulaziz bin Muhammad Al-Saud. Di tangannyalah, sebagian besar wilayah di semenanjung Arab berhasil ditaklukkan.