Jepang Keluarkan Peringatan Soal Kemungkinan Krisis Listrik

Minggu, 26 Juni 2022 - 19:00 WIB
loading...
Jepang Keluarkan Peringatan Soal Kemungkinan Krisis Listrik
Jepang Keluarkan Peringatan Soal Kemungkinan Krisis Listrik. FOTO/Reuters
A A A
YOKOHAMA - Pemerintah Jepang memperingatkan pada Minggu (26/6/2022), bahwa pasokan listrik akan terganggu di daerah Tokyo pada awal pekan depan. Tokyo menyerukan kepada orang-orang untuk menghemat energi karena panas terik musim panas tengah melanda ibu kota.

Di Tokyo dan delapan prefektur terdekat di Jepang timur, kelebihan kapasitas pembangkit akan turun hingga 3,7 persen selama setengah jam pada Senin sore hingga pukul 17:00 waktu Singapura, menurut perkiraan yang dirilis oleh Kementerian Ekonomi, Perdagangan dan Industri. (METI).



Buffer 3 persen dianggap sebagai kebutuhan minimum untuk catu daya yang stabil. Kementerian mendesak pengguna untuk membatasi konsumsi daya antara jam 3 sore dan 6 sore untuk mencegah kemungkinan pemadaman listrik.

“Tolong hemat daya sebanyak mungkin, seperti dengan mematikan lampu yang tidak digunakan,” kata kementerian itu dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip dari Reuters.

Kementerian juga mendesak perawatan untuk menghindari serangan panas dengan penggunaan AC yang tepat. Hingga sore hari Minggu, 46 orang di Tokyo telah dibawa ke rumah sakit dengan dugaan serangan panas, kata penyiar publik NHK.

Secara terpisah, seorang pria berusia 94 tahun di kota Kawagoe, 20 km barat laut Tokyo, meninggal karena diduga terkena serangan panas, setelah ia ditemukan tidak sadarkan diri di kamarnya yang tidak ber-AC pada hari Sabtu, sebut laporan NHK.



Kota Isezaki, 85 km barat laut Tokyo, mencatat suhu tertinggi di Jepang selama Juni pada Sabtu, menembus di atas 40 derajat Celcius, menurut Badan Meteorologi Jepang.

Pasokan listrik Jepang telah ketat dengan banyak pembangkit listrik tenaga nuklirnya masih ditutup setelah tsunami dan bencana nuklir Fukushima tahun 2011, sementara pembangkit listrik tenaga panas yang sudah tua ditutup sebagian untuk mencapai tujuannya mengurangi emisi karbon dioksida.

Negara ini juga menghadapi potensi kekurangan bahan bakar fosil, termasuk gas alam cair, karena konflik di Ukraina dan sanksi terhadap Rusia.
(esn)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2080 seconds (0.1#10.140)