PBB Kirim Bantuan Pangan untuk Wanita Hamil di Sri Lanka

Minggu, 19 Juni 2022 - 17:30 WIB
loading...
PBB Kirim Bantuan Pangan...
PBB Kirim Bantuan Pangan untuk Wanita Hamil di Sri Lanka. FOTO/MSF
A A A
KOLOMBO - Ribuan wanita miskin di Sri Lanka mulai menerima bantuan makanan sebagai bagian dari langkah tanggap darurat PBB terhadap krisis ekonomi yang belum pernah terjadi sebelumnya di negara pulau itu.

“Empat dari lima orang mulai melewatkan makan karena mereka tidak mampu membayar harga tinggi,” kata pernyataan PBB, seperti dikutip dari AFP, Jumat (17/6/2022). PBB juga memperingatkan "krisis kemanusiaan yang mengerikan" dengan jutaan orang membutuhkan bantuan.



Program Pangan Dunia (WFP) dari PBB menyatakan, pihaknya mulai mendistribusikan kupon makanan kepada sekitar 2.000 wanita hamil di daerah-daerah yang "kurang terlayani" di Kolombo sebagai bagian dari "bantuan untuk menyelamatkan jiwa".

Anthea Webb, Wakil Direktur Regional WFP untuk Asia dan Pasifik, mengatakan, orang-orang miskin di negara berpenduduk 22 juta itu merasa lebih sulit untuk membeli kebutuhan dasar seperti makanan. "Ketika mereka melewatkan makan, mereka membahayakan kesehatan mereka dan anak-anak mereka," katanya.

WFP mengatakan, pembagian voucher tunai senilai 15.000 rupee (USD40) adalah bagian dari upaya PBB untuk membantu tiga juta warga Sri Lanka yang terkena dampak melonjaknya harga. Badan dunia itu berusaha mengumpulkan USD60 juta untuk upaya bantuan pangan antara Juni dan Desember.

WFP juga ingin membantu satu juta anak memiliki akses ke setidaknya satu makanan di sekolah, dan menyediakan "makanan yang diperkaya nutrisi" untuk satu juta ibu dan anak-anak lainnya. “Selain itu, jatah makanan berupa makanan, uang tunai atau voucher akan diberikan kepada satu juta orang lainnya, sebut pernyataan WFP.



Negara kepulauan Asia Selatan telah mengalami kekurangan makanan, bahan bakar, obat-obatan dan barang-barang penting lainnya, dalam krisis yang dipicu oleh berkurangnya cadangan mata uang asing dan salah urus pemerintah.

Dengan kekurangan bahan bakar yang memburuk, pemerintah mengumumkan hari libur tambahan dan memerintahkan semua sekolah tutup pada hari Jumat untuk menghemat bensin dan solar.

Sri Lanka gagal membayar utang luar negerinya sebesar USD51 miliar pada bulan April, dan sedang dalam pembicaraan dengan Dana Moneter Internasional untuk dana talangan. Protes berbulan-bulan, yang berubah menjadi mematikan pada Mei dengan sedikitnya sembilan orang tewas, telah meminta Presiden Gotabaya Rajapaksa untuk mengundurkan diri.
(esn)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1463 seconds (0.1#10.140)