Data Penerbangan Ungkap Pesawat China Eastern Sengaja Jatuh
loading...
A
A
A
BEIJING - Penyelidik Amerika Serikat (AS) yakin seseorang di dalam pesawat dengan sengaja mengakibatkan jatuhnya China Eastern pada Maret.
Wall Street Journal melaporkan dugaan itu pada Selasa (17/5/2022). Musibah itu menjadi bencana udara paling mematikan di China dalam beberapa dekade.
Penerbangan China Eastern MU5375 sedang melakukan perjalanan dari Kunming ke Guangzhou pada 21 Maret ketika secara misterius jatuh dari ketinggian 29.000 kaki ke lereng gunung, menewaskan semua 132 orang di dalamnya.
Apa yang disebut kotak hitam perekam data penerbangan yang ditemukan dari situs itu dikirim ke Amerika Serikat untuk dianalisis.
“Data itu menunjukkan seseorang, mungkin seorang pilot atau seseorang yang memaksa masuk ke kokpit, memberi perintah untuk mengirim Boeing 737-800 agar menukik,” papar Wall Street Journal (WSJ), mengutip orang-orang yang mengetahui penyelidikan tersebut.
"Pesawat itu melakukan apa yang diperintahkan oleh seseorang di kokpit," ungkap WSJ mengutip "seseorang yang akrab dengan penilaian awal pejabat Amerika."
“Para pejabat AS yakin kesimpulan mereka didukung fakta bahwa penyelidik China sejauh ini tidak mengindikasikan adanya masalah dengan pesawat atau kontrol penerbangan yang dapat menyebabkan kecelakaan itu dan perlu ditangani dalam penerbangan mendatang,” ungkap surat kabar itu.
Dewan Keselamatan Transportasi Nasional AS dan Boeing menolak mengomentari penyelidikan tersebut kepada kantor berita AFP, Selasa.
“Menurut laporan dari Boeing, penyelidik tidak menemukan bukti sesuatu yang abnormal," ungkap Administrasi Penerbangan Sipil China (CAAC) pada April.
Dalam pernyataan, CAAC mengatakan staf telah memenuhi persyaratan keselamatan sebelum lepas landas.
Pesawat itu tidak membawa barang-barang berbahaya dan tampaknya tidak mengalami cuaca buruk, meskipun badan itu mengatakan penyelidikan penuh bisa memakan waktu bertahun-tahun.
Segera setelah kecelakaan itu, Partai Komunis China yang berkuasa bergerak cepat untuk mengendalikan informasi, menghidupkan mesin sensornya ketika outlet media dan penduduk setempat berlomba ke lokasi kecelakaan.
Tindakan ini mempertahankan cengkeramannya yang kuat atas narasi, dengan penyelidikan awal meninggalkan pertanyaan-pertanyaan kunci yang belum terjawab.
Setelah kejadian fatal di dekat kota selatan Wuzhou, pihak berwenang dengan cepat menutup area yang luas dan regulator internet China mengumumkan telah menghapus sejumlah besar "informasi ilegal" tentang kecelakaan itu dari web yang dikontrol ketat China.
Tagar media sosial yang memuat nomor penerbangan pesawat tampaknya disensor.
Kecelakaan itu adalah yang paling mematikan di China dalam sekitar 30 tahun dan merusak catatan keselamatan penerbangan negara tersebut.
Wall Street Journal melaporkan dugaan itu pada Selasa (17/5/2022). Musibah itu menjadi bencana udara paling mematikan di China dalam beberapa dekade.
Penerbangan China Eastern MU5375 sedang melakukan perjalanan dari Kunming ke Guangzhou pada 21 Maret ketika secara misterius jatuh dari ketinggian 29.000 kaki ke lereng gunung, menewaskan semua 132 orang di dalamnya.
Apa yang disebut kotak hitam perekam data penerbangan yang ditemukan dari situs itu dikirim ke Amerika Serikat untuk dianalisis.
“Data itu menunjukkan seseorang, mungkin seorang pilot atau seseorang yang memaksa masuk ke kokpit, memberi perintah untuk mengirim Boeing 737-800 agar menukik,” papar Wall Street Journal (WSJ), mengutip orang-orang yang mengetahui penyelidikan tersebut.
"Pesawat itu melakukan apa yang diperintahkan oleh seseorang di kokpit," ungkap WSJ mengutip "seseorang yang akrab dengan penilaian awal pejabat Amerika."
“Para pejabat AS yakin kesimpulan mereka didukung fakta bahwa penyelidik China sejauh ini tidak mengindikasikan adanya masalah dengan pesawat atau kontrol penerbangan yang dapat menyebabkan kecelakaan itu dan perlu ditangani dalam penerbangan mendatang,” ungkap surat kabar itu.
Dewan Keselamatan Transportasi Nasional AS dan Boeing menolak mengomentari penyelidikan tersebut kepada kantor berita AFP, Selasa.
“Menurut laporan dari Boeing, penyelidik tidak menemukan bukti sesuatu yang abnormal," ungkap Administrasi Penerbangan Sipil China (CAAC) pada April.
Dalam pernyataan, CAAC mengatakan staf telah memenuhi persyaratan keselamatan sebelum lepas landas.
Pesawat itu tidak membawa barang-barang berbahaya dan tampaknya tidak mengalami cuaca buruk, meskipun badan itu mengatakan penyelidikan penuh bisa memakan waktu bertahun-tahun.
Segera setelah kecelakaan itu, Partai Komunis China yang berkuasa bergerak cepat untuk mengendalikan informasi, menghidupkan mesin sensornya ketika outlet media dan penduduk setempat berlomba ke lokasi kecelakaan.
Tindakan ini mempertahankan cengkeramannya yang kuat atas narasi, dengan penyelidikan awal meninggalkan pertanyaan-pertanyaan kunci yang belum terjawab.
Setelah kejadian fatal di dekat kota selatan Wuzhou, pihak berwenang dengan cepat menutup area yang luas dan regulator internet China mengumumkan telah menghapus sejumlah besar "informasi ilegal" tentang kecelakaan itu dari web yang dikontrol ketat China.
Tagar media sosial yang memuat nomor penerbangan pesawat tampaknya disensor.
Kecelakaan itu adalah yang paling mematikan di China dalam sekitar 30 tahun dan merusak catatan keselamatan penerbangan negara tersebut.
(sya)