Rusia: Aksi Ceroboh Ukraina di Pulau Ular Sebabkan Kerugian Besar

Rabu, 11 Mei 2022 - 17:15 WIB
loading...
Rusia: Aksi Ceroboh Ukraina di Pulau Ular Sebabkan Kerugian Besar
Pulau Ular kini dikuasai oleh Rusia sejak operasi militer di Ukraina. Foto/REUTERS
A A A
MOSKOW - Kiev sejauh ini kehilangan 30 drone, 10 helikopter, empat jet tempur, tiga kapal perang, dan lebih dari 50 tentara dalam upaya yang gagal untuk merebut Pulau Ular.

Kementerian Pertahanan (Kemhan) Rusia mengungkapkan hal itu seiring perang antara kedua negara yang masih berlangsung sengit.

“Didorong oleh saran penasihat Inggris, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky secara pribadi memerintahkan serangan itu dan ingin melihat kemenangan pada 9 Mei,” ungkap sumber keamanan, dikutip media lokal.



“Drone serang Bayraktar TB-2 yang diimpor dari Turki, ditembak jatuh di atas pulau itu pada Selasa (10/5/2022),” papar juru bicara militer Rusia Mayor Jenderal Igor Konashenkov.



“Itu membuat sembilan Bayraktar hancur di Pulau Ular sejak Sabtu,” ungkap dia.



“Pasukan Rusia melihat pada Selasa (10/5/2022), tiga mayat lagi penyerang Ukraina yang terdampar di pantai,” ujar Konashenkov.

Dia menambahkan, total 27 pasukan khusus dan personel batalyon nasionalis Ukraina yang tewas di pulau itu.

Selama pengarahan Senin tentang pertempuran di pulau itu, Konashenkov mengatakan pasukan Ukraina telah kehilangan tiga pembom Su-24, satu pesawat tempur Su-27, empat helikopter dan tiga kapal serbu kelas Centaur.

Pada Selasa, dia mengklarifikasi bahwa tiga pengangkut pasukan Mi-8 dan satu helikopter serang Mi-24 ditembak jatuh pada Sabtu, sementara enam pesawat lainnya kemudian dihancurkan di dekat Odessa, dengan total sepuluh pesawat.

“Petualangan ini ternyata menjadi bencana bagi Ukraina,” ujar Konashenkov.

Dia menambahkan, “Tindakan Public Relations rezim Kiev yang ceroboh untuk merebut Pulau Ular pada Hari Kemenangan mengakibatkan kematian yang tidak berarti pada lebih dari 50 tentara elit Ukraina, serta pilot dan awak pesawat dan kapal yang hancur.”

Konashenkov menyebut upaya untuk mengambil pulau itu sebagai aksi hubungan masyarakat yang "tidak masuk akal dari sudut pandang militer."

“Zelensky secara pribadi memerintahkan serangan itu, menolak saran Staf Umum Ukraina,” papar sumber militer Rusia kepada Sputnik.

Sumber lain mengatakan kepada TASS bahwa perintah Zelensky datang atas desakan para penasihat Inggris di Kiev.

Tujuan dari aksi tersebut adalah mengklaim kemenangan pada tanggal 9 Mei, dan secara simbolis menghina parade Moskow yang merayakan kekalahan Nazi Jerman dalam Perang Dunia II oleh Uni Soviet.

Pulau yang letaknya strategis itu direbut Angkatan Laut Rusia pada pekan pertama operasi militer.

Pemerintah Ukraina dan media awalnya mengklaim 13 pejuang pemberani tewas setelah perlawanan heroik.

Padahal faktanya 82 penjaga perbatasan Ukraina menyerah tanpa perlawanan dan muncul hidup-hidup dalam beberapa hari kemudian.

Rusia menyerang negara tetangga pada akhir Februari, menyusul kegagalan Ukraina mengimplementasikan ketentuan perjanjian Minsk, yang pertama kali ditandatangani pada 2014, dan pengakuan akhirnya Moskow atas republik Donbass di Donetsk dan Lugansk.

Protokol yang diperantarai Jerman dan Prancis dirancang memberikan status khusus kepada daerah-daerah yang memisahkan diri di dalam negara Ukraina.

Kremlin sejak itu menuntut agar Ukraina secara resmi menyatakan dirinya sebagai negara netral yang tidak akan pernah bergabung dengan blok militer NATO yang dipimpin AS.

Kiev menegaskan serangan Rusia benar-benar tidak beralasan dan membantah klaim pihaknya berencana merebut kembali kedua republik dengan paksa.

(sya)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2163 seconds (0.1#10.140)