Anggota NATO akan Kirim Rudal Anti-Kapal Harpoon ke Ukraina, Ini Kehebatannya

Selasa, 24 Mei 2022 - 07:30 WIB
loading...
Anggota NATO akan Kirim...
Rudal Harpoon diluncurkan dari truk. Foto/Taiwan MoD
A A A
COPENHAGEN - Denmark akan memberikan sejumlah rudal dan peluncur anti-kapal Harpoon ke Ukraina. Pernyataan itu diumumkan Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS) Lloyd Austin pada Senin (23/5/2022).

Desas-desus pekan lalu tentang transaksi itu mendorong Kiev menyatakan AS akan membantu Ukraina “menghancurkan” armada Rusia, yang dibantah juru bicara Pentagon yang akan lengser.

Secara resmi, rudal dimaksudkan untuk membantu "mempertahankan garis pantai Ukraina," menurut Austin dan Ketua Kepala Staf Gabungan Jenderal Mark Milley, yang berbicara dengan wartawan setelah pertemuan virtual Grup Kontak Pertahanan Ukraina pada Senin.



“Panel yang terdiri dari 47 negara yang bersedia memasok senjata ke Kiev mengadakan pertemuan sangat konstruktif dan mendapatkan pengertian yang lebih tajam tentang kebutuhan Ukraina dari Menteri Pertahanan Alexey Reznikov dan pejabat Kiev lainnya,” papar Austin.



Selain rudal Denmark, Czechia menjanjikan helikopter serang, tank, dan beberapa sistem peluncur roket (MLRS).



Kiev telah meminta artileri jarak jauh, tank dan kendaraan lapis baja, serta drone, menurut Austin.

Boeing A/U/RGM-84 Harpoon adalah rudal anti-kapal standar Angkatan Laut AS, dengan perkiraan jangkauan sekitar 300 kilometer.

Rudal itu memiliki panduan radar aktif dan meluncur ke permukaan hingga mencapai target, di mana ia dapat melakukan manuver "pop-up" dan menyerang dari atas.

Harpoon biasanya diluncurkan dari kapal permukaan atau pesawat tempur, tetapi peluncur dapat dilepas dari kapal untuk digunakan di darat, yang tampaknya menjadi tujuan Denmark.

Pekan lalu, Reuters melaporkan Pentagon sedang mempertimbangkan untuk mengirim Ukraina Harpoon atau Naval Strike Missiles (NSM), secara langsung atau melalui "sekutu Eropa."

Reuters mengutip "tiga pejabat AS dan dua sumber kongres," semuanya anonim. Mereka menyatakan harapan begitu negara pertama berkomitmen mengirim Harpoon, negara lain akan mengikuti.

Menurut Reuters, NSM dianggap "tidak terlalu sulit secara logistik" karena negara-negara NATO dapat mengirim peluncur ke Ukraina dan hanya butuh 14 hari untuk melatih operator cara menggunakannya.

Meski demikian, NSM jaraknya agak lebih pendek yakni 250 kilometer.

Kabar tersebut menimbulkan beberapa kontroversi, bagaimanapun, ketika penasihat Kementerian Dalam Negeri Ukraina Anton Gerashchenko mengunggah tweet bahwa AS sedang "mempersiapkan rencana untuk menghancurkan Armada Laut Hitam," mengacu pada angkatan laut Rusia saat ini di lepas pantai Ukraina.

Ditanya tentang hal ini, Juru Bicara Pentagon John Kirby mengatakan kepada wartawan bahwa dia dapat “memberi tahu Anda secara pasti bahwa itu tidak benar.”

Namun, dia tidak menyangkal AS sedang mempertimbangkan untuk mengirim Harpoon ke Ukraina.

Pada Senin, Austin mengkonfirmasi Kirby meninggalkan Pentagon dan pindah untuk bekerja di Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih. Sementara itu, tweet Gerashchenko telah dihapus.

AS baru saja memberikan tambahan bantuan militer senilai USD40 miliar ke Ukraina, termasuk pengiriman senjata, meskipun ada kekhawatiran oleh beberapa sekutu Eropa bahwa ini dapat menarik NATO ke dalam konfrontasi langsung dengan Rusia.

Moskow telah berulang kali memperingatkan NATO bahwa setiap pengiriman senjata dan pasokan ke Ukraina akan dianggap sebagai target militer yang sah.

Rusia telah melakukan serangan udara dan rudal jelajah terhadap fasilitas pasokan Ukraina.

Bulan lalu, Pentagon mengklaim memberikan informasi intelijen yang membantu Ukraina meluncurkan serangan rudal terhadap kapal penjelajah Rusia Moskva, kapal utama Armada Laut Hitam.

Menurut Kiev dan Washington, Ukraina menembakkan dua rudal Neptunus yang menghantam kapal, yang akhirnya tenggelam itu.

Angkatan Laut Rusia mengatakan bahwa Moskva hilang saat ditarik ke pelabuhan di saat badai, setelah ledakan amunisi di kapal menyebabkan kebakaran.

(sya)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1890 seconds (0.1#10.140)