Wanita AS Shock Dikenakan Biaya Rp500 Ribu Oleh Dokter karena Menangis
loading...
A
A
A
Dokter telah menguji dan meminta biaya untuk tes di AS sejak 2015 setelah diwajibkan sebagai bagian dari Undang-Undang Perawatan Terjangkau untuk memasukkan layanan kesehatan mental sebagai bagian dari manfaat penting yang harus disertakan dalam semua rencana asuransi yang ditawarkan dalam individu dan kelompok kecil.
Namun, Johnson mengatakan kepada The Independent bahwa saudara perempuannya tidak pernah dievaluasi. Dia mengklaim bahwa dokter di fasilitas medis yang tidak disebutkan namanya memperhatikan air mata saudara perempuannya tetapi tidak mengatakan apa-apa.
"Mereka tidak mengevaluasi dia untuk depresi atau penyakit mental lainnya, mereka juga tidak mendiskusikan kesehatan mentalnya dengan dia," ujar Johnson.
"Dia tidak pernah berbicara dengan spesialis, tidak dirujuk ke siapa pun, tidak diberi resep apa pun, dan mereka tidak melakukan apa pun untuk membantu kesehatan mentalnya," imbuhnya.
Dan sementara saudara perempuan Johnson dilaporkan dilindungi oleh asuransi kesehatan ayah mereka, keluarga itu masih shock.
“Kita membutuhkan perubahan drastis dalam industri perawatan kesehatan, dan saya pikir berbagi kisah nyata secara online akan menjadi cara yang baik untuk membuka percakapan dan membantu mengadvokasi perubahan,” serunya.
“Saya sangat berharap tweet ini dapat mendorong perbaikan dalam sistem perawatan kesehatan kita serta menjadi peringatan untuk masa depan,” imbaunya.
Postingan viral tersebut kemudian memicu perbincangan tentang mahalnya harga perawatan medis di Amerika Serikat.
Pengguna Twitter Lauren Cugliotta membalas postingan Johnson dengan foto tagihan medisnya sendiri yang menunjukkan ketika dia ditagih hampir USD2.000 (Rp29 juta) untuk "Layanan wanita" - yang katanya dokter jelaskan adalah biaya tes kehamilan.
Namun, Johnson mengatakan kepada The Independent bahwa saudara perempuannya tidak pernah dievaluasi. Dia mengklaim bahwa dokter di fasilitas medis yang tidak disebutkan namanya memperhatikan air mata saudara perempuannya tetapi tidak mengatakan apa-apa.
"Mereka tidak mengevaluasi dia untuk depresi atau penyakit mental lainnya, mereka juga tidak mendiskusikan kesehatan mentalnya dengan dia," ujar Johnson.
"Dia tidak pernah berbicara dengan spesialis, tidak dirujuk ke siapa pun, tidak diberi resep apa pun, dan mereka tidak melakukan apa pun untuk membantu kesehatan mentalnya," imbuhnya.
Dan sementara saudara perempuan Johnson dilaporkan dilindungi oleh asuransi kesehatan ayah mereka, keluarga itu masih shock.
“Kita membutuhkan perubahan drastis dalam industri perawatan kesehatan, dan saya pikir berbagi kisah nyata secara online akan menjadi cara yang baik untuk membuka percakapan dan membantu mengadvokasi perubahan,” serunya.
“Saya sangat berharap tweet ini dapat mendorong perbaikan dalam sistem perawatan kesehatan kita serta menjadi peringatan untuk masa depan,” imbaunya.
Postingan viral tersebut kemudian memicu perbincangan tentang mahalnya harga perawatan medis di Amerika Serikat.
Pengguna Twitter Lauren Cugliotta membalas postingan Johnson dengan foto tagihan medisnya sendiri yang menunjukkan ketika dia ditagih hampir USD2.000 (Rp29 juta) untuk "Layanan wanita" - yang katanya dokter jelaskan adalah biaya tes kehamilan.