Putin Prediksi Kegagalan Negara-negara Barat, Sebut Alasan Paling Ironis

Sabtu, 28 Mei 2022 - 01:01 WIB
loading...
Putin Prediksi Kegagalan Negara-negara Barat, Sebut Alasan Paling Ironis
Presiden Rusia Vladimir Putin. Foto/sputnik
A A A
MOSKOW - Negara-negara Barat yang mencoba menghukum pihak lain dengan sanksi ekonomi telah melebih-lebihkan kekuatan mereka.

Presiden Rusia Vladimir Putin menegaskan hal itu selama Forum Ekonomi Eurasia pada Kamis (26/5/2022).

“Semakin banyak negara di dunia yang menginginkan dan akan mengejar kebijakan independen,” tegas dia di acara internasional tersebut.



Dia menjelaskan, “Tidak ada ‘polisi dunia’ yang dapat menghentikan proses global alami ini. Tidak ada yang sekuat itu.”



“Mereka menghadapi tantangan di dalam negara mereka, dan saya harap mereka menyadari bahwa kebijakan ini sama sekali tidak memiliki prospek,” ujar pemimpin Rusia itu, merujuk pada Amerika Serikat (AS) dan sekutu Baratnya.

Rusia menjadi negara yang paling banyak terkena sanksi di dunia setelah Barat membalas karena Moskow menyerang Ukraina pada Februari.

Pembatasan itu disebut-sebut oleh para pejabat sebagai cara menimbulkan kerugian bagi Rusia dan mengacaukan ekonominya untuk memaksa Moskow mundur.

Namun, banyak negara menolak bergabung dalam upaya sanksi, termasuk anggota NATO Turki.

Pasar global, yang sudah berada di bawah tekanan akibat pandemi Covid-19 dan gangguan rantai pasokan, semakin tidak stabil oleh kebuntuan tersebut.

Banyak negara Barat telah mengalami tingkat inflasi yang tidak terlihat dalam beberapa dekade karena harga energi dan pangan melonjak karena ketidakpastian.

Acara di mana Putin membuat pernyataan itu diselenggarakan Uni Ekonomi Eurasia, organisasi integrasi ekonomi regional yang terdiri dari Armenia, Belarusia, Kazakhstan, Kirgistan, dan Rusia sebagai anggota.

Dalam pidato pembukaannya, pemimpin Rusia itu menjelaskan bagaimana negaranya tidak berniat menutup ekonominya ke seluruh dunia.

Dia juga melaporkan bagaimana Rusia menghadapi sanksi, termasuk dengan mengganti produk impor penting dengan pengganti yang diproduksi di dalam negeri.

(sya)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1158 seconds (0.1#10.140)