Bos Pentagon: Putin Tahu Perang dengan NATO Akan Kalah
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Kepala Pentagon atau Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS) Lloyd Austin yakin Presiden Rusia Vladimir Putin sudah tahu bahwa perang dengan NATO akan kalah. Menurutnya, pemimimpin Kremlin itu tidak menginginkan konflik langsung dengan NATO mengingat kekuatan militer dari aliansi internasional.
Austin muncul bersama Ketua Kepala Staf Gabungan Jenderal Mark Milley dalam sidang Subkomite Alokasi Parlemen untuk Pertahanan. Mereka datang bersaksi tentang permintaan anggaran pertahanan 2023 Presiden Joe Biden.
Selama sesi hari Rabu tersebut, Austin ditanya oleh Anggota Parlemen dari Partai Republik Harold Rogers tentang skenario hipotetis Putin meluncurkan serangan ke Polandia, anggota NATO, atau negara lain di kawasan tersebut.
"Jika Rusia memutuskan untuk menyerang negara mana pun yang merupakan anggota NATO, maka itu adalah pengubah permainan," jawab Austin.
“Tetapi jika Anda melihat kalkulus Putin, pandangan saya—dan saya yakin ketua [Jenderal Milley] memiliki pandangannya sendiri—tetapi pandangan saya adalah bahwa Rusia tidak ingin mengambil aliansi NATO," paparnya.
"Ada 1,9 juta pasukan di NATO. NATO memiliki kemampuan paling canggih dari aliansi mana pun di dunia dalam hal pesawat, kapal, jenis persenjataan yang digunakan pasukan darat. Jadi, ini adalah pertarungan yang dia [Putin] ] benar-benar tidak ingin memiliki dan itu akan dengan cepat meningkat menjadi jenis kompetisi lain yang tidak ingin dilihat siapa pun," paparnya, seperti dikutip Newsweek, Kamis (12/5/2022).
Komentar bos Pentagon muncul setelah pernyataan yang dibuat oleh Putin dan pejabat Kremlin di mana mereka mengancam NATO dan AS Pada akhir April. Putin mengatakan dalam pidatonya kepada Anggota Parlemen Rusia bahwa setiap negara yang menciptakan ancaman strategis bagi Rusia di Ukraina dapat mengharapkan pembalasan secepat kilat.
Bahkan sebelum Rusia memulai serangannya ke Ukraina pada 24 Februari, Putin membuat peringatan publik serupa. November lalu, dia mengatakan negaranya akan merespons jika NATO melewati "garis merah" dengan memberikan Ukraina sistem serangan rudal tertentu.
Sementara itu, Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Ryabkov mengatakan kepada kantor berita pemerintah, TASS, pada 13 April bahwa Rusia akan mempertimbangkan kendaraan AS dan NATO yang mengangkut senjata di wilayah Ukraina sebagai target militer yang sah.
Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov juga menyinggung NATO selama wawancara 25 April, dengan mengatakan, "NATO pada dasarnya akan berperang dengan Rusia melalui proksi dan mempersenjatai proksi itu. Perang berarti perang."
Austin muncul bersama Ketua Kepala Staf Gabungan Jenderal Mark Milley dalam sidang Subkomite Alokasi Parlemen untuk Pertahanan. Mereka datang bersaksi tentang permintaan anggaran pertahanan 2023 Presiden Joe Biden.
Selama sesi hari Rabu tersebut, Austin ditanya oleh Anggota Parlemen dari Partai Republik Harold Rogers tentang skenario hipotetis Putin meluncurkan serangan ke Polandia, anggota NATO, atau negara lain di kawasan tersebut.
"Jika Rusia memutuskan untuk menyerang negara mana pun yang merupakan anggota NATO, maka itu adalah pengubah permainan," jawab Austin.
“Tetapi jika Anda melihat kalkulus Putin, pandangan saya—dan saya yakin ketua [Jenderal Milley] memiliki pandangannya sendiri—tetapi pandangan saya adalah bahwa Rusia tidak ingin mengambil aliansi NATO," paparnya.
"Ada 1,9 juta pasukan di NATO. NATO memiliki kemampuan paling canggih dari aliansi mana pun di dunia dalam hal pesawat, kapal, jenis persenjataan yang digunakan pasukan darat. Jadi, ini adalah pertarungan yang dia [Putin] ] benar-benar tidak ingin memiliki dan itu akan dengan cepat meningkat menjadi jenis kompetisi lain yang tidak ingin dilihat siapa pun," paparnya, seperti dikutip Newsweek, Kamis (12/5/2022).
Komentar bos Pentagon muncul setelah pernyataan yang dibuat oleh Putin dan pejabat Kremlin di mana mereka mengancam NATO dan AS Pada akhir April. Putin mengatakan dalam pidatonya kepada Anggota Parlemen Rusia bahwa setiap negara yang menciptakan ancaman strategis bagi Rusia di Ukraina dapat mengharapkan pembalasan secepat kilat.
Bahkan sebelum Rusia memulai serangannya ke Ukraina pada 24 Februari, Putin membuat peringatan publik serupa. November lalu, dia mengatakan negaranya akan merespons jika NATO melewati "garis merah" dengan memberikan Ukraina sistem serangan rudal tertentu.
Sementara itu, Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Ryabkov mengatakan kepada kantor berita pemerintah, TASS, pada 13 April bahwa Rusia akan mempertimbangkan kendaraan AS dan NATO yang mengangkut senjata di wilayah Ukraina sebagai target militer yang sah.
Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov juga menyinggung NATO selama wawancara 25 April, dengan mengatakan, "NATO pada dasarnya akan berperang dengan Rusia melalui proksi dan mempersenjatai proksi itu. Perang berarti perang."