Diadili Atas Kejahatan Perang, Tentara Rusia Minta Maaf kepada Janda Korban
loading...
A
A
A
Persidangan berlangsung karena sebagian besar Ukraina dicengkeram oleh nasib tentaranya yang diharapkan akan diserahkan Rusia sebagai bagian dari pertukaran. Beberapa suara di Rusia menyerukan agar mereka diadili atas kejahatan.
Shelipova mengatakan suaminya tidak bersenjata dan mengenakan pakaian sipil. Mereka memiliki seorang putra berusia 27 tahun dan dua cucu.
Ukraina menuduh Rusia melakukan kekejaman dan kebrutalan terhadap warga sipil selama invasi dan mengatakan telah mengidentifikasi lebih dari 10.000 kemungkinan kejahatan perang. Rusia sendiri membantah menargetkan warga sipil atau terlibat dalam kejahatan perang.
Shishimarin dituduh menembakkan beberapa tembakan dengan senapan serbu ke kepala seorang warga sipil dari sebuah mobil setelah diperintahkan untuk melakukannya.
Ditanya apakah dia diwajibkan untuk mengikuti perintah yang merupakan kejahatan perang, Shishimarin menjawab "tidak".
"Saya melepaskan tembakan pendek, tiga atau empat peluru," katanya kepada pengadilan.
"Saya dari Irkutsk Oblast (sebuah wilayah di Siberia), saya memiliki dua saudara laki-laki dan dua saudara perempuan ... saya yang tertua," katanya.
Shishimarin bisa menghadapi hukuman penjara seumur hidup jika terbukti bersalah.
Shelipova mengatakan suaminya tidak bersenjata dan mengenakan pakaian sipil. Mereka memiliki seorang putra berusia 27 tahun dan dua cucu.
Baca Juga
Ukraina menuduh Rusia melakukan kekejaman dan kebrutalan terhadap warga sipil selama invasi dan mengatakan telah mengidentifikasi lebih dari 10.000 kemungkinan kejahatan perang. Rusia sendiri membantah menargetkan warga sipil atau terlibat dalam kejahatan perang.
Shishimarin dituduh menembakkan beberapa tembakan dengan senapan serbu ke kepala seorang warga sipil dari sebuah mobil setelah diperintahkan untuk melakukannya.
Ditanya apakah dia diwajibkan untuk mengikuti perintah yang merupakan kejahatan perang, Shishimarin menjawab "tidak".
"Saya melepaskan tembakan pendek, tiga atau empat peluru," katanya kepada pengadilan.
"Saya dari Irkutsk Oblast (sebuah wilayah di Siberia), saya memiliki dua saudara laki-laki dan dua saudara perempuan ... saya yang tertua," katanya.
Shishimarin bisa menghadapi hukuman penjara seumur hidup jika terbukti bersalah.