Iran dan Rusia Bekerja Sama Lebih Erat Melawan Sanksi Barat

Sabtu, 25 Juni 2022 - 01:11 WIB
loading...
A A A
Organisasi Kerjasama Shanghai juga merupakan kelompok, yang rencananya akan diikuti Iran. Menurut Lavrov, proses ini "tidak boleh terlalu lama".

“Meskipun berada di bawah sanksi, Iran telah berhasil mengembangkan sejumlah industri, memastikan ketahanan pangannya, dan tidak menjauhkan diri dari prioritas politik luar dan dalam negerinya. Artinya, memiliki sumber daya yang lebih sederhana daripada Rusia, Teheran berhasil menahan sanksi serius," ungkap Direktur Program di Dewan Urusan Internasional Rusia Ivan Timofeev mengatakan kepada Kommersant.

"Tetapi pelajaran utama yang dapat dipetik dari pengalaman Iran adalah semua perjanjian untuk mencabut atau melonggarkan sanksi tidak dapat dipertahankan," ujar pakar itu.

Sementara itu, Menlu Rusia Sergey Lavrov menegaskan tindakan yang diambil Uni Eropa (UE) dan NATO pada dasarnya sama dengan pembentukan "koalisi baru" yang menargetkan Moskow.

Pernyataan Lavrov pada Jumat (24/6/2022) itu membandingkan langkah-langkah yang diambil Brussels dengan tindakan diktator Nazi Jerman Adolf Hilter sebelum menyerang Uni Soviet.

Menurut Lavrov, Moskow “tidak memiliki ilusi” tentang prospek “sentimen Russophobic” di UE menghilang dalam waktu dekat.

“Rusia akan dengan cermat mengikuti semua langkah nyata yang diambil blok itu dan negara-negara kandidatnya,” papar dia, menyebut kemungkinan referensi ke Ukraina, yang diberikan status pencalonan anggota Uni Eropa pada Kamis.

“Hitler mengumpulkan bagian penting, jika bukan sebagian besar, dari negara-negara Eropa di bawah panjinya untuk perang melawan Uni Soviet,” ujar menteri luar negeri Rusia.

Dia menambahkan, “Sekarang, UE bersama NATO membentuk koalisi lain, modern, untuk kebuntuan dan, pada akhirnya, perang dengan Federasi Rusia.”

Pernyataan Lavrov datang hanya satu hari setelah dia mencap proposal untuk membentuk koalisi angkatan laut internasional untuk mengawal kapal yang membawa gandum Ukraina melalui Laut Hitam sebagai upaya campur tangan di wilayah itu dalam naungan PBB.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0857 seconds (0.1#10.140)