NATO Prediksi Bagaimana Konflik Ukraina akan Berakhir

Minggu, 26 Juni 2022 - 05:01 WIB
loading...
A A A
Ketika ditanya apakah mempersenjatai Kiev oleh Barat memicu konflik dan meningkatkan korban jiwa di Ukraina, kepala NATO itu menjawab, “Kami membantu mereka karena mereka memintanya.”

“Sepanjang sejarah kita telah melihat negara-negara bersedia menerima pengorbanan besar untuk kebebasan,” ungkap dia.

Stolteneng juga mencatat meskipun persenjataan disediakan ke Ukraina oleh Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa (UE), “Tidak ada perang total antara NATO dan Rusia.”

Moskow telah berulang kali memperingatkan pengiriman senjata asing ke Kiev, dengan alasan senjata hanya akan memperpanjang pertempuran dan meningkatkan risiko konfrontasi langsung antara Rusia dan NATO.

Pada April, Menteri Luar Negeri (Menlu) Rusia Sergey Lavrov menggambarkan konflik di Ukraina sebagai perang proxy yang dilakukan aliansi militer pimpinan AS melawan Moskow.

Delegasi Rusia dan Ukraina dari berbagai tingkatan mengadakan beberapa putaran negosiasi damai tak lama setelah pecahnya pertempuran.

Tetapi tidak ada pertemuan tatap muka antara kedua pihak sejak akhir Maret, ketika mereka bertemu di Istanbul.

Moskow pada awalnya optimis tentang hasil pembicaraan di Turki, tetapi kemudian menuduh Kiev mundur dari kesepakatan yang telah dicapai di sana.

Rusia menyatakan telah kehilangan semua kepercayaan pada negosiator Ukraina.

Rusia menyerang Ukraina menyusul kegagalan Kiev menerapkan persyaratan perjanjian Minsk, yang pertama kali ditandatangani pada 2014, dan pengakuan Moskow atas kemerdekaan republik Donbass, Donetsk dan Luhansk.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1702 seconds (0.1#10.140)