Profil Irina Starikova, Penembak Jitu Rusia yang Ditangkap Pasukan Ukraina
loading...
A
A
A
KIEV - Rusia sepertinya belum memiliki niatan menghentikan konfliknya dengan Ukraina. Dalam hal ini, Rusia pun menerjunkan kekuatan militer terkuatnya, termasuk diantaranya para penembak jitu atau sniper.
Beberapa waktu yang lalu, salah seorang penembak jitunya tertangkap pasukan Ukraina. Dia bernama Irina Starikova. Berikut ulasan mengenai profilnya.
Irina Starikova merupakan seorang penembak jitu wanita Rusia. Dia dikenal dengan sebutan “Bagheera”.
Pada saat ditangkap oleh pasukan Ukraina, wanita berusia 41 tahun ini diketahui tengah terluka parah dan ditinggalkan oleh pasukan Rusia. Semenjak awal perang, Irina dilaporkan telah membunuh sekitar 40 orang.
Dikutip dari Irish Mirror, Irina Starikova berasal dari Serbia. Ibu dari dua anak ini telah bertugas di pasukan separatis Wilayah Donetsk, Ukraina Timur sejak tahun 2014.
Sebelum tertangkap, dia sudah menjadi buronan militer Ukraina selama bertahun-tahun.
Selama sepak terjangnya di dunia militer, Irina pernah mendapat penghargaan berupa medali George Cross atas pencapaiannya. Bersama militer Rusia, dia mengenakan nama panggilan “Gorynych”.
Lebih lanjut, Irina pernah menikah dengan seorang tentara Belarus bernama Aleksandr Ogrenich. Pada latar belakang kehidupannya, sebagian menunjukan Irina adalah mantan pemain bola tangan.
Sedangkan sebagian lainnya juga menyatakan dia pernah menyamar menjadi biarawati dalam profesinya sebagai pengedar narkoba.
Dikutip dari Ground Report, Irina menjadi salah satu sukarelawan paling terkenal di jajaran separatis pro-Rusia di Donbass.
Dia juga pernah muncul dalam wawancara propaganda di portal Rusia yang dikendalikan oligarki Yevgeny Prigogine.
Irina Starikova menghabiskan masa kecilnya di Gornji Milanovac. Pada tahun 2014, dia pergi ke Ukraina Timur sebagai bagian dari Resimen Hussar Serbia, unit paramiliter yang dipenuhi veteran perang Serbia tahun 1990-an.
Sayangnya, kiprah penembak jitu wanita Rusia ini harus terhenti setelah ditinggalkan pasukan Rusia dalam kondisi terluka dan berakhir ditangkap militer Ukraina.
Penangkapannya ini telah dikonfirmasi Giorgi Revishvili, peneliti di Department of War Studies di King’s College London melalui akun Twitternya.
Beberapa waktu yang lalu, salah seorang penembak jitunya tertangkap pasukan Ukraina. Dia bernama Irina Starikova. Berikut ulasan mengenai profilnya.
Irina Starikova merupakan seorang penembak jitu wanita Rusia. Dia dikenal dengan sebutan “Bagheera”.
Pada saat ditangkap oleh pasukan Ukraina, wanita berusia 41 tahun ini diketahui tengah terluka parah dan ditinggalkan oleh pasukan Rusia. Semenjak awal perang, Irina dilaporkan telah membunuh sekitar 40 orang.
Dikutip dari Irish Mirror, Irina Starikova berasal dari Serbia. Ibu dari dua anak ini telah bertugas di pasukan separatis Wilayah Donetsk, Ukraina Timur sejak tahun 2014.
Sebelum tertangkap, dia sudah menjadi buronan militer Ukraina selama bertahun-tahun.
Selama sepak terjangnya di dunia militer, Irina pernah mendapat penghargaan berupa medali George Cross atas pencapaiannya. Bersama militer Rusia, dia mengenakan nama panggilan “Gorynych”.
Lebih lanjut, Irina pernah menikah dengan seorang tentara Belarus bernama Aleksandr Ogrenich. Pada latar belakang kehidupannya, sebagian menunjukan Irina adalah mantan pemain bola tangan.
Sedangkan sebagian lainnya juga menyatakan dia pernah menyamar menjadi biarawati dalam profesinya sebagai pengedar narkoba.
Dikutip dari Ground Report, Irina menjadi salah satu sukarelawan paling terkenal di jajaran separatis pro-Rusia di Donbass.
Dia juga pernah muncul dalam wawancara propaganda di portal Rusia yang dikendalikan oligarki Yevgeny Prigogine.
Irina Starikova menghabiskan masa kecilnya di Gornji Milanovac. Pada tahun 2014, dia pergi ke Ukraina Timur sebagai bagian dari Resimen Hussar Serbia, unit paramiliter yang dipenuhi veteran perang Serbia tahun 1990-an.
Sayangnya, kiprah penembak jitu wanita Rusia ini harus terhenti setelah ditinggalkan pasukan Rusia dalam kondisi terluka dan berakhir ditangkap militer Ukraina.
Penangkapannya ini telah dikonfirmasi Giorgi Revishvili, peneliti di Department of War Studies di King’s College London melalui akun Twitternya.
(sya)