Heboh! Restoran di Arab Saudi Tolak Masuk Semua Wanita Berjilbab, Publik Marah
loading...
A
A
A
JEDDAH - Sebuah restoran Prancis di Jeddah, Arab Saudi , telah memicu kemarahan publik setelah menolak masuk semua wanita berjiljab . Pengunjung pria yang mengenakan pakaian khas Saudi juga ditolak masuk.
Ini diyakini sebagai insiden pertama yang dilaporkan di negara itu, yang merupakan rumah bagi dua situs paling suci Islam.
Menurut laporan Albawaba, restoran Prancis yang memicu kemarahan publik itu bernama Bagatelle Jeddah.
Banyak pengunjung restoran mengungkapkan kemarahan mereka atas keputusan mengejutkan tersebut.
Melalui media sosial, publik setempat ramai-ramai menandai pihak berwenang di Arab Saudi, mendesak mereka untuk mengambil tindakan terhadap restoran tersebut.
Mengutip laporan GulfNews, Selasa (24/5/2022), restoran itu juga dituduh tidak menghormati Islam di rumah Islam.
Mengomentari halaman Facebook restoran Prancis tersebut, seorang pengguna media sosial bernama Ameera Al Qahtani mengatakan: “Restoran ini tidak pantas mendapatkan bintang apa pun. Karena menolak untuk mengizinkan wanita [mengenakan] jilbab, dan menolak pakaian Saudi untuk pria. Mereka harus diusir dari Jeddah. Mereka tidak menghormati agama kami, dan ini membuat saya sangat marah.”
Pengguna Facebook lainnya, Tariq El Eblesch, mengatakan: “Mereka (restoran) harus diusir dari Jeddah. Mereka tidak menghormati agama dan tradisi kami.”
Tidak ada tanggapan atau komentar langsung dari pihak restoran atau pun dari otoritas Arab Saudi.
Ini bukan pertama kalinya sebuah restoran menolak masuknya wanita berjilbab di kawasan Teluk. Dua bulan lalu, sebuah restoran India terkenal di Bahrain ditutup setelah seorang wanita berjilbab diduga dilarang memasuki fasilitas tersebut.
Otoritas Pariwisata dan Pameran Bahrain (BTEA) mengatakan telah meluncurkan penyelidikan atas insiden tersebut, yang terungkap setelah sebuah video yang menunjukkan salah satu staf menghalangi seorang wanita bercadar memasuki fasilitas itu menjadi viral di platform media sosial, di mana para pengguna media sosial mengekspresikan kemarahan mereka atas perilaku tersebut.
Dalam video tersebut, seorang perempuan terdengar mengatakan dia pergi dengan temannya ke restoran tetapi terkejut bahwa temannya tidak diizinkan masuk karena dia mengenakan jilbab.
Otoritas tersebut telah meminta semua outlet pariwisata untuk mematuhi peraturan dan menghindari penegakan kebijakan yang melanggar hukum Kerajaan Bahrain.
“Kami menolak semua tindakan yang mendiskriminasi orang, terutama mengenai identitas nasional mereka,” kata BTEA.
Ini diyakini sebagai insiden pertama yang dilaporkan di negara itu, yang merupakan rumah bagi dua situs paling suci Islam.
Menurut laporan Albawaba, restoran Prancis yang memicu kemarahan publik itu bernama Bagatelle Jeddah.
Banyak pengunjung restoran mengungkapkan kemarahan mereka atas keputusan mengejutkan tersebut.
Melalui media sosial, publik setempat ramai-ramai menandai pihak berwenang di Arab Saudi, mendesak mereka untuk mengambil tindakan terhadap restoran tersebut.
Mengutip laporan GulfNews, Selasa (24/5/2022), restoran itu juga dituduh tidak menghormati Islam di rumah Islam.
Mengomentari halaman Facebook restoran Prancis tersebut, seorang pengguna media sosial bernama Ameera Al Qahtani mengatakan: “Restoran ini tidak pantas mendapatkan bintang apa pun. Karena menolak untuk mengizinkan wanita [mengenakan] jilbab, dan menolak pakaian Saudi untuk pria. Mereka harus diusir dari Jeddah. Mereka tidak menghormati agama kami, dan ini membuat saya sangat marah.”
Pengguna Facebook lainnya, Tariq El Eblesch, mengatakan: “Mereka (restoran) harus diusir dari Jeddah. Mereka tidak menghormati agama dan tradisi kami.”
Tidak ada tanggapan atau komentar langsung dari pihak restoran atau pun dari otoritas Arab Saudi.
Ini bukan pertama kalinya sebuah restoran menolak masuknya wanita berjilbab di kawasan Teluk. Dua bulan lalu, sebuah restoran India terkenal di Bahrain ditutup setelah seorang wanita berjilbab diduga dilarang memasuki fasilitas tersebut.
Otoritas Pariwisata dan Pameran Bahrain (BTEA) mengatakan telah meluncurkan penyelidikan atas insiden tersebut, yang terungkap setelah sebuah video yang menunjukkan salah satu staf menghalangi seorang wanita bercadar memasuki fasilitas itu menjadi viral di platform media sosial, di mana para pengguna media sosial mengekspresikan kemarahan mereka atas perilaku tersebut.
Dalam video tersebut, seorang perempuan terdengar mengatakan dia pergi dengan temannya ke restoran tetapi terkejut bahwa temannya tidak diizinkan masuk karena dia mengenakan jilbab.
Otoritas tersebut telah meminta semua outlet pariwisata untuk mematuhi peraturan dan menghindari penegakan kebijakan yang melanggar hukum Kerajaan Bahrain.
“Kami menolak semua tindakan yang mendiskriminasi orang, terutama mengenai identitas nasional mereka,” kata BTEA.
(min)