Demi Jet Tempur F-35, AS Bersaing dengan China Peroleh Logam Tanah Jarang

Minggu, 05 Juni 2022 - 01:02 WIB
loading...
A A A
Produksi dan penambangan bahan-bahan ini di AS sangat terbatas karena peraturan lingkungan yang ketat. Masalah rantai pasokan lainnya tidak membantu.

Mengingat meningkatnya ketegangan dengan China atas Taiwan dan Ukraina, monopoli Beijing atas logam tanah jarang merupakan masalah keamanan nasional yang mengkhawatirkan.

Drew Horn, mantan Baret Hijau Angkatan Darat AS melihat betapa pentingnya bahan-bahan ini bagi keamanan AS ketika dia berperang di luar negeri.

Horn memulai sebuah perusahaan bernama GreenMet dengan tujuan untuk mengamankan mineral ini dalam rantai pasokan.

Horn menjelaskan masalahnya, "Sangat sulit untuk menyinkronkan dan menyatukan semuanya dengan cara yang benar-benar menggerakkan jarum. Karena apa yang Anda bicarakan pada dasarnya adalah menciptakan rantai pasokan yang selaras secara vertikal yang sekarang hanya ada di China."

Horn percaya AS memiliki kemampuan untuk membangun teknologi untuk memproses mineral ini di AS dan bahkan bisa lebih unggul dari apa yang sedang dilakukan di China.

“Ini sebenarnya akan lebih unggul dari apa yang saat ini dilakukan di China karena akan memiliki pengawasan peraturan reguler dan teknologi yang lebih baik yang akan dipaksakan karena lingkungan di sini,” jelas Horn.

Ronald Reagan Institute menyoroti keprihatinannya dalam laporan gugus tugas yang dirilis November lalu tentang perlunya AS menjadi lebih mandiri.

“Dorongan China untuk kemandirian sangat kontras dengan ketergantungan Amerika yang meningkat pada impor, termasuk dalam rantai pasokan yang penting bagi keamanan nasional seperti logam tanah jarang dan semikonduktor,” tulis laporan itu.

Roger Zakheim, Direktur institut tersebut mengatakan, "Kami telah memberikannya ke China. Kami pada dasarnya telah menyerahkannya ke China dan itu memengaruhi segalanya, mulai dari pesawat tempur F-35 kami hingga telepon yang kami gunakan setiap hari dalam hidup kami."
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1552 seconds (0.1#10.140)